Ilham Habibie. ©2015 merdeka.com/muhammad luthfi rahman
Proyek pesawat terbang merupakan proyek strategis bagi satu negara,
meski padat modal. Karena itu, proyek pesawat terbang membutuhkan
dukungan semua pihak termasuk pemerintah.
Hal ini juga berlaku
di proyek pesawat terbang mesin turbo propeller R-80 yang dirancang PT
Regio Aviasi Indonesia, perusahaan milik keluarga BJ Habibie. Kabarnya
proyek R-80 membutuhkan dana hingga US$ 700 juta, dengan harga jual per
unit diperkirakan US$ 22 juta-25 juta.
Saat ini proyek pesawat
R-80 masih dalam tahap pre-eliminary design alias desain tahap awal.
Kata Ilham Habibie, Presiden Komisaris Regio Aviasi Indonesia, di fase
ini perseroan belum menentukan komponen utama pesawat terbang, seperti
mesin, kokpit, kaki pesawat, dan sistem pengendaliannya. Penentuan empat
komponen utama itu akan dilakukan pada tahun depan (2016).
Menurut
Ilham, proyek R-80 juga membutuhkan dukungan pemerintah Presiden Joko
Widodo. Ini lima peran pemerintah yang diharapkannya:
- Pertama,
pemerintah sebagai pemilik badan usaha milik negara (BUMN) yang bisa
mendesain dan memproduksi pesawat, yakni PT Dirgantara Indonesia (DI).
- Kedua, pemerintah selaku regulator.
- Ketiga, pemerintah sebagai customer
yang memiliki PT Garuda Indonesia Tbk dan Citilink.
- Keempat, pemerintah
sebagai tenaga pemasar/salesman atau ikut memasarkan.
- Kelima, pemerintah
bisa menjadi pendukung, baik langsung atau tidak langsung di proyek
ini. Misalnya, pemerintah mendanai PT DI menjadi mitra hingga menjadi
pemegang saham. Caranya, sebagian pekerjaan dikerjakan oleh DI, tapi
dengan dana dari Pemerintah.
Kalau diperhatikan, jika pabrikan
Boeing menjual pesawat ke China, presiden Amerika Serikat ikut serta.
Karena ini kebanggaan negara. Apalagi nilai pesawat terbang Boeing besar
sekali. Contoh, pesawat Boeing 777 nilainya lebih dari US$ 200 juta per
unit atau Airbus A380 di atas US$ 300 juta," kata Ilham Habibie saat
wawancara khusus dengan merdeka.com belum lama ini.
"Jadi
presiden di negara mana pun pasti akan selalu memperhatikan industri
pesawat terbang. Sebab dia penghasil devisa dalam jumlah banyak.
Sekaligus lambang negara, karena bisa mendemonstrasikan betapa canggih
industri dan ekonominya, kata Ilham yang mengenyam ilmu pesawat terbang
dari Technical University of Munich, Jerman.
Kopassus juara menembak. ©2015 handout/Pen Kopassus
Tim Komando Pasukan Khusus (Kopassus) memborong emas dalam
kejuaraan menembak bertajuk Lomba Tembak Piala Kasad TA 2015. Dalam
pertandingan tersebut, Kopassus sukses menggondol 7 emas, 1 perak dan 4
perunggu.
Sukses dari pasukan yang dipimpin Danjen Kopassus
Mayjen TNI M Herindra ini menyingkirkan rival terdekat mereka, yakni
Divisi 1 Kostrad dengan 5 emas, 6 perak dan 2 perunggu dan juara tiga
Divisi 2 Kostrad dengan 3 perak, 3 perunggu.
"Kemenangan ini
jangan menjadikan kamu sombong, takabur atau lupa diri, tetapi
kemenangan menjadi pemacu semangat agar ke depan pembinaan prestasi
menembak khususnya di TNI AD akan lebih baik," pesan Herindra kepada
anak buahnya saat menerima kedatangan Tim lomba tembak Kasad 2015 di
Makopassus, dalam siaran pers yang diterima merdeka.com, Jumat (30/10).
Kejuaraan ini digelar di Divisi I Kostrad, Cilodong, Jawa Barat.
Lomba Tembak ini sebelumnya ditutup secara resmi oleh Kepala Staf
Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Mulyono di Cilodong.
Sementara
itu, Komandan latihan Tim Lomba Tembak Kopassus Letkol Inf Aulia Dwi
Nasrulah mengaku bersyukur tim yang dipimpinnya mampu merebut kembali
piala bergilir lomba tembak Kasad 2015.
"Saya sangat bersyukur
bisa membawa tim lomba tembak Kopassus meraih juara umum, ini semua
berkat kerja keras seluruh pelatih, pendukung dan atlet petembak sendiri
yang penuh semangat dan pantang menyerah, serta doa dari seluruh warga
Kopassus," ujar Nasrulah.
Asia Maritime Transparency Initiative, partners dari the Center for
Strategic and International Studies, memaparkan sejumlah isu yang
menyebabkan wilayah Laut China Selatan menjadi sumber konflik dan bisu
memicuk perang dunia berikutnya, jika tidak ditangani dengan benar. Apa
saja yang menyebabkan Laut China Selatan menjadi wilayah mendidih yang
bisa setiap saat meledak :
1. Peta Politik
Wilayah Indo–Pasifik terdiri dari lebih dari 20 negara. Ini mencakup wilayah dari Rusia di Utara ke Australia dan Selandia Baru di Selatan, dan dari India di Barat ke Papua Nugini di Timur.
