Sunday, 25 October 2015

[Dunia] Serangan Militan di Mesir, Empat Tewas Termasuk Polisi

Pasukan Mesir kirim kendaraan baja ke semenanjung Sinai untuk hadapi militan pemberontak (Foto: AP)

ilitan yang berasal dari wilayah Sinai menembak mati calon anggota parlemen dari partai Islam serta tiga anggota polisi tewas akibat bom yang diletakan di pinggir jalan Kota Arish di semenanjung Sinai kota Mesir, pada sabtu pagi tanggal 24 September 2015.

Pemberontak yang berasal dari wilayah Sinai yang masuk ke dalam jaringan ISIS telah menewaskan ratusan tentara dan polisi. Pada bulan ini, kelompok ini telah meluaskan wilayahnya ke barat Mesir, sebagaimana dilansir dari The Star, Minggu (23/10/2015).

Dua orang yang mengendarai motor, menembak Mostafa Abdelrahman, sekretaris dari partai Nour di Kota Arish. Ia ditembak tepat didepan rumahnya pada sabtu pagi, kata sumber keamanan Mesir.
Di insiden yang terpisah namun terjadi di kota Arish dan waktu yang hampir sama, tiga petugas kepolisian tewas dan delapan orang luka akibat bom yang meledak. Dilaporkan bahwa bom tersebut meledak sesaat ketika kendaraan dari polisi melintas, tampaknya memang polisi yang dijadikan target serangan bom ini.

ISIS yang mengontrol sebagian besar wilayah Irak dan Suriah, telah memberikan indikasi keberadaannya di Libra dan telah terang-terangan mendukung militan pemberontak di Mesir untuk menggulingkan pemerintahan di Kairo. Presiden Mesir Abdel Fattah Al Sisi mengatakan bahwa kelompok militan berdasarkan Islam telah menjadi sebuah bentuk ancaman kepada Mesir, negara Arab dan negara yang menjadi ‘kawan dekat’ Amerika Serikat. (hmr)

 okezone

70 Tahun PBB, Ketika Soekarno Pilih Hengkang karena Malaysia

MEREFLEKSIKAN 70 tahun “lahirnya” Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tak lekang ingatan soal catatan sejarah, di mana negara ini, Republik Indonesia, memilih hengkang dari lembaga internasional terbesar yang berdiri pasca-Perang Dunia II tersebut.

Gara-garanya, Presiden pertama RI, Ir Soekarno, tak sudi berada satu atap sebagai anggota PBB, apalagi melihat Negeri Jiran yang terlibat persengketaan dengan Indonesia itu, masuk ke Dewan Keamanan PBB.

Awalnya, ancaman itu sudah lebih dulu dilayangkan langsung di hadapan Majelis Umum PBB, 30 September 1960. Alasannya, Putra Sang Fajar merasa PBB masih belum punya visi mengentaskan apa yang jadi alasan PBB didirikan pada 24 Oktober 1945 atau 70 tahun silam.

“Oleh karenanya, jikalau PBB sekarang, PBB yang belum diubah, yang tidak lagi mencerminkan keadaan sekarang, jikalau PBB emnerima Malaysia menjadi anggota Dewan Keamanan, kita, Indonesia, akan keluar. Kita akan meninggalkan PBB sekarang!” seru Soekarno, seperti dikutip buku ‘Sejarah Nasional Indonesia: Zaman Jepang dan Zaman Republik Indonesia'.

Pembicaraan demi pembicaraaan tak menghasilkan sesuatu yang diinginkan Soekarno. Malaysia pun tetap masuk jadi anggota DK PBB. Suatu hal yang memicu puncak kegeraman Soekarno.
“Sekarang, karena ternyata bahwa Malaysia diterima menjadi anggota Dewan Keamanan, saya menyatakan bahwa Indonesia keluar dari PBB!” ketus Soekarno yang dilayangkan secara spontan pada 7 Januari 1965.

Indonesia pun resmi keluar pada 13 hari kemudian, via surat dari Menteri Luar Negeri saat itu, Dr Soebandrio tertanggal 20 Januari 1965 kepada Sekjen PBB, U Thant. Dengan begitu, Indonesia pun otomatis keluar pula dari beberapa badan di bawah naungan PBB, macam UNESCO, UNICEF dan FAO.

