Tuesday, 20 October 2015

Besok Giliran Kapal Malaysia yang Ditenggelamkan TNI AL

Selasa (20/10/2015), TNI AL akan menenggelamkan sebuah kapal ikan asing berbendera Malaysia di perairan Kuala Langsa, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Danlanal Lhokseumawe, Kolonel Marinir Nasruddin kepada Kompas.com, Senin (19/10/2015), menyebutkan kapal dengan nomor KHFI 1780 KP Zaitun itu telah melewati proses hukum di PN Langsa beberapa waktu lalu.
PN Langsa memutuskan kapal itu terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia dan memerintahkan kapal itu disita untuk dimusnahkan.

“Kapal itu ditangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Kita menenggelamkan kapal itu setelah menerima putusan pengadilan dan tidak ada banding dari pemilik kapal itu. Artinya putusan itu sudah berkekuatan hukum tetap,” ujar Kolonel Nasruddin.
Dia menambahkan, TNI AL akan menggelamkan kapal itu dengan cara diledakkan pada jarak 12 mil dari Kuala Langsa dengan kedalaman 45 meter.
Disinggung soal perairan Aceh, Nasriddin menyebutkan pihaknya terus melakukan patroli laut secara teratur.
Dia juga mengajak seluruh masyarakat memberikan laporan ke pos TNI AL terdekat jika melihat kapal asing melintas di perairan Aceh.
“Kapal asing itu harus kita tangkap, pertama mereka melanggar batas wilayah kita, kedua mereka melakukan penangkapan ikan ilegal. Apalagi menggunakan trawl. Itu sangat merugikan masyarakat nelayan kita,” ujarnya.

jakartagreater

Pergeseran Paradigma Ilmu Pengetahuan di Masa kontemporer

Ada sebuah pernyataan yang menarik perhatian dan mungkin kita bisa renungkang bersama ‘what you pay is what you take’ atau ‘what you learn is what you give’. Ada salah seorang teman saya sebagai mahasiswa hukum berkomentar ditengah-tengah diskusi tentang sebuah orientasi kehidupan ia menyatakan bahwa biaya kuliah yang mahal itu sesuai apa yang kita dapatkan secara material dikemudian hari.

Mari kita kaji pernyataan salah seorang mahasiswa hukum ini. Benarkah biaya kuliah yang kita keluarkan dan ilmu pengetahuan yang kita dapati itu ditujukan demi kepentingan material yang diharapkan dapat memenuhi hidup layak? Apakah kehidupan yang layak diindikasin dengan materi yang berlimpah? Dan apakah semerta-merta ilmu pengetahuan baik dibidang kedokteran, ekonomi, hukum, teknologi dll untuk kepntingan idividual?

Pertama yang harus kita pahami adalah ilmu pengetahuan diciptakan Tuhan dan ditemukan oleh Manusia adalah demi dan untuk kepentingan seluruh umat manusia. Jadi, pada hakikatnya ilmu pengetahuan itu sendiri tidak bersifat eksploitatif tapi melainkan bersifat akomodatif dan universal. Dalam arti tidak terbatas pada kalangan yang memiliki kemampuan untuk mengaksesnya.
Secara historis para ‘bapak’ ilmu pengetahuan atau penemu ilmu pengetahuan seperti Socrates, Aristoteles, Plato, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Descrates, John locke, dan Karl Marx tidak pernah memprivatisasi ilmu pengetahuannya untuk dirinya sendiri ataupun untuk golongan tertentu.

Mereka memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan semerta-merta untuk dipelajari oleh semua umat manusia demi kebaikan bersama dalam rangka pencarian kebenaran dan pemecahan sebuah masalah. Jadi, secara historis kita dapat pahami bahwa ilmu pengetahuan ditujukan untuk membantu manusia membangun perdaban yang tanpa adanya segala bentuk penindasan yang dimana setiap orang berhak mendapatkan ilmu pengetahuan tanpa dihalangi oleh keterbatasan materi. Jadi sangat keliru apabila ada yang beranggapan bahwa ilmu pengetahuan semata-mata hanya demi kepentingan material. Sikap seperti ini telah bergeser dari nilai nilai yang ideal dari ilmu pengetahuan itu sendiri.

Jadi kita telah ter-eksploitasi dari orang orang yang memprivatisasi ilmu pengetahuan dalam bentuk ijazah atau gelar yang pada gilirannya nanti memaksa seseorang untuk menuntut kembali apa yang telah ia bayarkan selama ini dalam kata lain balik modal. Dan ini adalah bentuk konstruksi sosial yang dimana setiap orang memiliki predikat bagi pencapaiannya untuk didistribusikan pada kelas kelas tertentu dan proses proses berikut, telah menanamkan sebuah mindset atau pola pikir tentang ‘what you pay is what you take’.

Ketika kehidupan manusia hanya terbatas kekayaan materil disaat itu jugalah manusia telah menganulir eksistensinya sebagai manusia. Kenapa dikatakan menganulir eksistensinya sebagai manusia, karna manusia tidak semerta-merta mahluk materi tapi juga ada jiwa dan pikiran yang menjadi sebuah entitas yang tak terpisahkan. Karena kebutuhan materi pada dasarnya hanyalah untuk menunjang aktivitas sehari-hari seperti sandang pangan dan papan. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa memenuhi kebutuhannya sendiri mempunyai tanggung jawab moral untuk saling berbagi ilmu pengetahuan tanpa berharap mendapatkan kembali apa yang telah ia keluarkan secara material dalam mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut. Jadi baiknya ilmu pengetahuan adalah hak siapapun.

Untuk itu kita harus menanamkan paradigma ‘what you learn is what you give’ bukan ‘what you pay is what you take’ yang berarti ilmu pengetahuan yang telah diciptakan Tuhan dan ditemukan dan dipelajari oleh umat manusia digunakan untuk kepentingan bersama bukan untuk kepentingan para penguasa swasta dan borjuis kecil.

Sekian dan terima kasih, semoga tulisan yang mendadak ini sedikit dan banyaknya dapat bermanfaat bagi siapapun yg membacanya. Amin.

Penulis: Ryan Martin, Chaidir Ali (Warga Komunitas LiNTTAS/Lingkar Studi Tangerang Selatan)

jakartagreater 


[Foto] Pameran Kedirgantaraan Seoul ADEX 2015


Ajang pameran dirgantara dua tahunan Seoul International Aerospace and Defense Exhibition (ADEX), diadakan pada hari Selasa sampai Minggu, akan menampilkan sekitar 380 perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan di seluruh dunia.


Diselenggarakan di sebuah pangkalan Angkatan Udara di Seongnam, tepat di sebelah selatan Seoul, F-22 Raptor terbang mendemonstrasikan kemampuan manuver tingkat tinggi pada hari Senin. Dua pesawat F-22 tiba lebih awal di Osan Air Base dari markas Angkatan Udara Ketujuh di Pyeongtaek untuk ikut ambil bagian dalam Seoul ADEX 2015.