2. Populasi di Asia
Asia adalah wilayah yang hidup dan dinamis dengan 4,3 miliar penduduk – 60% dari populasi global. China adalah negara yang paling padat penduduknya di wilayah ini dengan 1,4 miliar orang. India diproyeksikan untuk mengalahkan jumlah penduduk China dalam waktu sekitar 15 tahun, menjadi negara yang paling padat penduduknya di dunia dengan 1,5 miliar penduduk.
3. Rute Perdagangan dan Straits
Lebih dari setengah dari pelayaran komersial dunia melewati perairan wilayah Indo–Pasifik. Selat Malaka, khususnya, adalah salah satu jalur pelayaran paling penting di dunia.
Selat menghubungkan Samudra Hindia dan Pasifik dan membawa sekitar 25% dari semua barang yang diperdagangkan. Hal ini juga membawa sekitar 25% dari semua minyak yang bergerak melalui laut. Pada titik tersempit hanya selatan Singapura, Selat Malaka hanya 1,5 mil laut yang luas, membuatnya menjadi salah satu chokepoints strategis yang paling penting di dunia.
4. Laut Cina Selatan Arus dari LNG
Sepertiga dari gas alam cair di dunia melewati Selat Malaka dan ke Laut Cina Selatan, dengan sebagian besar berasal dari Teluk Persia. LNG juga mengalir ke wilayah dari Asia Tenggara dan Oseania. Banyak dari LNG impor ini terikat untuk Jepang dan Korea Selatan.
5. Sumber Daya Alam di Laut Cina Selatan
Laut Cina Selatan mengandung cadangan minyak yang telah terbukti dan kemungkinan berjumlah signifikan, dan negara-negara di kawasan itu sangat ingin untuk mengekstrak ini.
Terutama jumlah besar terletak pada ZEE dari Vietnam, Malaysia, dan Filipina. Laut Cina Timur juga rumah bagi ladang gas, tetapi sejauh mana cadangan tidak diketahui.
6. Arus Perdagangan Asia
Selain menyediakan bagian untuk komoditas yang masuk, negara-negara dari Asia Maritime juga memiliki hubungan dagang sangat saling tergantung antara mereka sendiri.
China dan ASEAN (Asia Tenggara), Cina dan Jepang, dan Jepang dan ASEAN negara memiliki hubungan dagang yang kuat. Hubungan perdagangan China–ASEAN sangat kuat.
7. TPP dan Keanggotaan RCEP
Saat ini ada dua perjanjian perdagangan bebas dalam proses negosiasi di Asia Timur. Saat ini, Trans Pacific Partnership negosiasi mitra termasuk Australia, Brunei, Kanada, Chile, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, Amerika Serikat, dan Vietnam.
Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional negosiasi mitra termasuk Australia, Cina, India, Jepang, Korea, Selandia Baru, dan semua negara anggota ASEAN. Kedua perjanjian, dan fakta bahwa beberapa negara (Australia, Selandia Baru, Brunei, Jepang, Malaysia dan Singapura) adalah pihak kedua, menggambarkan saling ketergantungan ekonomi di wilayah yang padat.
8. Keanggotaan Multilateral
Ada banyak forum-forum multilateral di kawasan ini, dan negara-negara Asia bervariasi secara substansial dalam partisipasi mereka dalam organisasi ini. China, Jepang, Korea Selatan, dan Australia adalah negara yang paling partisipatif di wilayah ini dalam forum multinasional.
9. Konvensi PBB tentang Hukum Laut
Kebanyakan negara di Asia maritim telah menandatangani dan meratifikasi konvensi PBB tahun 1982 tentang Hukum Laut. UNCLOS mendefinisikan hak dan tanggung jawab negara terhadap lautan di dunia, menetapkan pedoman penggunaan sumber daya alam, lingkungan, dan untuk urusan komersial. UNCLOS mulai berlaku pada tahun 1994.
Amerika Serikat tidak menandatangani perjanjian itu, meskipun berikut ketentuan sebagai hukum kebiasaan internasional.
10. Kontrol Teritorial
Fakta bahwa negara yang mengklaim wilayah tertentu tidak berarti bahwa ia mengendalikan wilayah itu. Beberapa negara memiliki kontrol fisik atas banyak pulau yang mereka klaim, sementara yang lainnya tidak.
Lima negara yang berbeda mengontrol beberapa fitur di Kepulauan Spratly, sementara hanya satu negara mengontrol Kepulauan Kuril, Liancourt Rocks, Kepulauan Senkaku, dan Kepulauan Paracel.
11. Zona Ekonomi Eksklusif
Di bawah Konvensi PBB tahun 1982 tentang Hukum Laut, negara pantai dapat mengklaim “Zona Ekonomi Eksklusif” hingga 200 mil laut. Negara memiliki hak tunggal untuk ekstraksi sumber daya alam dalam ZEE mereka sendiri, tetapi juga harus memungkinkan untuk adanya lintas damai melalui zona ini, sesuai aturan UNCLOS. Karena kedekatan mereka, beberapa negara di Asia maritim mengklaim ZEE yang tumpang tindih.
Laut Cina Selatan adalah situs beberapa perselisihan ZEE yang sedang berlangsung antara tetangga. Lebih jauh ke utara, Jepang, China dan Korea Selatan juga memiliki sengketa batas ZEE. Di daerah berbayang kuning, namun, negara telah sepakat untuk bersama-sama menangkap ikan atau mengembangkan daerah meskipun sengketa ZEE sedang berlangsung.