Sementara untuk menjelaskan sejumlah alasannya meninggalkan PBB, Soekarno juga menulis surat untuk sejumlah kepala negara sahabat. Tapi keluarnya Indonesia dari PBB tak berlangsung lama.
Seiring peristiwa berdarah 30 September dan 1 Oktober 1965, rezim Soekarno pun tumbang. Indonesia yang kemudian dinakhodai Soeharto, memutuskan kembali ke pangkuan PBB.
Lewat pesan pada Sekjen PBB, 19 September 1966, Indonesia menyatakan keinginannya untuk kembali jadi anggota PBB. Keinginan Indonesia itu disambut hangat pada Majelis Umum PBB pada 28 September 1966.

Selain kembali mengikuti sidang, Indonesia pun seterusnya kembali mengirimkan pasukannya untuk berbagai misi perdamaian, setelah sempat tiga kali mengirim Kontingen Garuda (KONGA) sebelum memutuskan keluar dari PBB.
(dka)

okezone

[Dunia] Apa Pendapat Muslim Rusia Mengenai Operasi Militer di Suriah?

Komunitas Muslim Rusia mengkhawatirkan konsekuensi atas intervensi militer Rusia pada konflik Suriah. Intervensi tersebut kemungkinan akan tidak hanya akan mempengaruhi ekonomi, tetapi juga hubungan antara Rusia dan negara-negara Islam lainnya. Meskipun mayoritas warga muslim Rusia menganggap keputusan untuk menggunakan kekuatan militer di Suriah adalah hal yang sah dan mulia, sebagian lainnya khawatir hal tersebut akan menimbulkan perselisihan antaragama.

Pembukaan Masjin Adbulkhamid-Afandi Inkho di Makhachkala, Republik Dagestan, Rusia. Sumber: Vladimir Vyatkin/RIA Novosti


Sejak Dewan Federasi Rusia dengan suara bulat menyetujui penggunaan aviasi tempur di Suriah, komunitas muslim Rusia tak henti-hentinya mendiskusikan konflik Suriah. Bahkan, peristiwa Suriah yang telah lama menjadi fokus analis dan blogger muslim, kini mulai dilihat dari sisi prospek dan konsekuensi intervensi Rusia pada konflik tersebut. 

Rusia Melindungi Islam 
 

Pada awal operasi militer di Suriah, kepala Dewan Spiritual Muslim Rusia Ravil Gainutdin mengimbau rekan-rekan seimannya untuk tidak mempolitisasi isu kompleks perlawanan terhadap ancaman teroris dan tidak mentransfer masalah perbedaan pendapat ke bidang perselisihan dalam Islam, serta memberikan dukungan atas keputusan partisipasi militer Rusia dalam memerangi terorisme di Suriah. 


“Putin mengambil keputusan yang sebenarnya merupakan tugas para umat Islam di dunia,” ujar seorang ilmuwan budaya, wartawan, dan sekaligus Pemimpin Redaksi “Budaya Islam” Jannat Sergey Markus. Di PBB, Presiden Rusia berpidato untuk pertama kalinya dalam sejarah mengimbau para ulama muslim untuk memperbaiki citra Islam. Dan itu, memang, misi yang sangat darurat yang harus dikerjakan para ilmuwan masa kini. Menurut Markus, “Rusia dengan segala sumber dayanya yang unik, justru mengambil tugas terberat dan kotor.” 

“Dan saya yakin bahwa Suriah, hanyalah sebuah awalan,” kata Markus dalam sebuah wawancara dengan RBTH. Ada faktor keselamatan baru. Faktor ini datang dari Rusia dengan tujuan global baru, yaitu melindungi budaya tradisional. Putin sendiri pada pembukaan Masjid Katedral, atau Masjid Agung Moskow, mengatakan bahwa Rusia merupakan negara baik Kristen Ortodoks maupun Islam.

Sementara, Kepala Chechnya Ramzan Kadyrov menyebut upaya menilai operasi militer Rusia terhadap ISIS di Suriah sebagai perlawanan terhadap kaum Sunni adalah suatu hal yang provokatif. “Tidak ada yang harus meragukan ketegasan posisi kepemimpinan Rusia di Timur Tengah,” ujarnya.

Ketua Spiritual Dewan Pusat Muslim Rusia Talgat Tajuddin juga mengatakan bahwa kini di Suriah api permasalahan telah berkobar dan dikhawatirkan dapat menjalar ke Rusia. “Kami mendukung keputusan Dewan Federasi untuk mengirimkan angkatan bersenjata Federasi Rusia ke luar negeri dalam menentang terorisme internasional dan ekstremisme,” ujarnya. “Tindakan tersebut sah dan mulia.” 

