PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berencana meluncurkan pesawat terbang baling-baling N219 pada bulan November 2015. Wujud pesawat penumpang karya insinyur penerbangan di Bandung, Jawa Barat, ini bakal ditampilkan ke publik (roll out). ”N219 pada bulan depan akan roll out.
Dia dikeluarkan dari hanggar dengan desain sudah freeze," kata Deputi BUMN Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Fajar Harry Sampurno kepada detikFinance, Rabu (21/10/2015).
Setelah ditampilkan ke publik, PTDI sebagai pengembang akan melakukan uji terbang hingga mengurus sertifikasi nasionall. Proses ini berlangsung 1 tahun. Selanjutnya, diikuti oleh produksi massal. "Saat uji terbang dibuat beberapa tipe," ujarnya. Selain mengurus sertifikasi di tanah air, N219 akan didaftarkan ke badan keselamatan penerbangan Uni Eropa (European Aviation Safety Agency/EASA). "Kita langsung sertifikasi EASA juga. Ini nggak sertifikasi FAA karena kita nggak terbang (dijual) ke Amerika" ujarnya. Saat diperkenalkan pada November nanti, komponen lokal masih berkontribusi 35% terhadap produk N219.
Kontribusi komponen lokal akan ditingkatkan 60% sampai 70%, seiring selesainya pembuatan komponen aluminium yang dibuat oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero). "Kita rencanakan 60-70% komponen lokal. Engine dan landing gear, kita masih impor. Ada Inalum buat alumunium sehingga komponen lokal naik. Terus LEN (BUMN) buat avionic," ujarnya. Harry menyebut N219 akan membidik pasar di Indonesia dan Asia Tenggara.
Untuk Indonesia saja, Harry memperkirakan kebutuhan N219 mencapai 500 unit. Pesawat yang mampu membawa 19 orang penumpang ini diperuntukan melayani penerbangan perintis dan daerah terpencil. "Ini belum kebutuhan ASEAN," jelasnya. (feb/ang)
No comments:
Post a Comment