12. The Nine-Dash Line
Satu klaim unik dari China, adalah The Nine-Dash Line , yang menggambarkan klaim Beijing di Laut Cina Selatan. Peta awalnya berisi 11 strip dan dikeluarkan oleh pemerintah China Nasionalis pada tahun 1947. Pemerintah Komunis mengadopsinya ketika mengambil alih kekuasaan pada tahun 1949, dan kemudian menghilangkan dua strip untuk memungkinkan China dan Vietnam menyelesaikan klaim mereka di Teluk Tonkin.
The Nine-Dash Liner meliputi mayoritas laut di Laut Cina Selatan, namun Beijing belum mengklarifikasi apakah itu klaim teritorial pada fitur dalam baris ini atau apakah itu menyatakan hak maritim juga. Pada tahun 2014, Beijing merilis peta baru yang menampilkan dash 10 tambahan di sebelah timur Taiwan. Karena The Nine-Dash Line mendahului munculnya UNCLOS dalam beberapa dekade, maka The Nine-Dash Line, tidak terkait dengan klaim ZEE.
13. Zona Identifikasi Pertahanan Udara (ADIZ)
Beberapa negara di Asia Maritime telah menyatakan Zona Identifikasi Pertahanan Udara / Air Defense Identification Zones (ADIZ) di wilayah ini, termasuk India, Cina, Jepang, Rusia, Korea Selatan, Korea Utara, dan Taiwan. Sebuah
ADIZ merupakan daerah teridentifikasi wilayah udara yang memperluas
luar batas nasional di mana pesawat sipil diminta untuk mengidentifikasi
diri mereka dan dapat dikenakan intersepsi untuk keamanan nasional
negara itu.
Tidak
ada perjanjian internasional atau hukum yang mengatur penggunaan ADIZ:
mereka adalah zona yang masing-masing negara membangun untuk keselamatan
dan keamanan mereka sendiri. Amerika Serikat mendirikan ADIZ pertama tak lama setelah Perang Dunia II.
Meskipun
ADIZ secara umum meningkatkan transparansi dan mengurangi resiko
kecelakaan, beberapa negara di Asia Timur memiliki ADIZ tumpang tindih.
ADIZ China di Laut Cina Timur yang diumumkan pada 2013, juga mencakup dua wilayah yang disengketakan. Menurut
Konvensi Penerbangan Sipil Internasional, negara memiliki kedaulatan
atas wilayah udara di atas wilayah mereka, termasuk wilayah perairan.
Sementara Zona Identifikasi Pertahanan Udara/ ADIZ tidak memberikan hak berdaulat apapun.
14. Maritime Hotspot
Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi beberapa insiden tabrakan antar kendaraan, bentrokan bersenjata, pertemuan militer jarak dekat dan gesekan di perairan maritim Asia . Insiden mayoritas terjadi di sekitar Kepulauan Spratly, Kepulauan Paracel dan Scarborough Shoal di Laut Cina Selatan, Kepulauan Senkaku di Laut Cina Timur, dan Jalur Batas Utara di Laut Kuning.
Hotspot lainnya termasuk Kepulauan Kuril di Pasifik Utara, dan Rocks Liancourt di Laut Jepang. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa ini bisa menjadi wilayah sengketa serius atau potensi eskalasi Flashpoint di masa depan.
15. Anggaran Militer Asia
Militer Asia juga bervariasi secara signifikan dalam hal pengeluaran persentase dari PDB. Menurut metrik ini, Rusia dan Myanmar adalah pemboros terbesar di wilayah ini, menghabiskan antara empat dan lima persen dari PDB pada pertahanan.
China, Vietnam, dan Korea Selatan berikutnya, menghabiskan antara tiga dan empat persen. Jepang, Filipina, Australia, dan Malaysia menghabiskan hanya 1-2 persen dari PDB pada militer mereka, sementara sebagian besar dari Asia Tenggara menghabiskan kurang dari satu persen.
16. Personil Militer Asia
Kekuatan militer dari negara-negara maritim Asia bervariasi secara signifikan, yang ditunjukkan oleh kesenjangan yang signifikan dalam jumlah personil tentara, angkatan laut, dan angkatan udara.
China, India, dan Korea Utara masing-masing memiliki lebih dari 1 juta pasukan darat, dan Rusia memiliki jumlah yang terbesar di Front Timur sendiriana. China juga memiliki angka tertinggi untuk personil angkatan udara dan personil angkatan laut.
Brunei, sebaliknya, memiliki angka angkatan bersenjata terendah dengan kurang dari 5.000 pasukan darat dan sekitar 1.000 angkatan laut dan personil angkatan udara.
17. Personil Militer AS di Asia Timur
Militer AS telah lama mempertahankan keberadaannya secara signifikan di Indo–Pasifik dan memelihara kekuatan darat, udara, angkatan laut, dan Marinir di banyak negara Asia. Kehadiran pasukan yang paling signifikan adalah di Korea Selatan dan Jepang. AS juga baru-baru ini mendirikan kehadiran rotasi militer dengan beberapa mitra Pacific, termasuk Filipina dan Australia.
Aset dan personil AS dikerahkan di Hawaii, Alaska, dan Guam, juga ditujukan untuk keselamatan dan keamanan kawasan.