Risiko Regional
 

Walaupun Putin telah menegaskan bahwa Rusia tidak ingin ikut campur dalam konflik agama di Suriah, ada kekhawatiran dari umat Islam bahwa perang melawan terorisme bisa menjadi perang antara Syiah dan Sunni. 


Ilmuwan Senior dari Pusat Kaukasus dan Keamanan Regional Institut Negeri Hubungan Internasional Moskow (MGIMO) Ahmet Yarlykapov, yang baru saja kembali dari Dagestan, melaporkan kepada RBTH bahwa tema operasi Rusia di Suriah benar-benar sedang ramai dibicarakan di kalangan umat Islam. “Sejauh ini, secara umum suasana masih terkendali. Sebagian besar umat Islam memahami bahwa ISIS adalah kejahatan yang mutlak dan dibutuhkan perjuangan untuk melawannya. Oleh karena itu, mereka mendukung operasi Rusia,” ujar Yarlykapov.

Pada saat yang sama, komunitas muslim memiliki beberapa kekhawatiran, apakah peperangan melawan ekstremis di Suriah akan tumbuh dan semakin melibatkan Rusia yang bertindak melawan Sunni di sisi Syiah. “Muslim Rusia tentu prihatin dengan masalah ini. Saya pikir pada masalah ini, ke depannya harus memperhatikan pencegahan kebencian antaragama,” kata Yarlykapov. 

Hal lain yang menyebabkan kekhawatiran di tengah masyarakat muslim Rusia, yaitu menyebarnya konflik ke wilayah Rusia dan meningkatnya ancaman serangan teroris. 


Menurut ahli ilmu politik Ilshat Saetov, tindakan pasukan Rusia di Suriah tidak mungkin memprovokasi radikalisasi apa pun. Ia mengingatkan bahwa muslim Rusia radikal telah lama berperang di Suriah, dan tidak hanya untuk ISIS. 

Produsen Satelit Dunia Kaget Ada Bank dari Indonesia Bisa Beli Satelit

PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) berbagi cerita perihal pembelian satelit dari produsen asal California Amerika Serikat (AS), Space System/Loral, LCC (SSL). 

Saat melakukan pembelian, sang produsen sempat bertanya-tanya. Alasannya, belum ada pembeli satelit di dunia yang berlatar belakang perusahaan jasa keuangan seperti perbankan. "Tempat pesan satelit, SSL di Amerika pun juga menanyakan. Kita (SSL) biasanya membuat satelit dan belum pernah jual untuk pihak perbankan," kata Corporate Secretary BRI, Hari Siaga di Kantor Pusat BRI, Jakarta, Kamis (22/10/2015).

Meski muncul pertanyaan sebagai bank pertama di dunia yang membeli dan memiliki satelit, BRI tetap memiliki alasan kuat. BRI yang memiliki kantor layanan sampai pelosok negeri, ingin memperkuat jaringan perbankan online. Bila menggunakan kabel optik, biayanya relatif mahal untuk menjangkau belasan ribu pulau-pulau di Indonesia. "Kenapa BRI harus pesan satelit dan bank pertama di dunia punya satelit?

Indonesia negara kepulauan. Kantor kita tersebar sampai pelosok negari. Enggak mungkin fiber optik. Bisa tapi biaya mahal. Paling memungkinkan adalah teknologi satelit karena bisa menjangkau perbatasan dan pulau terpencil. Kita layak? Customer kita 50 juta dan jaringan kerja luas sehingga perlu itu," jelasnya. Rencananya, satelit BRI akan diluncurkan pada bulan Juli 2016. Tiga bulan berikutnya, satelit bisa beroperasi.

Untuk mendukung pengoperasian, BRI telah mengirimkan 15 orang pegawai untuk belajar pengelolaan satelit ke Amerika Serikat. "Itu beberapa bagian, ada operate satelit, ada monitor satelit. Nanti pusat operasi ada di Ragunan Jakarta dan Tabanan Bali," jelasnya.

Terkait pemakaian kapasitas satelit, BRI tidak akan menyewakan space atau slot pada satelit yang dibeli. Bila ada kelebihan ruang maka BRI akan menyerahkannya kepada pemerintah, Kementerian Komunikasi dan Informatika.

"Namanya BRI, perbankan nggak boleh menjual slot-nya yang ke pihak lain. Kalau lebih, kita beri slot ke negara. Nanti negara yang bagi apakah untuk pendidikan sampai pertahanan," jelasnya. (feb/ang)

Saat TNI Shalat Istisqa’ Meminta Hujan

”Usaha maksimal (memadamkan kebakaran) mereka yakini harus diiringi doa.”

