Rusia memulai serangan
udara menggempur ISIS di Suriah demi membela pemerintahan Presiden
Bashar al-Assad awal bulan ini. (Reuters/Ministry of Defence of the
Russian Federation)
Militer Amerika Serikat dan Rusia pada Selasa
(20/10) akhirnya menandatangani nota kesepahaman yang salah satu poinnya
mengatur langkah pilot untuk menghindari tabrakan di langit Suriah
dalam kampanye mereka menggempur ISIS.
Seperti dilansir Reuters,
isu mengenai keselamatan penerbangan ini mulai menjadi sorotan setelah
Rusia memulai serangan udara menggempur ISIS di Suriah demi membela
pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada awal Oktober.
Di langit Suriah sendiri sudah beroperasi serangan udara di bawah komando Amerika Serikat yang juga menggempur ISIS.
Sebelumnya, Pentagon mengatakan bahwa koalisi AS sempat harus melakukan
manuver memutar untuk menghindari berpapasan langsung dengan pesawat
Rusia.
Juru bicara Pentagon, Peter Cook, mengatakan bahwa rincian
nota kesepahaman tersebut tidak akan dirilis secara lengkap atas
permintaan Rusia. Namun, nota tersebut mencakup protokol spesifik bagi
awak pesawat.
Selain itu, terdapat pula kesepakatan mengenai
hubungan komunikasi di lapangan agar tak terjadi kesalahpahaman di udara
antara kedua koalisi.
"AS dan Rusia akan membentuk kelompok kerja untuk mendiskusikan impelentasi selanjutnya," ujar Cook.
Cook
kemudian menekankan bahwa AS dan Rusia memang satu visi dalam
penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia
terhadap pemerintahan Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala
masalah di Suriah.
"Fakta bahwa kami menandatangani nota
kesepahaman, memberikan indikasi bahwa kami memerhatikan aktivitas
Rusia, juga keinginan kami untuk bekerja dengan Rusia jika ada yang
menyangkut kepentingan kami," kata Cook.
AS juga menekankan kembali, persetujuan ini hanya sebatas menjaga keselamatan pilot.
"Ini
bukan perjanjian kerja sama atau semacamnya. Ini bukan berarti kerja
sama atau berkoordinasi untuk mencapai target bersama," ucap juru bicara
Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby. (stu)
CNN
No comments:
Post a Comment