AgustaWestland AW-101
Guna menunjang kegiatan kepresidenan, Tentara Nasional Indonesia
Angkatan Udara berencana membeli helikopter baru. Heli yang diincar
tersebut adalah AgustaWestland AW101, yang diklaim sebagai kendaraan
udara jenis terbaru di dunia.
Pembelian helikopter ini dilakukan
untuk menggantikan peran SuperPuma yang biasa dipakai presiden dan wakil
presiden saat berkunjung ke daerah. Pemilihan heli sebagai alat
transportasi udara dilakukan karena bisa menjangkau daerah sulit
ditempuh dengan kendaraan biasa.
Helikopter menawarkan pelbagai
kenyamanan kepada penumpangnya, terutama tamu VVIP. Mulai dari sofa,
ruangan yang lebih luas, dan mampu memuat lebih banyak penumpang.
"Helikopter
ini di atasnya SuperPuma, punya daya angkut lebih besar dan endurance
lebih baik," ungkap Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara Marsekal
Pertama Dwi Badarmanto saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (18/11).
Berikut fakta-fakta soal helikopter mewah yang dibeli TNI AU buat Jokowi:
1. Desain mewah dan keamanan terjamin
Selain digunakan untuk kepentingan militer, AgustaWestland AW-101 juga
didesain khusus bagi orang-orang penting. Tranportasi udara jenis rotary
wing ini merupakan hasil joint venture antara Westland Helicopters di
Inggris dan Agusta di Italia.
AgustaWestland AW101 dibuat untuk
memberikan kenyamanan bagi penumpangnya, di mana terdapat beberapa
fasilitas kelas VVIP. Tak hanya itu, heli ini memiliki standar keamanan
seperti perahu karet, sarana bantalan udara seperti airbag saat terjadi
benturan.
Terdapat dua ruangan di dalam helikopter ini, keduanya
hanya dipisahkan satu buah dinding salah satunya bisa dibuat sebagai
ruang rapat. Untuk memberikan kenyamanan, produsen memasang 13 unit
kursi.
Untuk keamanan, terpasang pelat anti-peluru di setiap
sisinya. Bahkan, Komandan Pangkalan Udara (Danlanud) Halim Perdanakusuma
Marsekal Pertama Umar Sugeng Hariyono meyakini pelat tersebut lebih
baik dibandingkan SuperPuma.
"Pastinya ada pelat anti-peluru, SuperPuma juga ada, tapi Agusta lebih baik," katanya.
2. Dibeli atas inisiatif TNI AU, bukan Jokowi
Jokowi kunjungi pameran alutsista di monas.
Sekretaris Militer Kepresidenan (Sesmilpres) Marsekal Madya Hadi
Tjahjanto mengatakan pemerintah tak terlibat sama sekali dalam pembelian
helikopter mewah tersebut. Pengadaan itu sepenuhnya inisiatif Tentara
Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU).
"Pengadaannya dilakukan TNI AU. Sedangkan kami hanya pengguna saja," ungkap Hadi saat dikonfirmasi merdeka.com, Rabu (18/11).
Terpisah,
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara Marsekal Pertama Dwi Badarmanto
mengungkapkan pembelian pesawat ini dilakukan untuk menggantikan
helikopter VVIP SuperPuma. Heli tersebut sebelumnya kerap mengantarkan
Jokowi ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.
"Kita kan punya SuperPuma dan sudah lama sekali. Kalau Presiden yang pakai itu lain urusan," jelas Badarmanto saat dihubungi merdeka.com.
3. Kabin lebih luas dibanding SuperPuma
AgustaWestland AW-101.
Komandan Pangkalan Udara (Lanud) Halim Perdanakusuma Marsekal Pertama
Umar Sugeng Hariyono melihat ada banyak kelebihan yang dimiliki heli
hasil joint venture antara perusahaan Italia dan Inggris tersebut.
Apalagi, AW-101 merupakan heli generasi terbaru yang akan didatangkan
Indonesia.
"Heli Augusta ini Lebih besar kabinnya, masuk ke dalam
berdiri enggak sampai nunduk. Enggak seperti naik heli biasanya, dan
canggih," ungkap Umar saat dihubungi.
Dia menjelaskan, heli ini
bisa memuat hingga 13 orang penumpang. Sedangkan SuperPuma hanya memuat
penumpang lebih sedikit, yakni 12 orang.
Jika tak berhalangan, Umar berharap heli tersebut tiba di Jakarta
pada 9 April mendatang, atau tepatnya saat hari jadi TNI AU. Kehadiran
SuperPuma ini juga bakal menambah jumlah helikopter VVIP di Lanud Halim
Perdanakusuma.