Mereka bersimpuh memohon kepada Allah agar diturunkan hujan.

INI pemandangan istimewa. Ribuan personel TNI menunaikan shalat istisqa berjamaah di Pangkalan Udara Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (22/10/2015). Foto tersebut diposting ke media sosial oleh akun Facebook Eka Wijayanti via instagram-nya, ekadanupradja, pada hari yang sama.

“Turun dari pesawat hercules, prajurit TNI yang melanjutkan usaha prajurit TNI sebelumnya memadamkan kebakaran hutan di Sumatera Selatan berjamaah shalat istisqa memohon hujan turun,” tulisnya.

Pemandangan itu, lanjutnya, memang tidak terlihat setiap hari. Doa yang TNI panjatkan itu pun, katanya, mengingatkan bahwa dalam kondisi bagaimanapun tetap mesti berdoa dan meminta kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

“Usaha maksimal (memadamkan kebakaran) mereka yakini harus diiringi doa. Berharap Allah memberikan petunjuk dan jalan keluar. Mereka kuat, mereka bersimpuh. #‎sahabatudara #‎melawanasap,” tulisnya.

Hingga Sabtu (24/10/2015) pagi, postingan itu setidaknya telah dibagikan sebanyak 16.870 kali dan disukai 113 akun facebook.

Eka Wijayanti dalam postingannya kerap mengkampanyekan kepedulian terhadap bencana asap dan kebakaran lahan.

[Foto: Antara/Nova Wahyudi]

Sementara itu, republika online mengutip Antara, Kamis (22/10/2015), melaporkan, pelaksanaan shalat istisqa itu mengiringi kedatangan dan pemulangan 1.050 personel TNI yang selesai dan akan membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumsel.
Ribuan prajurit TNI dan satuan tugas pemadaman kebakaran hutan dan lahan itu disambut dan dilepas oleh Pangdam II/Sriwijaya, Meyjen TNI Purwadi Mukson.

Dilaporkan, para prajurit TNI yang datang jumlahnya sama dengan mereka yang pulang. Mereka yang dipulangkan, telah bertugas selama 40 hari membantu Pemprov Sumsel memadamkan api di daerah itu.

Pangdam Sriwijaya mengatakan, personel TNI melakukan shalat istisqa bersama sebelum dilepas dan dipulangkan ke daerah asal, dalam tugas mulia membantu memadamkan kebakaran hutan dan lahan di Sumsel yang hingga kini belum mampu diatasi secara tuntas.

Para personel yang sudah bertugas selama sebulan lebih di Sumsel itu digantikan oleh personel TNI dari Kostrad YonKav 1 Cijantung, Yon Armed 9 serta Marinir Cilandak.

Menurut Dansat Marinir Cilandak II, Letkol Bambang Purnama, para personel tiba di Palembang dan sudah diinstruksikan menerapkan cara pemadaman api yang praktis.

Sementara kata Pangdam Sriwijaya Mayjen TNI Purwadi Mukson, selain mengajak para personel Satgas melakukan shalat Istisqa bersama, dia juga menyampaikan rasa terima kasih kepada prajurit yang akan pulang. Karena telah menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab, mempertaruhkan keselamatan diri ketika memadamkan kebakaran hutan dan lahan.

TNI AL Tangkap Dua Kapal Pencuri Ikan Asal Filipina

KRI Sultan Hasanudin-366

Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Sultan Hasanudin-366 milik TNI Angkatan Laut yang berada di jajaran Satuan Kapal Eskorta Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) berhasil menangkap dua Kapal Ikan Asing (KIA) berbendera Filipina.

Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Penerangan (Kadispen) Koarmatim, Letnan Kolonel (KH) Maman Sulaeman melalui siaran pers diterima JPNN.com, Sabtu (24/10).
Menurut Maman, penangkapan dua KIA berbendera itu Filipina dilakukan KRI Sultan Hasanudin-366 saat sedang melaksanakan Operasi Gabungan Perisai Sakti-15 di perairan Laut Sulawesi, Rabu (21/10) lalu.

“Dua kapal yang ditangkap yaitu FB. Dave dan Boko-Boko diduga melakukan aktivitas penangkapan ikan (menebar jaring) di perairan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia tanpa dilengkapi dokumen resmi dari Pemerintah Republik Indonesia,” ujar Maman.