18. Perdagangan dan Sumber Daya di Samudera Hindia
Samudera Hindia adalah wilayah yang tidak banyak sengketa teritorial atau maritim, tetapi tetap tidak dapat dipisahkan dari aset dan kepentingan Pasifik.
Delapan puluh persen dari impor Jepang dan 39 persen impor minyak China melewati Samudera Hindia usai melakukan perjalanan dari Timur Tengah. Perusahaan China juga memiliki miliaran dolar investasi di Afrika Timur, terkonsentrasi terutama di minyak dan gas, kereta api dan jalan, dan sektor pertambangan lainnya.
19. Peta ini menunjukkan mengapa Laut Cina Selatan bisa menyebabkan Perang Dunia berikutnya.
jakartagreater
Tanggal 28 Oktober 2015 merupakan hari yang bersejarah bagi seluruh
prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda tahun 2014-2015,
karena bertepatan dengan peringatan hari Sumpah Pemuda itu Kontingen
Garuda menyelenggarakan Medal Parade, sebuah kegiatan seremonial
penganugerahan dan penyematan UN Medal atau Tanda Jasa dari PBB sebagai
sebuah bentuk penghargaan atas partisipasi aktif dalam keikutsertaan
menjaga perdamaian dunia.
Kontingen Garuda tahun 2014-2015 telah bergabung dengan Unifil
(United Nations Interim Force in Lebanon) sejak 17 Desember 2014,
berdasarkan durasi waktu yang telah dilalui serta prestasi yang telah
diukir, dinyatakan berhak memperoleh tanda penghargaan tersebut.
Penganugerahan UN Medal diawali dengan pelaksanaan Upacara Parade dengan
Inspektur Upacara Wakil Panglima Unifil/Deputy Force Commander Brigjen
Sandeep Singh Bajaj dan diikuti oleh seluruh prajurit Kontingen Garuda,
bertempat di Markas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-I/Unifil
UN Posn 7-1 Adshit Al Qusayr, Rabu (28/10/2015).
Dalam upacara yang berlangsung hikmat tersebut, Wakil Panglima Unifil /
Deputy Force Commander Brigjen Sandeep Singh Bajaj menyematkan UN Medal
kepada Komandan Kontingen Garuda Unifil tahun 2014-2015 Kolonel Inf
Danni Koswara, DCO Sector East Kolonel Kav Yotanabey A.M dan para
Komandan Satgas di jajaran Kontingen Garuda beserta seluruh prajurit
Kontingen Garuda Unifil tahun 2014-2015. Turut mendampingi dan juga ikut
menyematkan tanda jasa yaitu Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh
(LBBP) RI untuk Lebanon Achmad Chozin Chumaidy dan Komandan Unifil
SektorTimur / Sector East CO Brigjen Conde de Arjona.
Setelah penyematan, Brigjen Sandeep Singh Bajaj membacakan amanat Force
Commander Unifil Mayor Jenderal Luciano Portolano, mengatakan bahwa UN
Medal yang telah dianugerahkan merupakan sebuah bentuk penghargaan dari
UN melalui Unifil kepada seluruh prajurit Kontingen Garuda Unifil tahun
2014-2015 yang telah melaksanakan tugas secara profesional dan
mengagumkan serta secara sempurna telah mengaplikasikan semua prosedur
standar selama melaksanakan tugas di Lebanon dalam setiap kegiatannya.
Mayor Jenderal Luciano Portolano juga menyatakan terima kasih dan rasa
bangganya kepada prajurit Kontingen Garuda Unifil tahun 2014-2015 masih
akan terus melaksanakan tugas-tugas Unifil di Lebanon selama beberapa
bulan ke depan sebelum end mission.
Selesai pelaksanaan Upacara Parade, dilanjutkan dengan Defile Pasukan
Upacara dan konvoi kendaraan tempur beserta perlengkapannya. Kegiatan
dilanjutkan dengan demonstrasi ketrampilan dan kemampuan prajurit
Kontingen Garuda Unifil tahun 2014-2015 yang meliputi Bela Diri Militer
dengan menampilkan gerakan perorangan dan kelompok serta pertarungan
bebas, Bela Diri tradisional Pencak Silat “Merpati Putih” dengan
menampilkan demo pemecahan batang besi dragon, kemampuan kekebalan tubuh
terhadap benda tajam dan pemecahan batako dengan palu besi di atas
perut peraga yang menopang pada papan paku tajam.
Dua hal yang menjadikan kekaguman dan sorak sorai tepuk tangan penonton
adalah pada saat seorang Wanita TNI mampu melumpuhkan dua orang musuh
sekaligus dengan kemampuan beladiri militernya serta seorang Wanita TNI
mampu mematahkan besi dragon. Acara selanjutnya adalah Kolone Senapan
yang menampilkan gerakan-gerakan indah dalam ketrampilan menggunakan
senapan laras panjang, dilanjutkan kesenian Reog Ponorogo, Tari Jaipong,
Tari Tradisional perang Suku Papua, dan Tari Maumere.
Hal yang paling berkesan dan menjadikan acara Medal Parade selalu
ditunggu-tunggu oleh seluruh personel Unifil adalah interaksi tamu
undangan dengan para pengisi acara melalui tarian bersama saat di
penghujung acara yaitu Tari Maumere.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bertekad terus
mereformasi sektor perikanan demi melakukan perubahan sebagaimana
diminta Presiden Joko Widodo yang juga menjadi alasan dia mau bergabung
dalam kabinet Jokowi.