“Demonstrasi udara dilakukan oleh F-22 Dari Tim Langley Air Force Base, Virginia, dan Demonstrasi pesawat C-17 dari Tim Hickam AFB, Hawaii,” rilis Angkatan Udara Ketujuh AS.
Sekitar 150 anggota militer dari Angkatan Udara dan Angkatan Darat AS akan ikut berpartisipasi, sementara pesawat AS lainnya, seperti pesawat tanker KC-135, jet tempur F-16 dan pesawat Early Warning And Control Aircrafte-3, juga ikut dipamerkan.



Korea Aerospace Industries (KAI), pengembang pesawat Korea, akan menampilkan produk-produknya, termasuk jet latih supersonik T-50 Golden Eagle , pesawat tempur ringan FA-50 dan pesawat latih dasar KT-1. KAI telah mengekspor T-50 varian ke beberapa negara, termasuk ke Indonesia, Irak, Filipina dan Thailand.

“Selama acara ADEX, kami akan memprioritaskan pertunjukan superior jet latih T-50 menjelang T-X Trainer Acquisition Program Angkatan Udara AS ,” kata seorang pejabat KAI.



Hanwha Corp perusahaan produk untuk pasukan darat, laut dan udara memamerkan sistem senjata utama untuk pasukan darat termasuk propelled howitzer K-9, peluncur roket multi 230 mm “Cheonmoo” dan guided rocket 2,57 inci.

493321884

Hanwha juga akan menampilkan robot pengintaian bawah laut dan deteksi bahan peledak, mesin F-404 untuk pesawat T-50 / FA-50, pesawat tak berawak, dan sistem sensor pesawat lain.
“The Seoul ADEX 2015 akan menjadi kesempatan bagi Hanwha untuk menampilkan kemampuannya di pasar pertahanan Korea dan dunia,” kata Lee Tae-jong, presiden Hanwha.


Perusahaan raksasa pertahanan AS dan Eropa juga akan berpartisipasi dalam acara enam hari tersebut. Lockheed Martin akan menampilkan produk mock-up dari pesawat siluman F-35 dan sistem pertahanan udara Terminal High Altitude Air Defense system sementara Boeing akan menampilkan pesawat pengintai maritim dan pesawat pengisian bahan bakar KC-135.

493321870

Airbus Defense and Space akan memamerkan pesawat angkut A400M, yang baru-baru ini terpilih sebagai pesawat transportasi Angkatan Udara Korea Selatan.

Saab akan menampilkan Sistem Radar Mobile Weapons-Location, teknologi peperangan elektronik dan radar Active Electronically Scanned Array, juga akan menampilkan small diameter bomb dan peluncur roket bahu anti tank Carl Gustaf.

jakartagreater 

Pembangunan Kodam Cendana di Naibonat, NTT

Pasukan Kostrad TNI AD

Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat berniat membangun Markas Komando Daerah Militer (Kodam) di Naibonat, Kupang Timur, Kabupaten Kupang. Tanah seluas 36 Ha sudah disiapkan di lokasi Transad TNI AD di Naibonat.

“Nantinya akan diberi nama Kodam Cendana. Jadi akan ada dua Kodam di kawasan Nusa Tenggara dan Bali, yaitu Kodam Udayana di Denpasar Bali dan Kodam Cendana di Naibonat, NTT,” jelas Ketua Fraksi PKPI DPRD Kabupaten Kupang, Ady Koroh, Senin (19/10/2015).

Wacana tentang pembangunan Markas Kodam Cendana di Naibonat ini, lanjut Koroh, sudah dibicarakan dalam diskusi bersama dengan mantan Pangdam IX Udayana di Bali, Mayjen TNI Tory Johar Banguntoro dan mantan Danrem Wira Sakti Kupang, Brigjen TNI Achmad Yuliarto, pada bulan Agustus 2015 lalu. Hadir dalam diskusi tersebut, pimpinan dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Kupang.

jakartagreater 

Kebijakan Pertahanan Jokowi-JK Dinilai Tak Selaras dengan Visi Misi

Empat unit pesawat Super Tucano EMB-314 berada di landasan parkir Bandara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara, Kamis (15/10/2015).

Setahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla, upaya penguatan sistem pertahanan dinilai belum terlihat. Bahkan, kebijakan pemerintah dalam hal tersebut dianggap tidak selaras dengan visi misi pertahanan yang dipaparkan selama masa kampanye Pilpres 2014 lalu.

Pada poin kelima visi misi Jokowi-JK disebutkan, pemerintah berjanji menguatkan sistem pertahanan dengan pemenuhan kebutuhan pertahanan melalui peningkatan kesejahteraan prajurit dan penyediaan alutsista secara terpadu dengan anggaran pertahanan 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB/GDP).

"Realita yang terjadi saat ini, anggaran pertahanan 2016 turun dari anggaran sebelumnya (2015)," kata Ketua Komisi I DPR Mahfudz Siddiq kepada Kompas.com, Jumat (16/10/2015).

Pemerintah mengajukan anggaran sebesar Rp 95 triliun pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Anggaran tersebut turun Rp 7 triliun dari anggaran 2015 yang mencapai Rp 102 triliun.

Selain itu, Mahfudz juga mengingatkan Jokowi-JK yang ingin menjadikan Indonesia sebagai poros negara maritim dunia.

Pada poin ketujuh visi misi disebutkan, pemerintah ingin membangun TNI yang berorientasi pada kekuatan laut. Dengan demikian, kemampuan TNI diharapkan dapat setara dengan negara-negara di kawasan regional Asia Timur dan kekuatannya disegani.

Mahfudz mengatakan, untuk dapat membangun sebuah negara dengan kekuatan maritim, dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit. Fokus pembangunan pertahanan tak hanya sebatas pada kekuatan laut, tapi juga udara dan darat sebagai bantuan. Sinergi kekuatan pertahanan itu diperlukan untuk mengontrol seluruh wilayah Tanah Air.

"Negara maritim itu adalah suatu konsep dimana dia harus ditopang kemampuan kita untuk mengontrol wilayah kita sendiri," ujar Mahufdz.

Politik luar negeri belum tegas

Mahfudz juga mengingatkan agar Indonesia mengambil sikap tegas dalam menerapkan kebijakan politik luar negeri, dan tak terombang-ambing dengan dinamika politik kawasan.

"Kita harus mampu menarik suatu garis tegas. Kepentingan nasional kita apa, dan itulah yang harus menjadi dasar kebijakan nasional kita," kata dia.

Politisi PKS itu, mengatakan, saat ini Amerika Serikat dan China memiliki peran yang besar untuk memengaruhi dinamika kawasan. Secara garis politik, menurut dia, pemerintah cenderung berorientasi barat. Namun, dari sisi penguatan ekonomi, China terlihat lebih mendominasi.

Meski demikian, Mahfudz tak meminta pemerintah condong pada salah satu polar kekuatan yang ada. Pemerintah diharapkan dapat menyuarakan secara jelas kepentingan nasional Indonesia di kancah internasional.

"Sehingga, tidak menimbulkan komplikasi tertentu," ujarnya. 


