Kapal Perusak AS, USS
Lassen (DDG 82) (Kanan) berada dalam formasi dengan ROKS Sokcho (PCC
778) pada latihan bersama Foal Eagle 2015, di perairan timur semenanjung
Korea. (Reuters/U.S. Navy/Mass Communication Specialist 1st Class
Martin Wright)
Angkatan Laut Amerika Serikat berencana mengirimkan
kapal perusak dengan peluncur rudal ke wilayah 12 mil laut, atau sektar
22,2 km dari pulau buatan yang dibangun oleh China di Laut Cina Selatan.
Langkah ini dinilai merupakan salah satu langkah AS untuk menantang
klaim China di salah satu jalur laut tersibuk di dunia itu.
Dilaporkan
Reuters, seorang pejabat pertahanan AS menyatakan kapal perusak USS
Lassen akan mulai berpatroli pada Selasa (27/10) pagi waktu setempat di
dekat terumbu karang Subi dan Mischief di kepulauan Spratly, pulau yang
dibuat China dengan cara pengerukan sejak 2014.
Patroli kapal
perusak itu akan menjadi salah satu tantangan AS yang paling serius di
sekitar batas teritorial yang diklaim China. Langkah ini dinilai akan
memantik kemarahan Beijing, yang pada bulan lalu mengatakan "tidak akan
pernah mengizinkan negara manapun" melanggar teritorial perairan dan
wilayah udara di Spratly.
Kapal tersebut kemungkinan akan disertai dengan pesawat pengintai P-8A
dan pesawat pengintai P-3 milik Angkatan Laut AS, yang telah melakukan
misi pengintaian rutin di kawasan itu, menurut pejabat pertahanan, yang
tidak dipublikasikan namanya.
Patroli tambahan juga rencananya
akan dilakukan dalam beberapa minggu mendatang dan kemungkinan
berpatroli di sekitar wilayah Spratly yang juga diklaim oleh Vietnam dan
Filipina.
"(Patroli) ini akan terus terjadi, tidak hanya satu kali," kata pejabat tersebut.
Juru bicara Gedung Putih Josh Earnest menolak berkomentar soal operasi
khusus, dan menyerahkannya kepada Pentagon. Meski demikian, Earnest
menyatakan AS menilai harus menekankan pentingnya arus perdagangan bebas
di Laut Cina Selatan, kepada China.
"Terdapat aktivitas
perdagangan senilai miliaran dolar dari seluruh daerah di dunia di
perairan itu. AS memastikan harus ada aliran perdagangan bebas yang
sangat penting untuk ekonomi global," katanya.
Patroli tersebut
akan menjadi yang pertama dalam wilayah Spratly sejak China mulai
membangun terumbu di 2014. Amerika Serikat terakhir kali melewati
teritorial Spratly pada 2012.
Keputusan untuk mengirimkan kapal perusak berisiko memperburuk hubungan AS yang sudah tegang dengan China.
Anggota
Kongres AS, Randy Forbes, ketua Angkatan Bersenjata Seapower dan
Proyeksi Angkatan Sub-komite dan Ketua Kongres Kaukus China, memuji
rencana tersebut.
"Keputusan AS mengirimkan kapalnya ke wilayah
pulau yang dibuat China di Laut China Selatan merupakan respon yang
diperlukan untuk mendestabilisasi pengaruh China di kawasan itu," bunyi
laporan dari Forbes.
China mengklaim sebagian besar Laut China
Selatan, yang menjadi jalur perdagangan dunia senilai lebih dari US$5
triliun setiap tahunnya. Vietnam, Malaysia, Brunei, Filipina, dan Taiwan
saling memiliki klaim di perairan ini. (ama)