"Bapak Presiden bilang kita perlu perubahan
dan mengubah.. itu kata-kata yang paling menarik bagi saya untuk mau
bergabung dengan kabinet," kata Susi dalam acara Kinerja Satu Tahun
Kelautan dan Perikanan di Kantor KKP, Jakarta, Jumat.
Susi
mengaku datang dengan kepala kosong saat bergabung dalam kabinet menjadi
Menteri Kelautan dan Perikanan, namun dia meyakini amanat yang
diembannya akan menjadi aktivitas yang sangat menarik dan dinamis.
Ia
mengenang saat pertama memegang jabatan Menteri Kelautan dan Perikanan,
hal awal yang banyak dibicarakan adalah mengenai penampilannya yang
unik.
Sejak awal, berdasarkan masukan dari berbagai pihak, Susia
menilai kelemahan Indonesia di mata kalangan investor internasional
adalah kurangnya penegakan hukum.
"Karena itu langkah pertama yang ingin saya tunjukkan adalah Indonesia bagus dalam penegakan hukum," kata Susi.
Untuk
itu, dia juga tegas dalam fokus pada pemberantasan kapal asing yang
mencuri ikan di perairan Indonesia, sampai-sampai mengundang duta besar
sejumlah negara tetangga untuk menjelaskannya.
Dengan
pemberantasan pencurian ikan itu, Susi mengklaim telah berhasil
menghemat BBM dari Indonesia yang digunakan kapal asing itu. "Kami
amankan BBM nasional sampai 36 persen yang nilainya ratusan triliun,"
katanya.
Susi menegaskan bahwa sumber daya kelautan dan perikanan
seharusnya diberikan kepada masyarakat sendiri agar mereka juga bisa
merasakan hasil laut, selain memberikan pangan laut berupa perikanan dan
komoditas lainnya demi mengamankan sumber protein.
"Target kita yang utama mencukupi kebutuhan ikan dalam negeri, bila ada lebihnya baru kita ekspor," katanya.
Dirjen
Penguatan Daya Saing KKP Nilanto Perbowo menyebut Menteri Kelautan dan
Perikanan telah memulai gerakan yang disebutnya "fisheries reform" atau
reformasi perikanan.
J-11D
Sukhoi Su-27 Flanker seri awalnya dikembangkan Uni Soviet untuk
melawan pesawat tempur superioritas udara F-15 Eagle Amerika. Tetapi
desain ini kemudian telah berkembang luas yang bahkan mungkin tidak
pernah dibayangngkan oleh desainernya.
Variasi Flanker tidak hanya
dibangun di Rusia, China juga memiliki knock-off sendiri.
Rusia menghasilkan segudang variasi dari Flanker. Dari Su-30M2 yang
relatif sama dengan desain dasar hingga Su-35S Flanker-E yang merupakan
top-of-the-line.
China juga terus bermain-main dengan desain untuk mengembangkan
variasi syang lebih maju dan kreatif dari desain asli Soviet. Sebagian
besar yang dibangun China dibuat tanpa izin Moskow. Beijing melakukan
reverse engineered dan memodifikasi hardware asli Rusia. Di masa depan
Flanker Rusia dan China bisa jadi menyebar ke berbagai negara hingga
mungkin untuk bertemu dalam pertarungan di langit. Dalam skenario ini
mungkin Sukhoi Su-35 akan head-to-head dengan J-11D China dalam
pertempuran ekspor di masa depan.
Secara keseluruhan, setidaknya untuk saat ini, Flanker buatan Rusia
masih mempertahankan keunggulan teknis dibandingkan salinan yang dibuat
China. Dari berbagai lini seperti avionik, badan pesawat hingga mesin
Rusia jelas masih unggul. Bahkan Flanker Rusia masih menjadi salah satu
ancaman paling mengkhawatirkan bagi jet-jet tempur buatan Barat dan
Amerika. Terlebih dengan varian Flanker Rusia seperti Su-30SM dan Su-34
yang sangat mampu.
Tapi China tidak lagi hanya melakukan reverse engineering. Mereka
sudah mulai mengembangkan dalam produk buatan sendiri. Meskipun banyak
pihak mengatakan China masih memiliki masalah besar dalam pembangunan
mesin yang tangguh. China masih mengandalkan mesin buatan Rusia.
China juga telah mengembangkan sistem avionik dan sensor yang ditanam
di pesawat mereka. Tetapi juga belum jelas bagaimana kemampuan sistem
yang mereka bangun. Yang jelas China sedang mengembangkan passive
electronically scanned array radar dan active electronically scanned
array radars. Tetapi lagi-lagi kemampuannya belum bisa dibuktikan.
Demikian pula, China telah mengembangkan infrared search and track dan
electro-optical targeting systems. Tapi ada sedikit data tentang
bagaimana sistem-sistem ini meski jika dilihat dari brosurnya sangat
mengesankan. Yang juga harus diingat China adalah relatif pemula dalam
membangun pesawat tempur dan subsistem. Semua hal ini menjadikan Flanker
Rusia hampir pasti sulit ditandingi oleh Flanker China.
Pertarungan di Pasar
Su-35
Meskipun demikian, industri kedirgantaraan Beijing telah menghasilkan
jajaran klon Flanker. Selain J-11, J-11A dan indigenized J-11B, China
sedang bekerja pada derivatif canggih termasuk J-11BS, J-11D dan J-16.