Kompas 

Tanggapan Panglima TNI soal ajakan Tiongkok untuk latihan gabungan

Sejumlah ranpur Scorpion jenis canon dan stormer dari Yonkav 1 Kostrad menuju Daerah Persiapan (DP) usai menghancurkan perkubuan musuh di Puslatpur Marinir, Asembagus, Situbondo, Jatim, dalam Latihan Gabungan TNI 2014. (ANTARA FOTO/Joko Sulistyo/Koz/pd/14) 

Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menanggapi ajakan Menteri Pertahanan Tiongkok soal latihan perang gabungan di Laut China Selatan (LCS).

Menurut Panglima, TNI hanya akan melakukan kegiatan yang sejalan dengan kebijakan pemerintah.

"TNI harus segaris dan mematuhi apa yang menjadi kebijakan pemerintah," ujar Gatot di gedung parlemen, Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan pemerintah RI secara tegas bertekad mewujudkan keamanan dan stabilitas. Pemerintah juga telah mengimbau semua elemen tidak melaksanakan kegiatan-kegiatan di Laut China Selatan yang dapat meningkatkan tensi stabilitas.

"Artinya diajak negara manapun (latihan gabungan) di Laut China Selatan, demi meningkatkan stabilitas di sana sebaiknya TNI tidak melaksanakan itu," ujar Gatot, menegaskan.

Sebelumnya Tiongkok mengajukan tawaran untuk latihan perang bersama di Laut China Selatan, ditengah tensi yang memanas akibat adanya saling klaim sejumlah negara ASEAN di wilayah tersebut.

Ajakan itu disampaikan Menteri Pertahanan Tiongkok dalam pertemuan informal dengan Menteri Pertahanan ASEAN di Beijing. Menurut Menhan Tiongkok Chang Wanquan, latihan perang ini ditujukan untuk penyelamatan maritim dan penanggulangan bencana.


Antara 

[Dunia] Daftar Arsenal Rusia di Suriah

Sebelum ini pun rezim Suriah menggunakan pesawat tempur-pesawat tempur buatan Rusia untuk menyerang baik oposisi Suriah maupun kaum militan ekstremis seperti ISIS (Reuters)

Terlepas dari pro-kontra pengerahan militer Rusia di Suriah untuk menghantam posisi-posisi NIIS/ISIS yang tidak terbendung kekuatan perang negara-negara di sana, menarik untuk menyimak daftar arsenal militer yang dikerahkan. 

Rusia, yang telah bangkit lama dari keterpurukannya pasca keruntuhan Uni Soviet, diketahui sudah mulai kembali pada kekuatan militernya yang hampir sama dengan dulu. 

Untuk theater Suriah —karibnya sejak akhir dasawarsa ’60-an— Rusia menurunkan kekuatan udara, peluru kendali, ribuan personel darat, hingga pencegatan dan penyekatan di laut. 

Di medan udara, sebagaimana dinyatakan www.warontherocks.com, hari ini, Rusia menerbangkan barisan pesawat tempur gabungan, terdiri dari 12 Sukhoi Su-24M2, 12 Sukhoi Su-25SM dan Sukhoi Su-25UBM, empat Sukhoi Su-30SM, dan enam Sukhoi Su-34. 

Dari barisan itu, bisa dilihat bahwa kekuatan udara yang dikerahkan kebanyakan bomber dan serang darat (Su-24M2, Su-25SM, dan Su-25UBM), dengan payung udara untuk meraih dan mempertahankan superioritas udara pada Su-30SM. Sebagai gambaran, mitraliur udara Gsh-301 30 milimeter-nya masih cukup mampu mengobrak-abrik kendaraan lapis baja pengangkut personel medium. 

Dalam kesepakatan bantuan peralatan perang antara Presiden Suriah, Bashar al-Asaad, Presiden Rusia, Vladimir Putin, semula dikerahkan 20 sortie penerbangan sehari namun ekskalasi itu meningkat jadi 60 sortie sehari kini. 

Kebanyakan memang untuk membasmi basis-basis NIIS/ISIS di darat, seperti pusat-pusat kendali, gudang logistik perang dan amunisi, dan perlengkapan lain, juga kamp-kamp mereka. 

Masih belum cukup, helikopter serang darat Mil Mi-24P juga dilibatkan untuk “membersihkan” area-area yang telah diserang jajaran bomber dan serang darat Sukhoi itu. Dari ketinggian lebih rendah, tembakan peluru 20 milimeter dari kanon putar Mi-24P ini masih diimbangi dengan peluru suar (flare) untuk mengecoh peluru kendali panggul yang ditembakkan milisi NIIS/ISIS. 

Dari sisi amunisi udara yang dipakai, bom berpemandu dan presisi dari jajaran KAB-500S GPS/GLONASS atau Kh-25ML yang dipandu laser jadi andalan selain bom konvensional OFAB 250 hingga 270. 

Dia sekelas dengan Mk-82 series dari NATO. Jika ada bunker beton yang harus dibongkar, Rusia memiliki barisan bom BETAB-M dan bom tandan RBK-500SPBE-D untuk menghancurkan barisan kendaraan militer pemberontak atau tank. 

Dari sisi kekuatan darat, Rusia memiliki sistem pertahanan udara di darat Pantsir-S1, dan belasan lusin tank T-90 serta personel infantri Angkatan Laut-nya (sejenis marinir). Mereka berpangkalan di Tartu — kota sangat strategis bagi pertahanan Rusia di Suriah, mirip dengan Pangkalan Clark dan Subic di Filipina bagi Amerika Serikat untuk kawasan Asia Pasifik Barat. 

Dengan mengandalkan Armada Laut Hitam Angkatan Laut Rusia, flotila kapal perangnya di Laut Mediterania digeser ke pantai-pantai Suriah untuk mendukung pertahanan udara yang lebih pasti. Belasan lusin kapal perang berbagai kelas dilibatkan, meliputi kapal pendarat, kapal pendukung, wahana intelijen, yang bergabung dengan kapal perang permukaan. 

Di antara mereka terdapat kapal jelajah berpeluru kendali dari kelas Slava, yang memiliki peluru kendali laut-ke-udara S-300 yang maut itu. 

Kapal-kapal fregat kelas Krivak dan kapal perang senior destroyer kelas Kashin juga dikerahkan walau tidak memberi kesan berarti karena teknologinya yang sudah ketinggalan jaman. Ada kisah tidak mengenakkan, saat peluru kendali SS-N-14 gagal diluncurkan dari silo-silonya di barisan kapal-kapal perang kelas Kashin ini, dalam pertempuran di Semenanjung Krimea lalu. 

Masih ada lagi flotila kapal perang Armada Laut Kaspia Rusia yang dipasang di medan Suriah ini, di antaranya korvet kelas Buyan M, dan fregat kelas Gepard, yang diperlengkapi peluru kendali penjelajah Kalibr-NK (3M-14T), yang diluncurkan untuk serangan darat. 

Namun menurut laporan intelijen Amerika Serikat, peluru kendali itu malah nyasar ke suatu lokasi di Iran.
Antara

Menhan Segera Temui Wakil Rusia Untuk Beli Sukhoi-35

Ini untuk mengganti F-5 yang usianya sudah 40 tahun

Sukhoi Su-35 (Reuters)

Menteri Pertahanan Ryamizad Ryacudu menyatakan akan segera bertemu dengan perwakilan Rusia guna membahas pembelian Sukhoi SU-35 akhir September 2015.

