Thursday, 5 November 2015

Lomba Ketahanan Fisik Koarmatim

KRI Teluk Sampit

Ketahanan fisik Parajurit Koarmatim kembali diuji dalam sebuah even lomba merayap tali yang diikuti 14 Tim yang berasal dari masing-masing satuan kerja Mako Koarmatim. Merayap tali yang berlangsung di Dermaga “D” Koarmatim ini termasuk dalam rangkaian lomba ketangkasan antar satuan kerja Mako Koarmatim dalam rangka menyambut Hari Armada Republik Indonesia Tahun 2015.

Rintangan berupa seutas tali tross sepanjang 15 meter yang menghubungkan lambung KRI Teluk Sampit-515 dan KRI Teluk Bone-511 harus dilewati oleh tiap-tiap tim peserta tanpa ada yang jatuh ke Kolam Basin Koarmatim.

Dari 14 Tim peserta lomba, Tim Satuan Kapal Eskorta (Satkor) Koarmatim berhasil menorehkan waktu tercepat 1 menit 48 detik dan berhasil meraih peringkat pertama lomba merayap tali antar satuan kerja Mako Koarmatim. Disusul Tim Satkopaska Koarmatim di peringkat kedua dengan perolehan waktu 1 menit 59 detik, dan di peringkat ketiga Tim Satuan Kapal Selam Koarmatim dengan perolehan waktu 2 menit 2 detik.

Perlombaan antar satuan dalam rangka menyambut Hari Armada RI Tahun 2015 ini diharapkan mampu memupuk rasa kebanggaan prajurit terhadap satuannya serta menjalin kebersamaan dan kekeluargaan seluruh prajurit Koarmatim.

[World] Thailand sedang diskusi produksi BTR 3E1

Secara bertahap membangun industri pertahanannya


Thailand mencari kesepakatan produksi BTR-3E1 lokal dengan Ukraina. (thaifighterclubt)

Ukraina dan Thailand hampir menyelesaikan kesepakatan dalam sebuah program yang akan mendukung Royal Thai Army (RTA) membangun 8x8 BTR-3E1 pengangkut personel lapis baja (APC) secara lokal, ungkap seorang pejabat senior dari ekspor pertahanan milik negara Ukraina dan lembaga industri Ukroboronprom kepada IHS Jane pada 3 November. Dia mengatakan rencana itu akan menampilkan tiga tahap dan dilaksanakan untuk jangka panjang.

Thailand secara bertahap mengembangkan kemampuan industri lokalnya. Program ini akan mendukung program RTA masa depan untuk pengadaan BTR-3E1 serta rencana untuk mengekspor ke negara-negara sekitar. RTA diketahui pada tahun 2008 dan 2011 telah memesan lebih dari 220 BTR-3E1s, yang sebagiannya sedang diproduksi oleh Biro Desain Mesin Kharkov Morozov. (IHS Jane)

garudamiliter

[Foto] Pesawat Super Tucano Batch Ketiga TNI AU

Dalam perjalanan menuju bumi pertiwi.

Pesawat Sutuc TNI AU latihan bom darat [Angkasa]

Tak terasa kembali TNI AU akan bertambah pesawat tempurnya. Pesawat Super Tucano batch ketiga yang seharusnya telah sampai sebelumnya sempat tertunda. Tak jelas penundaan tersebut apakah akibat hukuman mati warga Brazil yang memasukan narkoba ke Indonesia, atau carut marutnya politik di Brazil akhir-akhir ini. Namun dalam foto dibawah terlihat sebanyak 4 unit pesawat Super Tucano pesanan TNI AU dalam perjalanan menuju bumi pertiwi. 
Pesawat Super Tucano dengan nomor registrasi PT-ZOF dengan nomer pesawat 09. Posisi per 1 November sedang berada di Gran Canaria (- Las Palmas / Gando) (LPA / GCLP) - Spain. [PT-ZOF Antonio RODRÍGUEZ @arosan2005]
Pesawat Super Tucano dengan nomor registrasi PT-ZOH dengan nomer pesawat 11. Posisi per 1 November sedang berada di Gran Canaria (- Las Palmas / Gando) (LPA / GCLP) - Spain. [PT-ZOH Antonio RODRÍGUEZ @aronsan2005]