China juga telah mengembangkan J-15 yang berbasis kapal induk dari
prototipe Su-33 Flanker. Tiga Flanker China paling mampu adalah J-15,
J-11D dan J-16. J-11D dalam banyak hal setara dari Su-35. Tetapi secara
keseluruhan kurang mampu dalam hal manuver dan inferior dalam avionik
dan powerplant. Tapi mungkin lebih murah-dan mungkin menjadi produk
ekspor yang menarik jika China bisa membuat mesin yang lebih baik.
China akhirnya akan mampu bersaing dengan Rusia pada suatu hari
nanti. China memiliki banyak uang dan mereka bersedia untuk menghabiskan
pada pengembangan kemampuan mereka. China juga tidak segan-segan untuk
mencuri teknologi apapun yang mereka belum miliki dan yang membantu
menghemat waktu pengembangan dan uang. Tetapi sampai China belum bisa
menyempurnakan pembangunan mesin yang berkualitas, mereka masih akan
sulit bersaing.
Pertemuan Wien di Austria hasilkan beberapa poin terkait krisis Suriah (Foto: Brendan Smialowski/REUTERS)
Amerika Serikat (AS), sejumlah
negara Eropa Barat dan Arab, Turki, Rusia serta Iran, saling adu
pernyataan dan pendapat soal krisis Suriah. Selama delapan jam pertemuan
di Wien, Austria itu digelar dan akhirnya keluar beberapa poin
keputusan bersama.
Soal masa depan Suriah, memang AS dkk belum terdapat titik temu,
terutama terkait rezim Presiden Bashar al Assad. Padahal rakyat Suriah
bak sudah sangat menunggu solusi terbaik demi mengakhiri krisis selama
empat setengah tahun terakhir.
Sebelumnya, AS dkk mendesak Presiden Assad segera mundur sebelum
digelarnya Pemilu dan Assad tak dibolehkan menjadi bagian dari transisi
politik.
Sementara Rusia dan Iran, tak kalah bersikeras bahwa Assad mesti
diberi kesempatan enam bulan ke depan untuk bertahan, sebelum terjadi
transisi politik dan menyerahkan pada rakyat Suriah soal nasib mereka
via pemilu.
Kendati demikian, ada beberapa poin yang akhirnya bisa dihasilkan
selama delapan jam dialog antar Menteri Luar Negeri (Menlu) tersebut. Di
antara poin-poin itu, mereka mendesak keterlibatan (Perserikatan
Bangsa-Bangsa) PBB di Suriah.
Berikut Empat Poin Keputusan Pertemuan Wien, Seperti Dilansir BBC, Sabtu (31/10/2015):
1. Mengundang PBB untuk menggelar sidang soal pemerintahan Suriah dan
oposisi melakukan proses politik baru yang kredibel, inklusif dan
non-sektarian.
2. Konstitusi baru dan pemilu yang disokong PBB, di mana semua rakyat
Suriah harus dilibatkan, termasuk anggota diaspora dan semua etnis.
3. Mengembangkan akses kepada bantuan kemanusiaan untuk rakuat Suriah di dalam dan di luar negeri.
4. Bekerja sama dengan PBB untuk mengembangkan wacana dan impelementasi gencatan senjata secara luas. (raw)
Pertemuan delapan jam di Wien, Austria, untuk membahas krisis Suriah (Foto: Brendan Smialowski/REUTERS)
Krisis Suriah sudah terlalu banyak
memakan korban. Sejumlah Menteri Luar Negeri (Menlu) pun mengadakan
pertemuan di Wien, Austria, untuk menentukan solusi buat negara yang
tengah “direcoki” pemberontakan dan kelompok ekstrem ISIS tersebut.
Pertemuan yang digelar Jumat, 30 Oktober waktu setempat tersebut
menghadirkan Menlu AS John Kerry, Menlu Rusia Sergei Lavrov, serta
sejumlah Menlu negara-negara Arab, China, serta Turki, utusan Suriah dan
Iran.
Namun pertemuan delapan jam itu seolah deadlock. Kubu AS dan negara-negara Arab, mendesak rezim Presiden Suriah, Bashar al Assad segera diakhiri.
“Perang selama empat setengah tahun, kami semua percaya bahwa itu
sudah terlalu lama. Sudah waktunya menghentikan pertumpahan darah dan
mulai membangun (Suriah),” cetus Menlu Kerry, seperti dikutip BBC, Sabtu (31/10/2015).
Sementara Rusia dan Iran, lebih memilih menyerahkan pada rakyat Suriah menentukan nasib mereka via pemilihan umum (pemilu).
“Rakyat Suriah harus menentukan nasib Assad. Kami tak mengatakan bahwa Assad harus tumbang atau bertahan,” timpal Menlu Lavrov.
Berikut sejumlah pernyataan para peserta Pertemuan Wien:
Amerika Serikat: Assad harus mundur dengan proses transisi politik.
Arab Saudi: Assad harus mundur dengan kurun waktu yang spesifik sebelum digelar pemilu untuk pemerintahan yang baru.
Turki: Assad harus mundur, walau masih bisa memerintah untuk enam bulan ke depan secara “simbolis”.
Negara-negara Eropa Barat & Arab: Assad harus mundur dan tak boleh jadi bagian proses transisi politik.
Rusia: Assad tak boleh dipaksa mundur. Rakyat Suriah harus menggelar pemilu untuk menentukan pemerintahan berikutnya.
Iran: Assad tak harus mundur. Rakyat Suriah harus menentukan masa depan politik mereka sendiri. (raw)
Angkatan Laut China
China memperingatkan Amerika Serikat, insiden kecil dapat memicu perang antarkedua negara di Laut China Selatan.