"Sejauh ini belum (bertemu perwakilan Rusia), rencananya akhir bulan ini," katanya di Jakarta, Senin.

Dia mengaku telah menerima intruksi langsung Presiden Joko Widodo untuk membeli Sukhoi SU-35 karena TNI AU masih menggunakan F-5 Tiger yang sudah berusia 40 tahun.

"Ini untuk mengganti F-5 yang usianya sudah 40 tahun, (pilot) lihat terbang saja takut," kata dia.

Dia menjelaskan, pembelian Sukhoi SU-35 akan bertahap, sedangkan yang akan dibeli adalah setengah skuadron. "Itu sudah diproses pemerintah dan instruksi presiden," kata Ryamizad.

Ketua Komisi I DPR RI Mahfudz Siddiq mengatakan F-5 sudah tidak digunakan beberapa negara, bahkan Taiwan sejak dua tahun lalu tidak menggunakannya.

Dia juga menilai skuadron F-5 milik Indonesia sudah waktunya diganti. "Namun Panglima TNI ingin mengganti skuadron F-5 jangan tanggung," ujarnya.

Politikus PKS itu mengatakan Indonesia harus melakukan lompatan dalam modernisasi Alutsista dengan memiliki efek tangkal di kawasan, seperti Sukhoi SU-35.


Antara 

T50 Golden Eagle

Makin Bersinar

F50 Golden Eagle

Diakui atau tidak pesawat latih tempur T-50 Golden Eagle yang dibangun KAI Korea Selatan telah mengejutkan pasar dunia. Kinerja ekspor pesawat ini terus melesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pesawat semakin serius di kancah pesawat pelatih dunia. Keberhasilan KAI terbaru adalah penjualan empat pelatih T-50 ke Thailand dengan harga total US$ 110 juta yang diumumkan pada bulan September. Menurut KAI, T-50 mengalahkan sejumlah pesaing termasuk L-15 China, Alenia Aermacchi M-346, dan Textron Scorpion.

Kemenangan itu membawa total penjualan ke-32 di Asia Tenggara menyusul penjualan 12 FA-50 untuk Filipina pada 2014. Perusahaan ini juga mendapat pemesanan dari Irak dengan 24 pesawat yang ditunjuk T-50IQ pada akhir 2013, dengan 12 pesawat pertama akan disampaikan pada awal 2016. Indonesia menjadi pelanggan ekspor pertama untuk jenis ini dan telah menerima semua 16 dari T / A-50.

Tetapi T-50 telah mengalami kekalahan di sejumlah kompetisi pelatih utama, yaitu di Singapura dan Israel dimana dia ditendang oleh M-346. Sementara itu, Angkatan Udara Korea Selatan telah memiliki salah satu skuadron operasional FA-50, dengan 20 pesawat skuadron kedua yang akan dibentuk pada awal 2016, ketika pesawat akan menerima izin operasional akhir. Angkatan Udara Korsel juga memiliki 49 T-50, sembilan T-50B, dan 22 TA-50. FA-50 dilengkapi dengan data taktis Link 16 Link, radar mechanically scanned array, radar penerima peringatan dan sistem visi pencitraan malam. Pesawat ini mampu membawa 4,500kg senjata dipandu, meriam 20mm dan dapat membawa rudal udara ke udara. Semua varian T-50 yang didukung oleh mesin F404.

Dalam kasus Filipina dan Irak, pesawat ini akan memainkan peran penting dalam membangun kembali angkatan udara kedua negara tersebut. Maka mereka membeli sebuah pesawat yang dapat berfungsi baik sebagai jet pelatih canggih dan pesawat serang. Kesepakatan Filipina sangat mendesak, sebagai bangsa yang menemukan dirinya dalam posisi yang tidak nyaman dan perlu untuk melawan China yang kekuatannya semakin tumbuh di Laut China Selatan. Negara ini nyaris tidak memiliki kekuatan tempur udara setelah mempensiunkan Northrop F-5 terakhir lebih dari satu dekade yang lalu.

Pada tahun 2011, sebuah pesawat turboprop Rockwell OV-10 angkatan udara Filipina menemukan dirinya benar-benar tidak mampu untuk terlibat dengan dua jet tempur China yang terbang di sebuah pulau karang yang diklaim Manila. Demikian juga dengan Irak. Sumber yang dekat dengan kesepakatan mengatakan bahwa T-50IQ didasarkan pada FA-50, meskipun ini belum pernah secara resmi dikonfirmasi. Pesawat bisa menjadi sumber daya berharga dalam pertempuran Irak melawan ISIS. 

Menatap Peluang 1.000 Pesawat

Pesawat T50i Golden Eagle TNI AU [kraken_Christiyanto]

Target besar yang sedang dibidik T-50 adalah program pengadaan pesawat latih Angkatan Udara AS yang dikenal dengan program TX untuk menggantikan Northrop T-38. KAI memperkirakan nilai kesepakatan ini senilai US$ 10 miliar untuk memproduksi sekitar 350 pesawat, dan berencana untuk bermitra dengan Lockheed Martin dalam kompetisi tersebut.

KAI menambahkan bahwa akan ada permintaan tambahan dari Angkatan Laut AS dan Marinir untuk 350 pelatih jet canggih, serta 150 jet disesuaikan untuk mensimulasikan pesawat musuh. Total bisa 1.000 pesawat yang akan diproduksi. Ada peluang besar T-50 untuk menang dalam kompetisi ini mengingat persyaratannya adalah membuat pesawat latih dari pesawat yang telah ada.

Bukan desain yang benar-benar baru. Hal ini karena Angkatan Udara AS ingin menghemat biaya dan waktu. Sementara Boeing dan Saab berencana untuk menawarkan jet yang benar-benar baru untuk kompetisi ini. “Jika kompetisi nanti ditentukan oleh biaya, maka T-50 akan muncul dalam posisi yang baik untuk mengamankan kontrak,” kata analis Forecast Internasional Daniel Darling. “Tetapi jika elemen desain yang benar-benr baru benar-benar memunculkan hal yang lain, maka prospek T-50 akan redup. Tapi sebagai pelatih jet canggih yang terlihat penggunaan di layananan dan berasal jejak Lockheed Martin, T-50 pasti dianggap sebagai calon kuat.” [Flightglobal]

jejaktapak

[Dunia] Rusia Akan Luncurkan 300 Serangan Udara per Hari di Suriah

Menurut The Sunday Times, saat ini Rusia meluncurkan rata-rata 50 misi serangan udara per hari di Suriah. (Reuters/Ministry of Defence of the Russian Federation)

Rusia berencana meningkatkan misi serangan udara untuk menggempur kelompok pemberontak di Suriah. Menurut sumber anonim yang dekat dengan operasi militer Rusia di Suriah, Rusia akan meningkatkan operasi militer hingga 300 serangan udara per hari di Suriah. Dilansir dari media Inggris, The Sunday Times, saat ini Rusia meluncurkan rata-rata 50 misi serangan udara per hari di Suriah. Menurut Sunday Times, sumber anonim tersebut menyatakan bahwa Rusia berencana meningkatkan jumlah serangan udara, dari target 200 serangan per hari menjadi 300 serangan udara per hari.

