Tuesday, 17 November 2015

Pesawat Tempur Golden Eagle Lanud Iswahjudi Dukung Latihan PPRC


Dalam rangka mendukung latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC), sebanyak tujuh pesawat tempur T-50i Golden Eagle dari Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi diberangkatkan menuju Lanud Sam Ratulangi, Manado.

Keberangkatannya dilepas Komandan Wing 3 Lanud Iswahjudi Kolonel Pnb Irwan Pramuda, S.E., Sabtu (14/11/15). Demikian pers LanudIswahjudi yang diterima beritajatim.com, Senin (16/11/2015) siang.

Dalam latihan selama tiga hari tersebut, Flight Golden Eagle dipimpin langsung Komandan Skadron Udara 15 Letkol Pnb Marda Sarjono. Latihan yang dimaksudkan untuk melatih kesiapsiagaan satuan tempur untuk melaksanakan misi yang tergabung dalam pasukan PPRC.

Pelaksanaan penerbangan dalam rangka mendukung latihan PPRC, Lanud Sam Ratulangi sebagai pangkalan operasi, sedangkan pelaksanaan latihan PPRC di daerah Morotai.

Dalam latihan tersebut, Lanud Iswahjudi memberangkatkan 7 pesawat, 11 penerbang dan 60 orang teknisi yang didukung pesawat C-130 Hercules TNI AU.

Keterangan foto: Sebelum take off meninggalkan Lanud Iswahjudi menuju Lanud Sam Ratulangi, Manado, penerbang pesawat T-50i Golden Eagle melaksanakan pengecekan pesawat, Sabtu (14/11/2015) kemarin. [air/rdk]


Taruna AAL laksanakan Pendaratan Amfibi di Ambon


Sebanyak 90 Taruna Akademi Angkatan Laut (AAL), utamanya Korps Marinir melaksanakan latihan pendaratan Amfibi di Ambon. Dalam latihan tersebut, disimulasikan bahwa daerah tersebut telah dikuasai musuh, sehingga dilaksanakan operasi amfibi oleh Pasukan Marinir untuk merebut dan menduduki sarana-sarana pantai dalam rangka membentuk daerah tumpuan pantai yang digunakan untuk melakukan operasi selanjutnya.

Pendaratan amfibi tersebut merupakan salah satu materi pelajaran bagi Taruna AAL angkatan ke-61 yang sedang melaksanakan latihan dan praktek Jala Yudha Tahun 2015 dengan menggunakan KRI Teluk Banten-516 dan KRI Ki Hajar Dewantara-364 dengan rute Surabaya – Makassar – Kendari – Ambon – Ternate – Balikpapan – Surabaya, selama satu bulan.

 Taruna AAL tersebut terdiri dari Korps Pelaut 39 orang, Korps Teknik 13 orang, Korps Elektronika 10 orang, Korps Suplai 9 orang, dan Korps Marinir 19 orang.

Kegiatan diawali dengan peluncuran Taruna Korps Marinir dari KRI Teluk Banten-516 dengan menggunakan enam perahu karet untuk melaksanakan pengintaian dan penyerangan. Jarak antara titik intai sejauh 400 meter, sehingga tim harus mengirimkan dua orang personel untuk berenang rintis dan menduduki serta memastikan daerah pendaratan sudah aman.

Dengan cepat dan sigap Kompi Pendaratan dapat menghancurkan sasaran, membentuk tumpuan pantai serta meledakan radar musuh yang diskenariokan di kantor SatkomLantamal IX.
Latihan tersebut berjalan dengan baik atas kerja sama dan kekompakan tim pendaratan amfibi dariTaruna AAL dan Yonmarhanlan IX Ambon.


Turut menyaksikan latihan tersebut, Asisten III Gubernur Maluku Ir. M.Z. Sangadji, Asrendam XVI/PTM Kolonel InfTotok Sulistiyo, Wadan Lantamal IX Kolonel Marinir Joko Supriyanto, S.H., Para Asisten Dan lantamal IX, Komandan Satgas (Dansatgas) Jalayudha Kolonel Laut (P) Ahmad Dahlan, Dirlantas Polda Maluku, Kasatpol PP Kota Ambon, serta tamu dan undangan.

Selain pendaratan amfibi, Taruna AAL juga melaksanakan kirab di Kota Ambon. Kirab Kota drum band Taruna AAL yang diikuti 90 taruna itu dilepas Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy dan Komandan Pangkalan TNI AL IX Ambon (Lantamal IX) dengan rute dimulai dari pelataran Gong Perdamaian Dunia (GPD) melewati ruas jalan di Kota Ambon dan kembali lagi ke kawasan GPD dan diterima Wakil Gubernur MaLUKU Zeth Sahuburua. Atraksi drum band Genderang Suling Gita JalaTaruna AAL mendapat perhatian dari masyarakat yang memadati pinggiran ruas jalan yang dilalui.


Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua mengharapkan, kunjungan tersebut dapat memotivasi siswa SMA di Maluku untuk belajar dengan baik guna melanjutkan pendidikan sebagai Taruna AAL.Setelah dilantik menjadi Perwira TNI AL, Taruna AAL memiliki tanggung jawab besar untuk mengawal dan membela Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Tugas tersebut tidaklah mudah, di pundak kalian ada tanggung jawab besar untuk mengawal dan membela bangsa, saya percaya kalian mampu untuk melaksanakan tugas tersebut," tegas Wagub Maluku Zeth Sahuburua.(Rel/AA/WDA)

 RRI

Seribu Personil TNI Terjun Subuh ‘Bebaskan Sandera’ di Morotai

Penerjunan yang dilakukan pasukan LINUD Selasa (17/11) pagi

Latihan perang yang digelar TNI di kawasan pulau Morotai  dimulai Selasa (17/11) pagi subuh sekitar pukul 05.00 WIT. Untuk latihan ini diawali dengan  adanya seribu personil anggota TNI melakukan penerjunan   membebaskan Morotai. Mereka yang ikut terjun itu berasal dari pasukan lintas udara (LINUD).Pasukan ini diangkut menggunakan pesawat milik TNI T50KOK.




Dalam penerjunan ini, pasukan ini digambarkan melakukan pembebasan bandara  yang telah dikuasai pasukan musuh.  Simulasi ini sendiri merupakan bagian dari latihan perang yang digelar TNI di Pulau Morotai.  Dalam latihanitu, LINUD TNI mengepung  Bandar Leo Watimena untuk membebaskan para sandera yang disandera pasukan  musuh. 

Danlanal Morotai Letkol  (P)  Iwan Kusumah SE menjelaskan, dalam waktu yang sama dalam latihan lainnya  pasukan TNI Angkatan darat melakukan simulasi  membebaskan sandera di kantor bupati.  Simulasi ini juga digelar Selasa pagi subuh. Dalam simulasi ini  pihak TNI menggerakan ribuan personilnya mengepung  kantor Bupati   di kawasan Desa Darume. Aksi ini untuk membebaskan para sandera yang ditawan pasukan separatis.



Sementara itu di saat yang sama juga, kapal perang milik TNI Angkatan laut ikut menyandera salah satu kapal musuh  untuk membebaskan para sandera yang disandera di kapal perang milik kelompok separatis itu. Proses pembebasan para sandera ini dilaksanakan sekitar pukul 08,00 WIT. (tapsek)

[Dunia] Korut Siap Luncurkan Rudal Jarak Jauh


Korea Utara disebut sebut akan tetap meluncurkan rudal balistik jarak jauh dalam waktu dekat ini. Negara yang dipimpin Kim jong-Un itu tidak mempedulikan ancaman sanksi dari Dewan Keamanan PBB dan Negara-Negara Barat. Padahal diketahui, Korea Utara dilarang meluncurkan rudal balistik dan melakukan tes senjata Nuklir. 

Persiapan peluncuran rudal ditandai dengan larangan berlayar di lepas Pantai Timur Korea Utara seperti dilansir kantor berita Yonhap, Minggu (15/11).Peringatan larangan berlayar bagi semua kapal itu dimulai sejak 11 November – 7 Desember 2015.

Korea Utara diduga memiliki berbagai jenis rudal dan diyakini tengah mengembangkan rudal balistik antarbenua yang bertujuan untuk menciptakan senjata nuklir. Pada 2012, Korea Utara meluncurkan rudal jarak jauh dengan dalih menempatkan satelit ke orbit. Pyongyang menyebut peluncuran roket ini sebagai peluncuran kendaraan ruang angkasa, meski masyarakat internasional menilai itu adalah peluncuran rudal yang melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Sebelumnya, Presiden Korea Selatan, Park Geun-hye, menawarkan pertemuan kepada Pemimpin Korea Utara,Kim jong-un. Namun, syarat digelarnya dialog ini asal Pyongyang serius menghentikan program pengembangan rudal berhulu ledak nuklir.

“Seandainya ada terobosan isu nuklir oleh Korea Utara, tidak ada alasan untuk menolak melakukan pertemuan antar negara Semenanjung Korea,” kata Park, seperti dilansir Yonhap, beberapa waktu lalu.

Ada Anggota DPR yang Mau Atur Pembelian Alutsista TNI

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Tubagus Hasanuddin, mengkritisi keberadaan anggota parlemen yang berusaha mengatur-atur pembelian alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI dan pemindahan pangkalan militer.

"Akhir-akhir ini muncul adanya anggota DPR yang mulai ikut-ikutan campur tangan dalam proses pembelian jenis alutsista. Bahkan ada yang meminta TNI AU untuk memindahkan pangkalan-pangkalan udaranya ke wilayah perbatasan," kata Hasanuddin, Senin (16/11).

"Dengan segala hormat, peran itu menurut saya tidak sesuai dengan tupoksi anggota DPR yaitu legislasi, controlling pemerintah, dan budgeting," tegasnya.

Menurut purnawirawan TNI bintang dua ini, penentuan spesifikasi teknis alutsista, apalagi menentukan jenis dan mereknya, merupakan tanggung jawab penggunanya, yaitu angkatan masing masing. Merekalah yang memiliki kompetensi menguji alutsista yang cocok. "Bukan anggota DPR yang tidak memiliki keahlian untuk itu," tegas Hasanuddin tanpa bersedia menyebut nama anggota DPR yang dimaksud.

Begitu juga dengan disposisi dan dislokasi pasukan atau pangkalan. Menurut Hasanuddin, biarkanlah hal itu diputuskan TNI berdasarkan kemampuan alutsista, ancaman, dan strategi yang dipilih."Saya yakin TNI akan lebih profesional dalam menentukan lokasi-lokasi pangkalannya," tegas dia.