Pernyataan itu disampaikan, Komandan Angkatan Laut China Laksamana Wu
Shengli saat berbicara dengan kepala operasi Angkatan Laut Amerika
Serikat Laksamana John Richard melalui konferensi video.
Ini merupakan salah satu peringatan paling keras setelah insiden
mendekatnya kapal militer AS di pulau sengketa Spratly yang diklaim
China, Selasa lalu. Bagi China, AS telah melanggar kedaulatan mereka.
“Jika AS melanjutkan tindakan berbahaya ini, aksi provokasi, maka
akan ada situasi serius di garis depan kedua pihak di lautan dan udara,
bahkan insiden kecil dapat memicu perang,” ujar Wu. “Kami harap AS bisa
menghargai hubungan baik Angkatan Laut kedua negara, dan menghindari
insiden seperti ini lagi.”
Sebelumnya pejabat AS mengatakan, kepala Angkatan Laut AS setuju
untuk berdialog dan mengikuti protokol sehingga tidak terjadi bentrokan.
AS selama ini bersikukuh, patroli mereka di Laut China Selatan telah
sesuai dengan prosedur.
Laut China Selatan menjadi perebutan sejumlah negara. Selain China,
ada Filipina, Vietnam, Malaysia dan Brunesi Darussalam yang
memperebutkan wilayah itu.
Pasukan Kurdi dikenal sebagai salah satu kekompok yang gigih melawan
ISIS. Tidak hanya pria, wanita juga bergabung dalam pertempuran garis
depan. Wajah-wajah cantik mereka akan berubah menjadi beringas ketika
menghadapi musuh. Mereka akan menjadi pasukan mematikan bagi siapapun.
Kelompok Yekîneyên Parastina Gel (YPG) bermain dengan anak anjing di kota Ras al-Ain Suriah, dekat perbatasan Turki.
Pejuang perempuan Peshmerga Kurdi berbaris selama sesi pelatihan yang
dilakukan oleh instruktur militer Jerman di Arbil, ibukota wilayah
otonomi Kurdi di Irak utara.
Pejuang Yekîneyên Parastina Gel (YPG) atau Unit Perlindungan Perempuan
duduk di samping sebuah truk pick-up yang membawa senapan mesin berat di
sebuah kamp pelatihan di al-Qahtaniyah, dekat perbatasan Suriah-Turki.
Personel YPG beristirahat di garis depan di kota Hasakeh Suriah timur laut.
Maju melalui zona diperebutkan dari Ayn al-Arab, Suriah.
Mengambil bagian dalam sesi pelatihan di sebuah kamp di Banslawa, utara Baghdad.
Seorang pejuang wanita memanggul senjata di kota Suriah Ain Issi, sekitar 50 kilometer utara dari Raqqa.
Tetap terlihat cantik saat berpose di Arbil, ibukota wilayah otonomi Kurdi di Irak utara.
Di garis depan di kota Hasakeh Suriah timur laut.
Penghancuran pesawat di Halim Perdanakusuma, Jumat (30/10/2015). Foto: Penerangan Bandara Halim Perdanakusuma
Pesawat komersil rusak yang bertahun-tahun terparkir di Landasan Udara
Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dihancurkan. Hal ini dilakukan untuk
kerapihan dan keindahan bandara.
Komandan Lanud Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama TNI Umar Sugeng
Hariyono mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan pihak operator
dan sepengetahuan Kepala Staf Angkatan Udara untuk kegiatan ini.
Selain untuk kerapihan dan keindahan, di lokasi bekas parkir pesawat
tersebut rencananya akan dibuat shelter pesawat tempur TNI Angkatan
Udara.
“Saya sudah mempunyai bukti-bukti dan alasan yang kuat untuk proses
penghancuran pesawat-pesawat yang tidak dipergunakan oleh pihak operator
di parkir Apron Heli, Lanud Halim Perdanakusuma. Sehingga kekuatan
hukum kegiatan penghancuran pesawat-pesawat ini sudah ada," tutur Umar
dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com, Jumat (30/10/2015)
Hadir dalam kegiatan tersebut, antara lain, General Manager Bandara
Halim Perdanakusuma Iwan Krishadianto dan staf, para operator pemilik
pesawat, pejabat terkait dari Markas Besar Angkatan Udara dan pejabat
pemerintah terkait lainnya.
Ditambahkan Umar, bertahun-tahun pesawat yang tidak laik operasional tersebut tidak terurus dan kurang enak dipandang.
"Saya mengawali proses penghancuran ini dan akan ditindaklanjuti
pesawat-pesawat tidak laik operasional lainnya yang ada di terminal
selatan. Saya kasih waktu satu bulan untuk kejelasan pesawat yang tidak
operasional tersebut kepada operator berbagai penerbangan komersil,"
tegas Umar.
Dalam tahap awal telah direncanakan proses penghancuran terhadap lima
pesawat yaitu tiga unit jenis Fokker, satu unit King air dan satu unit
Cessna oleh alat berat excavator.
KRI
Sebanyak tujuh Pangkalan TNI AU (Lanud) mengalami peningkatan status
dari tipe “C” menjadi tipe “B”.