The Independent juga melaporkan Rusia juga tengah membangun landasan pacu baru sebagai persiapan untuk meningkatkan jumlah serangan udara. Hingga saat ini, Rusia telah mengerahkan berbagai pesawat peluncur bom, termasuk Su-24M dan Su-34 dan jet tempur Su-30cm. Sumber anonim itu juga menyebutkan bahwa target serangan udara diusulkan oleh pemerintah Suriah untuk kemudian diverifikasi oleh Rusia.

Masih dari sumber yang sama, Rusia disebut akan menolak permintaan Suriah yang menargetkan bangunan agama yang diyakini sebagai markas kelompok pemberontak. "Mereka sangat prihatin tentang citra militer Rusia di sini," kata sumber itu kepada The Sunday Times. Kremlin mengklaim bahwa intervensi militer di Suriah merupakan upaya "perang melawan terorisme", tetapi ikut campur Rusia dalam konflik Suriah memicu kekhawatiran dari negara-negara Barat.

Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon menyatakan bahwa intervensi militer Rusia hanya memperluas perang dengan menargetkan semua rival Presiden Suriah Bashar al-Assad. Pernyataan ini diluncurkan Fallon di tengah berbagai tuduhan bahwa serangan udara menewaskan ratusan warga sipil dan meningkatkan risiko konfrontasi dengan serangan udara koalisi internasional pimpinan AS. "Apa yang (Rusia) lakukan adalah menopang rezim Assad, membuat penyelasaian masalah ini menjadi lebih sulit," kata Fallon.

Berbagai kelompok pemantau di Suriah, termasuk Human Rights Watch, menyerukan penyelidikan soal serangan udara Rusia ri Suriah yang mereka yakini melanggar hukum internasional. Putin terus-menerus membela serangan udara Rusia di Suriah, dan bersikeras bahwa serangan udara itu bertujuan untuk memerangi "teroris internasional" dari kelompok militan ISIS. Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, Putin mengatakan Moskow ingin memperkuat posisi Assad di Suriah. (stu)

Serangan Koalisi di Suriah Tewaskan Tokoh al-Qaidah 

Serangan udara koalisi pimpinan AS di Suriah diklaim telah menewaskan pimpinan senior al Kaidah. (Reuters/Shawn Nickel/U.S. Air Force/Handout )

Pentagon mengatakan serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat telah menewaskan Sanafi al-Nasr, warga Arab Saudi dan penyalur dana terkemuka bagi al-Qaidah dan kelompok Khorasan sempalannya. Pentagon pada Minggu (18/10) mengatakan, al-Nasr sebelumnya mengorganisir rute-rute bagi anggota baru untuk berangkat dari Paksitan ke Suriah melalui Turki.

Dia juga memainkan peran penting di bidang keuangan kelompok ini dan Pentagon mengatakan al-Nasr tews dalam serangan udara ke Suriah barat laut Kamis lalu. “Al-Nasr merupakan jihadis lama yang berpengalaman menyalurkan dana dan pejuang untuk al-Qaidah. Dia memindahkan dana dari para donor di wilayah Teluk ke Irak, dan kemudian mengirimnya kepada pemimpin al Kaidah di Pakistan hingga Suriah,” kata juru bicara Pentagon melalui pernyataan tertulis. Al-Nasr bekerja untuk jaringan al-Qaidah di Iran sebelum mengambil alih masalah keuangan kelompok militan ini pada 2012 dan pindah ke Suriah pada 2013.

Pentagon mengatakan, dia adalah pemimpin senior kelompok Khorasan kelima yang tewas dalam empat bulan terakhir. Khorasan adalah istilah untuk daerah di Afghanistan dan Pakistan tempat dewan utama al Kaidah diyakini bersembunyi. Kelompok militan ini pindah ke Suriah setelah perang saudara di negara itu pecah, dan mereka diyakini membantu kelompok afiliasi al-Qaidah di Suriah yaitu Front Nusra.

Para pejabat AS menggambarkan Khorasan merupakan faksi militan yang kejam yang memanfaatkan tempat persembunyian di Suriah untuk mengorganisir rencana serangan ke Amerika dan sasaran-sasaran Barat lain, kemungkinan dengan mempergunakan pesawat terbang. Pentagon mengatakan al-Nasr juga dikenal sebagai Abdul Mohsen Adballah Ibrahim al Charekh.

Tahun lalu, Front Nusra kehilangan seorang pemimpin al-Qaidah dengan nama itu setelah terjadi serangan di desa pesisir Suriah bernama Kasab. Al-Nasr yang juga dicari pihak berwenang Arab Saudi dinyatakan sebagai teroris yang dikenai sanksi Dewan Keamanan PBB dan Departemen Keuangan AS tahun lalu.

“Operasi ini menjadi pukulan keras bagi rencana kelompok Khorasan untuk menyerang AS dan sekutunya, dan sekali lagi membuktikan bahwa mereka yang ingin menghancurkan kami, bukannya sulit dijamah oleh kami,” kata Menteri Pertahanan AS Ash Carter dalam pernyataan tertulis. Pentagon tidak mengumumkan rincian serangan udara tersebut. (yns) 

Rusia Khawatir Dengan Stinger Amerika

Gerilyawan Mujahidin dengan rudal panggul Stinger saat perang Afghanistan melawan Uni Soviet

Jika ISIS di Suriah memiliki rudal panggul anti pesawat Stinger, Rusia akan melihatnya sebagai upaya Amerika mendukung terorisme, dan akan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB, kata wakil menteri luar negeri Rusia pada hari Sabtu. “Sejauh ini kami belum melihat sistem rudal panggul modern (MANPADS) berada di tangan para teroris, tapi kita tahu bisa saja mereka mendapatkan senjata dari Barat seperti yang dimiliki negara-negara tetangganya,” kata Oleg Syromolotov.

Dia menekankan bahwa pengiriman rudal panggul modern untuk salah satu kelompok yang aktif di Suriah akan berarti ada “Negara” tertentu yang telah berpihak pada “teroris internasional. Saya ingin ini dilihat sebagai peringatan yang serius,” tambah Syromolotov. Menurut kantor berita Regnum, Staf Umum Militer Rusia memperingatkan pada hari Minggu bahwa jika Islamic State memiliki rudal Stinger buatan AS, isu mendukung terorisme akan diajukan ke Dewan Keamanan PBB.

Rusia tentu masih ingat dengan pengalaman pahit perang Afghanistan saat jet-jet tempur dan helikopter Uni Soviet dulu berguguran di sengat rudal stinger Mujahidin yang dipasok Amerika. [Sputnik]

CNN jakartagreater

Ketika Menhan-Panglima TNI Beda Pernyataan soal Latihan Perang

Cina mengusulkan latihan militer bersama dengan negara-negara Asia Tenggara di Laut Cina Selatan pada tahun 2016.

Ketika Bung Tomo class mengasuh KCR 60 di perairan Sulawesi

Cina mengusulkan latihan militer bersama dengan negara-negara Asia Tenggara di Laut Cina Selatan pada tahun 2016. Termasuk dengan Indonesia. Dua petinggi, Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu dan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo ditanyai soal ajakan ini. Hasilnya, mereka beda pernyataan yang sangat jauh kepada wartawan. 

