Presiden RI, Joko
Widodo mengunjungi booth Pindad di sela-sela acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI TA
2016 yang diselenggarakan pada 16-18 Desember
2015 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap,
Jakarta Timur. Pada acara ini, PT Pindad (Persero) menampilkan beberapa produk
pertahanan dan keamanan andalannya seperti senapan serbu SS1 berbagai varian,
SS2 berbagai varian, senapan penembak runduk SPR 2 dan SPR 3, senapan mesin SM1
dan SM2, senjata genggam G2 Elite dan Combat, Mortar Mo-1, Mo-2, dan Mo-3.
Selain itu, dipamerkan juga beberapa produk kendaraan khusus seperti Panser
Anoa Amphibi dan Panser Kanon 90mm yang sedang mengalami proses sertifikasi
Dislitbang AD, Badak.
Dalam acara yang mengangkat tema “Meningkatkan loyalitas, moralitas, dan integritas
sebagai landasan dalam mewujudkan TNI yang kuat, hebat, professional, dan
dicintai rakyat” ini, Presiden memberikan
apresiasi dan dukungan untuk kehadiran Badak dalam jajaran alutsista TNI yang
dipamerkan hari itu. "Panglima TNI dan Kasad tentu akan dukung kehadiran
alutsista buatan anak-anak negeri," ujar Jokowi. Rapim TNI TA 2016 dihadiri
pula oleh Menko Polhukam Luhut B. Panjaitan, Menlu Retno Marsudi, Kepala Staf
Kepresidenan Teten Masduki, Mentan RI
Andi Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasad Jenderal
TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna
dan 182 Perwira Tinggi (Pati) TNI yang terdiri
atas 4 pimpinan TNI, 52 pejabat Mabes TNI, 49 pejabat Mabes TNI AD, 39 pejabat TNI AL, 25 pejabat TNI AU, serta 13
orang peninjau.
Panglima TNI
Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kasad Jenderal TNI Mulyono yang turut mendampingi
kunjungan Presiden Jokowi menyambut baik dukungan Kepala Negara untuk kehadiran
panser Badak di jajaran alutsista TNI Angkatan Darat. "Kami ada rencana
menggantikan jajaran tank Saladin yang sudah tua dengan Badak buatan
Pindad," ujar Kasad. Direktur Komersial Pindad, Widjajanto, mengamini Pernyataan
Kasad dan menjelaskan sosok Badak kepada Kepala Negara dan para petinggi TNI
yang hadir di booth Pindad. "Pekan lalu Badak dengan dukungan Dislitbang
TNI AD telah sukses jalani uji tembak di Cipatat. Akurasi tinggi dan kondisi
kendaraan tercatat stabil dalam berbagai posisi penembakan sebagaimana bisa
dilihat dalam video presentasi kami," ujar Widjajanto yang mengakhiri
paparannya dengan menyerahkan souvenir Badak kepada Kepala Negara disaksikan
Panglima TNI dan Kasad.
Badak merupakan
produk kendaraan tempur terbaru buatan PINDAD. Panser 6x6 ini memiliki turret
90mm hasil kerjasama Pindad dengan CMI Defense dari Belgia. Dalam paparannya
Widjajanto menjelaskan kini staf Pindad telah menyelesaikan program Transfer of Technology dan mampu
melakukan proses manufaktur turret 90mm. "Tinggal laras senjata 90mm yang kami
import dari Belgia selebihnya dikerjakan oleh anak-anak negeri di pabrik
kendaraan tempur Pindad di Bandung," tambahnya. Direncanakan, Pindad siap
memroduksi Badak untuk tahun anggaran 2016. (Ryan)
Pindad
Panser varian terbaru buatan PT Pindad (Persero), Badak, saat ini sedang
tahap sertifikasi dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan
Darat. Bila lolos sertifikasi, Panser Badak akan mulai diproduksi massal
pada triwulan I-2016.
"Mulai 2016 akan diproduksi massal," kata Kepala Humas Pindad, Herdantono kepada detikFinance, Selasa (15/12/2015).
Dari
data Pindad, Panser Badak yang memiliki senjata berat jenis canon 90 mm
ini akan diproduksi sebanyak 25 unit sampai 30 unit per tahun. Mulai
dari proses pengembangan hingga produksi dilakukan di Bandung, Jawa
Barat.
"Konten lokalnya tinggi kayak Panser Anoa," tambahnya.
Tahap awal, Panser Badak akan diproduksi dan dijual untuk memenuhi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI.
"Pesan dirut untuk penuhi kemandirian Alutsista. Kalau ke depannya, nanti ada peluang ekspor," jelasnya.
Untuk harga, Hardantono belum bisa menyebutkan karena Panser Badak masih dalam tahap sertifikasi.
"Harga perlu konfirmasi karena panser masih proses sertifikasi," sebutnya.
Detik
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.(dok/SINDOphoto)
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, pulau-pulau terluar Indonesia menjadi prioritas pengawasan TNI.
Hal
itu diungkapkan Gatot usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2016 di
Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, tadi malam. "Yang menjadi prioritas
pulau-pulau terluar. Terdepan daerah perbatasan ini harus kita
tuntaskan, semua tempat harus ada listrik, tempatnya tertata, komunikasi
terintegrasi, apapun yang kejadian di perbatasan bisa kita pantau dari
sini. KSAL bisa lihat dari tempatnya, KSAD juga sama" tegas Gatot, Jumat
18 Desember 2015 malam.
Meski pulau terluar mendapatkan
prioritas, Gatot mengaku, TNI tidak akan melakukan penambahan pasukan.
"Hanya aktivitas dan rentang kendali yang dipermudah," ujarnya.
Dalam
kesempatan itu, Gatot menuturkan, TNI juga mengamati perkembangan yang
terjadi di tingkat regional dan internasional. Termasuk ancaman
terorisme negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu,
Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman menjelaskan, pelaksanaan Rapim TNI
2016 membahas berbagai hal dan pembekalan dari Menko Polhukam seperti,
penanggulangan ancaman sebagai bagian dari penyelenggaraan keamanan
nasional, faktor-faktor penghambat disahkannya RUU Kamnas menjadi
Undang-Undang, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian peserta
Rapim TNI.
"Ada juga pembekalan oleh Menteri Luar Negeri terkait
kebijakan politik luar negeri yang erat dengan pertahanan negara,
fungsi pengamanan wilayah perbatasan dan pelaksanaan operasi di lingkup
internasional terkait diplomasi luar negeri yang mampu menunjang
pelaksanaan pengamanan perbatasan baik di wilayah darat, laut maupun
udara," ujarnya.
Menurut dia, peran TNI diharapkan mendukung
kebijakan luar negeri. Serta pembekalan dari Menteri Dalam Negeri
(Mendagri) mengenai belum sinkronnya program pengelolaan wilayah
pertahanan dan pembangunan di daerah, kebijakan Kemendagri dalam
mendukung pembangunan di daerah melalui Program TMMD.
Sindonews