Lanud yang mengalami peningkatan
status, terdiri dari tiga Lanud berada di wilayah Komando Operasi TNI AU
(Koosau I) (wilayah barat Indonesia) yaitu Lanud Palembang, Lanud Padang dan Lanud Ranai Natuna, dan empat Lanud di wilayah
Koopsau II (wilayah tengah dan timur Indonesia) masing-masing Lanud
Tarakan (Kalimantan Utara), Lanud Leo Watimena, Morotai (Maluku Utara),
Lanud Merauke Papua dan Lanud Rembiga, Mataram, Nusa Tengara Barat
(NTB).
Peningkatan Lanud tersebut sebagai tindak lanjut dari proses validasi
organisasi yang sedang berjalan di dalam institusi TNI AU. Peningkatan
status Lanud tertuang dalam Peraturan Kepala Staf TNI AU nomor 30 tahun
2015 dan ditindaklanjuti dengan Instruksi Kasau Nomor : Ins/4/X/2015
tanggal 23 Oktober 2015.. Selain itu, peningkatan status Lanud juga
sebagai jawaban atas makin meningkatnya tantangan tugas yang diemban TNI
AU, khususnya tugas-tugas yang berkaitan dengan penegakan kedaulatan
wilayah udara yurisdiksi nasional di perbatasan.
Peningkatan status Lanud tersebut, selanjutnya juga akan diikuti
dengan peningkatan kepangkatan jabatan dan jumlah personel pengawak
lanud serta fasilitas lanud. Dengan peningkaan status ini, maka Lanud
tipe “C” yang selama ini dipimpin Komandan berpangat Letkol, maka
setelah meningkat menjadi tipe “B” akan dipimpin oleh seorang Komandan
berpangkat Kolonel.
Demikian juga, untuk jumlah personel yang
mengawaki Lanud, mengalami peningkatan. Sesuai dengan Daftar Susunan
Personel (DSP) TNI AU, maka Lanud tipe “B” sedikitnya akan diawaki oleh
150 personel (militer dan PNS).
Janji TNI AL memburu sindikat perompak bukan hanya isapan jempol belaka.
Anggota kelompok M Zakir yang beberapa waktu lalu beraksi di atas
Kapal MV.Merlin ditangkap di Dusun Galian, Desa Patimban, Pusaka Negara,
Subang, Jawa Barat, Jumat siang (30/10/2015) sekitar pukul 13.15.
"Tersangka bernama Nachrowi ini diringkus tim reaksi cepat, Western
Fleet Quick Response (WFQR) bersama Detasemen Intelijen Koarmabar TNI AL," kata Kadispenal Laksma TNI M Zainudin kepada Tribunnews.
Dengan tertangkapnya Nachrowi, berarti sudah empat anggota kelompok Zakir ini yang diciduk aparat.
komplotan Zakir mulai diburu setelah kedapatan mencuri beberapa suku cadang Kapal MV Mervin.
Kapal tersebut yang melaporkan tindak perompakan pada Kamis 22 Oktober 2015.
Hal itu dibuktikan setelah nomor seri onderdil yang hilang dari MV
Mervin dicocokan dengan nomor seri barang bukti yang didapat dari ketiga
pelaku.
Jika dikonversikan ke rupiah, seluruh barang bukti yang digasak pelaku seharga miliaran rupiah.
Dari hasil pemeriksaan para tersangka, mereka mengakui sudah satu
tahun belakangan merompak onderdil-onderdil kapal yang harganya mahal
dan mengirimkan barang curian tersebut ke penadah.
Pengiriman dilakukan melalui 4 anggota komplotan mereka yang berada di Jakarta.
Menhan AS Ash Carter di Irak (Foto: AFP
Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Ash Carter membantah negaranya
akan mengerahkan pasukan darat untuk menghadapi kelompok Islamic State
(ISIS).
Sebelumnya ada kabar bahwa Presiden Obama akan mengumumkan pengerahan
pasukan AS di Suriah. Pengerahan pasukan itu ditengarai untuk menyaingi
Presiden Rusia Vladimir Putin yang sudah memerintahkan serangan
besar-besar ke basis pertahanan ISIS.
"Kami tidak berniat menggelar operasi tempur darat berskala besar dalam
jangka panjang, seperti di Afghanistan atau Irak, dalam peningkatan
penyerangan terhadap sasaran-sasaran ISIS di Irak dan Suriah," ujar
Carter, seperti dikutip VOA Indonesia, Jumat (30/10/2015).
Menurut Carter perubahan strategi hanya akan mencakup lebih banyak
serangan udara dan mungkin serangan darat. Juru bicara Gedung Putih Eric
Schultz mendukung pernyataan Carter, dengan menjelaskan bahwa Amerika
"mempertahankan kemampuannya untuk melakukan operasi terbatas di Suriah
dengan mitra-mitranya sesuai peluang yang ada."
"Kita tidak bicara tentang serangan berskala penuh atau serangan
terhadap kota-kota besar. Kita bicara tentang penyerbuan,” ujar Juru
Bicara Koalisi Pimpinan AS di Irak, Kolonel Steve Warren.
"Ini bukan operasi menempatkan ribuan tentara Amerika dengan dukungan
ribuan atau puluhan ribu tentara Irak guna melancarkan operasi ofensif
berkelanjutan," tambahnya.
Dalam dengar pendapat di Kongres hari Selasa, Menteri Pertahanan Ashton
Carter mengatakan bisa saja terjadi lebih banyak penyerbuan seperti yang
terjadi pekan lalu, ketika tentara Amerika memberi nasehat kepada
pasukan Kurdi untuk menyelamatkan sekitar 70 sandera di Irak, meskipun
seorang anggota pasukan komando Amerika terbunuh. FJR