Ryamizard mengatakan, tidak ada ajakan latihan militer bersama dari Menteri Pertahanan Cina untuk penyelamatan laut dan penanganan bencana di Laut Cina Selatan. Namun yang digagas Menhan Cina, Chang Wanquan‎ adalah mengajak negara-negara ASEAN untuk patroli bersama di laut Cina Selatan. "‎Bukan latihan bersama tapi patroli bersama. Kan mau mengamankan laut Cina Selatan, jangan dibiarkan doang dong, harus ada upaya," kata Ryamizard di Gedung DPR Jakarta, Senin (19/10/2015).

Menurutnya, patroli bersama antar negara-negara ASEAN yang digagas Cina pada 2016 itu perlu persiapan. Hal itu sudah dikoordinasikan beberapa bulan lalu. "‎Patroli bersama kan tidak ujuk-ujuk (tiba-tiba), perlu ada persiapan dulu. Kami sudah berkoordinasi sudah beberapa bulan," terangnya. Sementara, Pernyataan Menhan ini bertolak belakang dengan Gatot Nurmantyo. Padahal mereka ditemui di tempat yang sama. Gatot mengatakan dengan tegas menolak ajakan latihan bersama Cina dengan negar-negara ASEAN di Laut Cina Selatan.

Terkait hal itu, dia menjelaskan, latihan bersama berbeda dengan patroli bersama yang bertujuan untuk perdamaian negara-negara yang bertikai di laut Cina Selatan. Menurutnya berbeda dengan latihan militer bersama yang cenderung latihan perang. "Patroli bersama ini untuk perdamaian, kalau latihan perang untuk perang. Jadi perdamaian, dalam pembukaan UUD 45', kita ikut menjaga ketertiban perdamaian dunia. Kenapa tidak boleh (patroli bersama). Tidak ada perang kedepan, dan Cina tidak akan mengklaim (laut Cina Selatan," tandasnya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat ini menambahkan, hubungan Indonesia dengan Tiongkok ‎cukup baik. Ia menilai, persoalan tersebut sengaja ada yang membesar-besarkan isunya. "Pertemuan dengan Cina sangat baik. Cina membuka Asean, ini rumah kita bersama. Sudahlah, kita damai saja," katanya. ‎Sebelumnya, Cina mengusulkan latihan militer bersama dengan negara-negara Asia Tenggara di Laut Cina Selatan pada tahun 2016. Hal itu disampaikan Menteri Pertahanan Cina, Chang Wanquan, dalam pertemuan informal menteri pertahanan negara-negara Asean.

Wanquan mengatakan, latihan bersama itu nantinya akan dipusatkan pada penyelamatan di laut dan bantuan bencana. "Latihan akan menjadi salah satu cara untuk mencapai tujuan bersama memecahkan perselisihan dan mengendalikan risiko," kata Kementerian Pertahanan China, Jumat (16/10/2015). Usulan ini datang sepekan setelah Amerika Serikat (AS) mengumumkan tengah mempertimbangkan untuk mengirimkan kapal lautnya ke wilayah Laut China Selatan yang diklaim oleh Cina. Langkah AS itu dinilai untuk menegur China atas klaimnya terhadap wilayah perairan internasional tersebut.

Suara

[Foto] Bomber Canggih

Andalan Amerika Serikat dan Rusia
 

Pesawat B-1 Lancer pesawat pembom supersonic yang bertugas untuk meluncurkan rudal nuklir. Pesawat ini dibangun oleh Boeing pada 23 Desember 1974, dioperasikan oleh USAF. Kecepatan pesawat ini mencapai mach 1,25 dengan jarak radius terbang 11.997 km di ketinggian terbang 18 km. Pesawat ini mampu membawa 15 jenis tipe bom, salah satunya adalah bom nukir B83. [USAF/Getty Images]



B-52 Stratofortress atau biasa disebut BUFF, merupakan pembom strategis super berat yang bertugas meluncurkan bom nuklir. Dirancang oleh Boeing pada 15 April 1952, dan digunakan oleh USAF. Pesawat ini diawaki oleh 5 orang kru yang terdiri dari pilot, copilot, weapon system officer, navigator, electronic warfare officer. Kecepatan terbang dari BUFF mencapai 1.047 km/perjam, dengan radius terbang 16.232 km, di ketinggian 15 km. Seluruh jenis bom yang dimiliki oleh Amerika sanggup diangkut oleh BUFF. [Ethan Miller/Getty Images]


B-2 Spirit pesawat pembom paling sulit dilacak dan ditangkap oleh radar, pesawat ini terbang sangat senyap. Dirancang oleh Northrop Grumman, pada 17 Juli 1989, digunakan oleh USAF dan diawaki oleh 2 orang pilot dan co pilot. B2 terbang dengan kecepatan mach 0.95, jarak jangkau operasi mencapai 11.100 km, di ketinggian 15 km. Misi yang diemban oleh B2 sangatlah berat, pesawat ini harus menembus garis pertahanan lawan untuk meluncurkan serangan bom nuklir ke arah jantung pertahanan lawan. [Ethan Miller/Getty Images]



Tu-95 Bear pesawat pembom nuklir jarak jauh buatan Rusia, yang paling terkenal membuat armada tempur NORAD kerepotan. TU-95 paling rajin melakukan operasi patroli jarak jauh, sehingga negara yang wilayah udaranya yang dilewati TU-95 harus mengerahkan pesawat tempur untuk mengawal. Pesawat ini dirancang oleh Tupolev pada 12 November 1952, dan diawaki 7 orang terdiri dari pilot, co-pilot, flight engineer, communication system operator, navigator, dan tail gunner. TU-95 sanggup melaju hingga kecepatan 920 km/perjam, dengan radius tempur mencapai 15.000 km, di ketinggian terbang 13 km. [U.S. Navy via Getty Images]



Tempo

[Dunia] Pelabuhan Darwin Disewakan ke Perusahaan China

Pejabat Militer Australia Prihatin

Pelabuhan Darwin, Australia 

Pemerintah Northern Territory (NT) Australia telah menyewakan operasional Pelabuhan Darwin kepada Landbridge Group, perusahaan milik pengusaha China Ye Cheng. Sewa senilai 506 juta dolar selama 99 tahun itu memicu keprihatinan pejabat militer Australia. Perjanjian sewa ini mencakup operasional pelabuhan dan fasilitas yang ada di East Arm Wharf, termasuk pangkalan Angkatan Laut Darwin Marine Supply Base, dan Fort Hill.

Kesepakatan yang disebut oleh Menteri Utama NT Adam Giles sebagai "hasil luar biasa bagi NT" antara lain menyebutkan bahwa Landbridge akan menguasai 80 persen saham dan sisanya 20 persen akan dimiliki Australia. Menanggapi hal ini, seorang pejabat tinggi Australian Defence Force (ADF) mengatakan adanya kekhawatiran mengenai implikasi dari penguasaan pelabuhan ini oleh perusahaan China. Menurut website AL Australia, Darwin "merupakan pelabuhan penting AL, dan pusat operasi dalam menjaga perbatasan negara".