Pesawat Super Tucano dengan nomor registrasi PT-ZOJ dengan nomer pesawat 12. Posisi per 1 November sedang berada di Gran Canaria (- Las Palmas / Gando) (LPA / GCLP) - Spain. [PT-ZOJ Antonio RODRÍGUEZ @arosan2005]


Pesawat Super Tucano dengan nomor registrasi PT-ZOK dengan nomer pesawat 13. Posisi per 1 November sedang berada di Gran Canaria (- Las Palmas / Gando) (LPA / GCLP) - Spain. [PT-ZOK Antonio RODRÍGUEZ @arosan2005]



Jajal Pesawat Pengintai, Rizal Ramli dan Menteri Susi Puas

Pesawat Pengintai Boeing N614BA di Bandara Halim Perdana Kusuma

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mencoba pesawat pengintai di bandara Halim Perdana Kusuma.

Demonstrasi Boeing Maritime Surveillance Aircraft Inflight Demonstration ditujukan untuk memantau ilegal fishing yang terjadi di laut Indonesia.
Sekitar pukul 09.00 WIB, kedua menteri kabinet kerja hadir di lapangan udara Halim Perdana Kusuma. Rizal Ramli yang mengenakan baju kemeja pink berjalan bersama Menteri Susi yang memakai kemeja bercorak hitam dan putih menuju pesawat Boeing N614BA.

Penerbangan kedua menteri menggunakan pesawat pengintai tersebut berlangsung lancar dan aman. Selama satu jam, Rizal dan Susi mencoba berbagai fasilitas pemancar dan pemantau sinyal dalam pesawat Boeing tersebut.

Usai mendarat, Rizal dan Susi mengaku cukup puas selama terbang satu jam. Pasalnya teknologi yang ditawarkan bisa memantau semua sinyal kapal di perairan Indonesia.

"Pesawat pengawasan dan pengintaian lumayan bagus. Kita bisa memantau kapal-kapal yang ada di perairan," kata Rizal, Rabu (4/11/2015).

Susi menambahkan dengan adanya pesawat yang ditawarkan dari Amerika Serikat ini, bisa mengetahui kapal mana saja yang nakal dan melakukan penangkapan ikan ilegal."Nanti ketahuan mana yang mematikan sinyal dan mana yang tidak," kata Susi.

Rizal Ramli Minta Harga Diskon Pesawat Pengintai

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mencoba pesawat pengintai Boeing N614 BA, Rabu (4/11/2015). 

Usai melakukan uji coba Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku cukup puas dengan pesawat Boeing Maritime Surveillance Aircraft Inflight. Namun Rizal mengaku harga satu unitnya terlalu mahal.

Rizal pun berharap pihak Amerika yang memproduksi pesawat Boeing N614BA bisa memberikan diskon khusus. Hal ini mengingat fungsi pesawat tersebut bisa melacak sinyal untuk kapal di perairan Indonesia.

"Tentu dealnya kalau Boeing discount nggak jelas kita nggak beli, kalau discount bagus, kita pertimbangkan," ujar Rizal di bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (4/11/2015).
Hal senada disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti yang menilai harga pesawat pengintai mahal meski fungsinya sangat besar untuk sektor kemaritiman. Susi pun harus berpikir dua kali jika mendapat tawaran untuk membeli pesawat Boeing N614BA.

"Cari mana yang lebih murah dan kegunaannya. Kalau Boeing terlalu mahal kita butuh diskon yang bagus dan manfaat yang terbaik untuk kita pilih," kata Susi.

Untuk diketahui harga Boeing N614BA dikisaran angka 69 juta dollar AS. Angka tersebut merupakan sepertiga dari pesawat Poseidon yang dibanderol 201,4 Juta dollar AS.

Dengan pesawat Boeing ini bisa menampung 8 sampai 9 enumpang. Namun bisa dikonversi untuk bisnis jet 19 penumpang dan diubah fungsinya jadi angkutan ambulan.