Saturday, 31 October 2015

Sukhoi Su-35 Vs Shenyang J-11D

J-11D

Sukhoi Su-27 Flanker seri awalnya dikembangkan Uni Soviet untuk melawan pesawat tempur superioritas udara F-15 Eagle Amerika. Tetapi desain ini kemudian telah berkembang luas yang bahkan mungkin tidak pernah dibayangngkan oleh desainernya. 

Variasi Flanker tidak hanya dibangun di Rusia, China juga memiliki knock-off sendiri.
Rusia menghasilkan segudang variasi dari Flanker. Dari Su-30M2 yang relatif sama dengan desain dasar hingga Su-35S Flanker-E yang merupakan top-of-the-line.

China juga terus bermain-main dengan desain untuk mengembangkan variasi syang lebih maju dan kreatif dari desain asli Soviet. Sebagian besar yang dibangun China dibuat tanpa izin Moskow. Beijing melakukan reverse engineered dan memodifikasi hardware asli Rusia.  Di masa depan Flanker Rusia dan China bisa jadi menyebar ke berbagai negara hingga mungkin untuk bertemu dalam pertarungan di langit. Dalam skenario ini mungkin Sukhoi Su-35 akan head-to-head dengan J-11D China dalam pertempuran ekspor di masa depan.

Secara keseluruhan, setidaknya untuk saat ini, Flanker buatan Rusia masih mempertahankan keunggulan teknis dibandingkan salinan yang dibuat China. Dari berbagai lini seperti avionik, badan pesawat hingga mesin Rusia jelas masih unggul. Bahkan Flanker Rusia masih menjadi salah satu ancaman paling mengkhawatirkan bagi jet-jet tempur buatan Barat dan Amerika. Terlebih dengan varian Flanker Rusia seperti Su-30SM dan Su-34 yang sangat mampu.

Tapi China tidak lagi hanya melakukan reverse engineering. Mereka sudah mulai mengembangkan dalam produk buatan sendiri. Meskipun banyak pihak mengatakan China masih memiliki masalah besar dalam pembangunan mesin yang tangguh. China masih mengandalkan mesin buatan Rusia.
China juga telah mengembangkan sistem avionik dan sensor yang ditanam di pesawat mereka. Tetapi juga belum  jelas bagaimana kemampuan sistem yang mereka bangun. Yang jelas China sedang mengembangkan passive electronically scanned array radar dan active electronically scanned array radars. Tetapi lagi-lagi kemampuannya belum bisa dibuktikan.

Demikian pula, China telah mengembangkan infrared search and track dan electro-optical targeting systems. Tapi ada sedikit data tentang bagaimana sistem-sistem ini meski jika dilihat dari brosurnya sangat mengesankan. Yang juga harus diingat China adalah relatif pemula dalam membangun pesawat tempur dan subsistem. Semua hal ini menjadikan Flanker Rusia hampir pasti sulit ditandingi oleh Flanker China.
Pertarungan di Pasar
Su-35
Meskipun demikian, industri kedirgantaraan Beijing telah menghasilkan jajaran klon Flanker. Selain J-11, J-11A dan indigenized J-11B, China sedang bekerja pada derivatif canggih termasuk J-11BS, J-11D dan J-16. China juga telah mengembangkan J-15 yang berbasis kapal induk dari prototipe Su-33 Flanker. Tiga Flanker China paling mampu adalah J-15, J-11D dan J-16. J-11D dalam banyak hal setara dari Su-35. Tetapi secara keseluruhan kurang mampu dalam hal manuver dan inferior  dalam avionik dan powerplant. Tapi mungkin lebih murah-dan mungkin menjadi produk ekspor yang menarik jika China bisa membuat mesin yang lebih baik.
China akhirnya akan mampu bersaing dengan Rusia pada suatu hari nanti. China memiliki banyak uang dan mereka bersedia untuk menghabiskan pada pengembangan kemampuan mereka. China juga tidak segan-segan untuk mencuri teknologi apapun yang mereka belum miliki dan yang membantu menghemat waktu pengembangan dan uang. Tetapi sampai China belum bisa menyempurnakan pembangunan mesin yang berkualitas, mereka masih akan sulit bersaing.

No comments:

Post a Comment