"Darwin menjadi pangkalan latihan AL dan latihan gabungan multi-nasional serta operasi yang melibatkan sekitar 100 kapal perang Australia dari negara lain setiap tahunnya," demikian disebutkan website AL. Landbridge Group mengoperasikan pelabuhan di Shandong, China, dan bisnisnya mencakup logistik, petrokimia, perdagangan internasional, dan real estate.

Menurut keterangan AusTrade, perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 7 ribu pegawai. Keputusan Pemerintah NT menyewakan Pelabuhan Darwin dikecam keras pihak oposisi yang menyebutnya dipenuhi kerahasiaan dan "tidak lebih dari upaya mendapatkan uang kontan secara cepat". Landbridge sendiri menjanjikan akan menanamkan investasi 35 juta dolar dalam 5 tahun. 

"Landbridge bertujuan menumbuhkan perdagangan dua arah antara Australia dan Asia, dan menempatkan Darwin dalam peta bisnis China," kata Mike Hughes dari Landbridge.

Jpnn

Anggaran Pertahanan 1,5 Persen dari PDB

Anggaran 1,5 % dari PDB, akan mengarah Rp 160 triliun setiap tahunnya.

Anggaran Pertahanan Indonesia [supermarine]

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan akan membuat roadmap agar besar anggaran pertahanan menjadi 1,5 persen dari Produk Domestik Bruto. 

Anggaran tersebut, menurut Bambang, tak hanya untuk alat utama sistem pertahanan (alutsista). Selain untuk alutsista, anggaran pertahanan juga akan digunakan untuk kesejahteraan prajurit dan anggaran perumahannya.

Bambang menambahkan, dengan besaran 1,5 persen dari PDB, anggaran pertahanan akan mengarah ke nilai Rp 160 triliun setiap tahunnya. “Sumbernya penerimaan negara dan prioritas ke alokasi anggaran,” kata dia di Kompleks Parlemen Senayan, Senin, 19 Oktober 2015. Saat ini, menurut dia, anggaran pertahanan masih menjadi prioritas pemerintah.

Buktinya, Kementerian Pertahanan selalu menjadi pemilik anggaran terbesar. Hanya tahun ini, Kementerian Pertahanan menjadi peringkat kedua anggaran terbesar. “Tahun ini, yang pertama, Kementerian Pekerjaan Umum Perumahan Rakyat karena dapat anggaran infrastruktur yang besar,” kata dia. Penundaan anggaran Kementerian Pertahanan sebesar Rp 13,2 triliun, kata Bambang, disesuaikan dengan penerimaan pajak tahun ini. Berikut grafik perbandingan anggaran pertahanan di Asean : 

Tempo

Keputusan TNI Tolak Tawaran Latihan Militer dengan Tiongkok Dinilai Tepat

Ketika KRI John Lie latihan bersama US Navy [US Navy/supermarine]

Indonesia menolak ajakan latihan militer bersama Republik Rakyat Tiongkok di Laut China Selatan. Langkah ini didukung oleh akademisi bidang pertahanan Andi Widjajanto. 

"Sangat tepat, karena salah satu masalah sensitif itu adalah Laut China Selatan," ujar Andi usai menjadi pembicara dalam diskusi CSIS di Gedung Pakarti Center, Jl Tanah Abang III, Jakarta, Senin (19/10/2015).

Jika Indonesia, dalam hal ini TNI, mengamini undangan Tiongkok maka posisi pemerintah disebut Andi akan kesulitan. Pasalnya Tiongkok sudah mengklaim ranah teritori di Laut China Selatan sendiri yang tidak diakui negara-negara lainnya. "Mereka definisikan teritorial mereka di Laut China Selatan karena Tiongkok mendasari peta-peta yang belum diakui banyak negara di kawasan. Itu bisa menjadi masalah," kata Andi.

Menurut Andi, permasalahan yang sensitif perlu dihindari. Hubungan bilateral pun disebutnya harus dipertimbangkan dengan seksama. "Jadi sebisa mungkin sensitivitas itu dihindari dan tidak melakukan interaksi-interkasi bilateral terutama yang sifatnya keras seperti latihan militer," ucapnya. Undangan latihan militer ini sendiri berbeda dengan patroli bersama di kawasan, termasuk Tiongkok, di wilayah Laut China Selatan.

Ide tersebut pernah dilontarkan oleh Menhan Ryamizard Ryacudu. "Oh iya kalau tidak salah itu diungkap Menhan di forum Shangrila dialog ya. Kalau itu kan tujuannya untuk meningkatkan rasa saling percaya, diplomasi," tutur pengamat pertahanan dari UI ini. Namun dalam menghadapi permasalahan Laut China Selatan, Andi menilai lebih baik semua dikembalikan pada strategi diplomasi Indonesia terkait konflik yang belum berkesudahan itu.

Pertama bagaimana Indonesia harus memposisikan diri sebagai negara yang tidak ikut berkonflik. "Lalu Indonesia bersedia menjadi host broker, di situ kalau ada negara-negara yang membutuhkan Indonesia sebagai fasilitator atau bahkan mediator dan ketiga Indonesia mengandalkan proses-proses yang sudah dilakukan di ASEAN," jelas Andi. Dalam hal ini adalah declaration of conduct (DoC) dan code of conduct (CoC) atau etika berhubungan di Laut China Selatan.

Semua kementerian dan atau lembaga pun diminta kembali pada strategi dasar diplomasi Indonesia tersebut jika berhadapan tentang hal-hal yang berkaitan dengan Laut China Selatan. "Dan setahu saya Presiden Jokowi juga menggunakan ketiga strategi dasar itu sebagai rujukan bagaimana kita bersikap tentang apapun tawaran. Tidak hanya dari Tiongkok tapi dari negara-negara lain tentang Laut China Selatan," tukas Andi yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Kabinet Kerja itu.

Sebelumnya Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengungkapkan bahwa TNI menolak tawaran latihan militer Tiongkok di Laut China Selatan. Sebabnya Presiden Jokowi melarang. "TNI itu harus segaris mematuhi apa yang jadi kebijakan politik luar negeri pemerintah. Pemerintah mengimbau agar semua menahan diri tak melaksanakan kegiatan di Laut China Selatan yang dapat meningkatkan tensi instabilitas di Laut China Selatan," ungkap Gatot di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (19/10).

Detik

Presiden Indonesia butuh helikopter tahan peluru

Disebut-sebut helikopter anti kapal selam buatan AgustaWestland (Inggris-Italia)


Helikopter NAS-332 Super Puma yang dioperasikan Skuadron Udara 45 VIP TNI AU. (ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf)

Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, mengatakan, presiden dan wakil presiden memerlukan helikopter antipeluru untuk memastikan keamanan kepala negara dalam mobilisasi.

"Pesawat (helikopter) untuk presiden itu pesawat militer Puma tahun 2002, sebenarnya tidak untuk VVIP karena tidak antipeluru, maka perlu yang untuk VVIP," kata Nurmantyo, saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin.