Dikatakan Maman, dari hasil pemerikasaan yang dipimpin oleh Komandan KRI Hasanudin-366 Letkol Laut (P) Endra Hartono, didapat keterangan bahwa KIA FB Dave dan Boko-Boko adalah kapal penangkap ikan miliki perusahaan perikanan Filipina, General Santos Filipina.

Menurutnya, saat menangkap KIA FB. Dave, kapal yang memiliki bobot mati 35 GT tersebut dinahkodai oleh warga Filipina, Wilson A. Estabor, dengan tiga orang anak buah kapal (ABK) yang juga warga Filipina. Sedangkan KIA Boko-Boko yang memiliki bobot mati 30 GT dinahkodai oleh Romeo Bari Watro dengan ABK berjumlah tiga orang warga Filipina.

“Untuk menjalani proses hokum lebih lanjut, dua KIA yang ditangkap di perairan Laut Sulawesi atau pada posisi 03 09'50" U-120 13'28" T tersebut dikawal menuju Lantamal XIII Tarakan, Kalimantan Timur,” kata Maman.(fri/jpnn)
Jpnn 

9 Kapal Perang Siap Beroperasi di Wilayah Ini

Tampak salah satu dari sembilan Kapal Perang Republik Indonesia KRI) milik TNI AL siap membantu warga korban asap akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatera dan Kalimantan. FOTO: DOK.Dispen Kolinlamil for JPNN.com

 Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) sebagai salah satu Komando Utama (Kotama) operasi TNI Angkatan Laut, mendukung Satuan Tugas (Satgas) Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla), Jumat (23/10). Selain membuka Posko Bahaya Darurat Asap di Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta, sebanyak sembilan kapal perang TNI AL juga disiapkan untuk membantu korban terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan.

Asisten Operasi (Asops) Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) P. Rahmad Wahyudi, S.E mengatakan Kolinlamil menyiagakan sembilan kapal perang baik dari Satuan Lintas Laut Militer (Satlinlamil) Jakarta dan Surabaya sebagai angkutan laut militer yang siap beroperasi melaksanakan pergeseran baik personil, material dan bantuan bahan makanan ataupun pakaian dan lainnya guna membantu masyarakat Sumatera Selatan, Palangkaraya dan Banjarmasin yang terkena dampak bencana kebakaran hutan.

Adapun sembilan kapal perang tersebut yakni KRI Teluk Amboina-503, KRI Banda Aceh-593, KRI Banjarmasin-592, KRI Teluk Manado-537, KRI Teluk Hading-538, KRI Teluk Ratai-509, KRI Teluk Bone-511, KRI Mentawai-959, dan KRI Karimata-960.

“Untuk mendukung Satgas Pemadaman Kebakaran Hutan dan Lahan dengan menyiapkan tempat untuk mengumpulkan bantuan material dan logistik berupa bahan kontak, bahan makanan dan obat-obatan dari Kemenkes dan Kemensos serta TNI-Polri yang akan mendukung dengan mengirimkannya melalui unsur laut yang selalu siap untuk bergerak setiap saat,” kata Asisten Operasi (Asops) Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) P. Rahmad Wahyudi, S.E seperti dilansir dalam siaran pers Dinas Penerangan Kolinlamil diterima JPNN.com, Jumat (23/10).

Rahmad menjelaskan, Satgas Laut juga akan mengantisipasi kemungkinan evakuasi penyelamatan jika terjadi hal-hal yang bersifat membahayakan keselamatan.

Selama mendukung bencana asap ini, kata dia, Kolinlamil menyediakan posko berupa ruangan khusus di Staf Operasi (Sops) Kolinlamil, Jalan Raya Pelabuhan Pos IX, Tanjung Priok dengan menempatkan personil yang siaga 24 jam dan dihubungi di nomor telepon (021) 4301495.

Menurutnya, Kolinlamil dengan pimpinan Laksamana Muda TNI Aan Kurnia, sebagai Kotama operasi dalam bidang pembinaan Kolinlamil berkedudukan langsung di bawah Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Sedangkan dalam bidang operasional berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI.
“Kolinlamil mempunyai tugas pokok membina kemampuan sistem angkutan laut militer, membina potensi angkutan laut nasional untuk kepentingan pertahanan negara, melaksanakan angkutan laut TNI dan Polri yang meliputi personil, peralatan dan perbekalan, baik yang bersifat administratif maupun taktis strategis serta melaksanakan bantuan angkutan laut dalam rangka menunjang pembangunan nasional,” katanya.(fri/jpnn)

 Jpnn