Helikopter kepresidenan sempat dioperasikan Skuadron 17 VIP TNI AU yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta. Sejak beberapa tahun lalu, organisasi yang memelihara dan mengoperasikan helikopter VIP kepresidenan ini adalah Skudron Udara 45 VIP, yang juga berpangkalan di sana. Sampai saat ini, skuadron udara sayap putar itu mengoperasikan AS-332 Super Puma, yang aslinya dibuat di hanggar produksi Aerospatiale, Prancis, dan lalu diproduksi di PT Dirgantara Indonesia. Dia lalu diberi designasi baru: NAS-332 Super Puma. Belakangan, TNI AU akan diberi Eurocopter AS-532 Cougar yang lebih besar dimensi dan performansinya.

Disebut-sebut helikopter anti kapal selam buatan AgustaWestland (Inggris-Italia) AW101/EH101 Merlin juga akan dibeli TNI. Namun proses pengadaan, tender, dan lain sebagainya terkait tidak pernah diungkap kepada publik Indonesia. AW101/EH101 Merlin juga digadang-gadang akan dipakai Gedung Putih sebagai Marine One, helikopter kepresidenan Amerika Serikat, yang lalu diberi designasi baru, VH-71 Kestrel.

Dia diimbuhi banyak peralatan dan sistem pertahanan pasif dan aktif, walau ProgramVXX tentang pengadaan helikopter ini ditinjau lagi dan publik diberitahu secara transparan. India pada 2008 juga sempat akan membeli 12 helikopter AW101/EH101 Merlin ini walau juga akhirnya dihentikan pada 2013, karena Finmecannica (induk perusahaan AgustaWestland), terlibat suap untuk memenangi kontrak. Sekali lagi, publik melalui pers diberitahu secara transparan tentang proses pengadaan dan tender hingga keputusan akhir.

Dari kasus India dan Amerika Serikat itu, penunjukan secara tidak transparan beresiko pada korupsi. Pada kesempatan itu, Nurmantyo menyampaikan arsenal yang secara umum dibutuhkan TNI untuk memastikan keamanan negara. 

TNI AL Akan Tenggelamkan Kapal Nelayan Malaysia di Langsa

Ilustrasi penghacuran kapal ilegal asing [harianaceh] 

TNI AL pada Selasa (20/10/2015), akan menenggelamkan sebuah kapal ikan asing berbendera Malaysia di perairan Kuala Langsa, Kota Langsa, Provinsi Aceh. Danlanal Lhokseumawe, Kolonel Marinir Nasruddin kepada Kompas.com, Senin (19/10/2015), menyebutkan kapal dengan nomor KHFI 1780 KP Zaitun itu telah melewati proses hukum di PN Langsa beberapa waktu lalu.

PN Langsa memutuskan kapal itu terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia dan memerintahkan kapal itu disita untuk dimusnahkan. “Kapal itu ditangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan RI. Kita menenggelamkan kapal itu setelah menerima putusan pengadilan dan tidak ada banding dari pemilik kapal itu. Artinya putusan itu sudah berkekuatan hukum tetap,” ujar Kolonel Nasruddin. Dia menambahkan, TNI AL akan menggelamkan kapal itu dengan cara diledakkan pada jarak 12 mil dari Kuala Langsa dengan kedalaman 45 meter.

Disinggung soal perairan Aceh, Nasriddin menyebutkan pihaknya terus melakukan patroli laut secara teratur. Dia juga mengajak seluruh masyarakat memberikan laporan ke pos TNI AL terdekat jika melihat kapal asing melintas di perairan Aceh. “Kapal asing itu harus kita tangkap, pertama mereka melanggar batas wilayah kita, kedua mereka melakukan penangkapan ikan ilegal. Apalagi menggunakan trawl. Itu sangat merugikan masyarakat nelayan kita,” ujarnya.

103 Kapal Illegal Fishing Dimusnahkan, Terbanyak Vietnam

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di bawah pimpinan Menteri Susi Pudjiastuti hingga saat ini sudah berhasil menenggelamkan 103 kapal pelaku penangkapan ikan secara ilegal (illegal fishing).

Filipina dan Vietnam menjadi negara terbanyak yang kapalnya ditenggelamkan. Dari data Kementerian KKP, sebelum Senin (19/10/2015), sudah 91 kapal yang ditenggelamkam. Jumlah ini ditambah 12 unit kapal yang ditenggelamkan selama dua hari yaitu Senin (19/10) dan Selasa (20/10). "Jadi, jumlah 91 itu ditambah 12 dari Senin sampai Selasa besok. Besok kan itu di Batam dan Aceh semuanya ada 4," kata Sekretaris Ditjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) kementerian KKP, Abdur Rouf Sam di Pelabuhan Sungai Rengas, Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (19/10/2015).

Dia merincikan dari 103 kapal yang ditenggelamkan, Vietnam merupakan negara terbanyak dengan 35 unit kapal. Kemudian, disusul Filipina sebanyak 34 kapal. Lalu, ada Thailand dengan 21 kapal. Berikutnya, Malaysia 6 kapal, Papua Nugini 2 kapal, Tiongkok 1 kapal, Indonesia 4 kapal. "TNI AL tangkap dan sudah tenggelamkan 49 kapal, 54 kapal ditangkap Kementerian KKP bekerjasama dengan Polri," sebut Abdur.

Terkait pengawasan, pihak Kementerian KKP akan memaksimalkan jumlah kapal patroli. Saat ini, kapal patroli pengawas yang dimiliki baru berjumlah 27 unit. Idealnya untuk memenuhi luas wilayah Indonesia dibutuhkan minimal 90 kapal pengawas. "Itu idealnya 90 kapal patroli pengawas untuk mengimbangi luas wilayah negara kita," tuturnya. Meski demikian, 27 unit kapal yang akan ditambah empat kapal baru Sistem Kapal Inspeksi Perikanan Indonesia (SKIPI).

Empat kapal ini memiliki desain Marite System Service (MSS) dan ditargetkan selesai akhir tahun ini. "Kapal-kapal yang ada lebih ditingkatkan pengawasannya karena ada beberapa daerah rawan seperti Natuna, Arafura, Laut Cina Selatan," tuturnya.

Berikut data 12 kapal ilegal yang ditenggelamkan 19 dan 20 Oktober 2015 oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dan TNI AL:

- Di Pulau Datuk, Perairan Pontianak, Kalimantan Barat, Senin (19/10/2015).
★ KG 90512 TS (asal Vietnam)
★ KM KG 91751 (Vietnam)
★ KM Tan Vinh KG 1365B TS (Vietnam)
★ KM Tan Vinh KG 91089 TS (Vietnam)

- Di Perairan Batam, Kepulauan Riau, Selasa (20/10/2015).
 ★ KM Sudita 15 (Thailand)
★ KG 92728 TS (Vietnam)
★ KG 90540 TS (Vietnam)

- Di Perairan Langsa, Aceh.
★ KM KHF 1780 (Thailand). Ditenggelamkan oleh TNI Angkatan Laut: Di Perairan Tarakan, Kalimantan Timur, Senin (19/10/2015).
★ F/B RELL RENN 8 (Filipina)
★ F/B RELL RENN 6 (Filipina)
★ F/B LB C-N-C (Filipina)
★ F/B RR-SA (Filipina) (hat/slm) 

Kompas