Thursday, 22 October 2015

[Dunia] AS dan Rusia Teken Kesepakatan Serangan Udara di Suriah

Rusia memulai serangan udara menggempur ISIS di Suriah demi membela pemerintahan Presiden Bashar al-Assad awal bulan ini. (Reuters/Ministry of Defence of the Russian Federation) 

Militer Amerika Serikat dan Rusia pada Selasa (20/10) akhirnya menandatangani nota kesepahaman yang salah satu poinnya mengatur langkah pilot untuk menghindari tabrakan di langit Suriah dalam kampanye mereka menggempur ISIS.

Seperti dilansir Reuters, isu mengenai keselamatan penerbangan ini mulai menjadi sorotan setelah Rusia memulai serangan udara menggempur ISIS di Suriah demi membela pemerintahan Presiden Bashar al-Assad pada awal Oktober.

Di langit Suriah sendiri sudah beroperasi serangan udara di bawah komando Amerika Serikat yang juga menggempur ISIS. 

 Sebelumnya, Pentagon mengatakan bahwa koalisi AS sempat harus melakukan manuver memutar untuk menghindari berpapasan langsung dengan pesawat Rusia.

Juru bicara Pentagon, Peter Cook, mengatakan bahwa rincian nota kesepahaman tersebut tidak akan dirilis secara lengkap atas permintaan Rusia. Namun, nota tersebut mencakup protokol spesifik bagi awak pesawat.

Selain itu, terdapat pula kesepakatan mengenai hubungan komunikasi di lapangan agar tak terjadi kesalahpahaman di udara antara kedua koalisi.

"AS dan Rusia akan membentuk kelompok kerja untuk mendiskusikan impelentasi selanjutnya," ujar Cook.

Cook kemudian menekankan bahwa AS dan Rusia memang satu visi dalam penggempuran ISIS. Namun, AS tak sependapat dengan dukungan Rusia terhadap pemerintahan Assad. Menurut AS, Assad adalah dalang dari segala masalah di Suriah.

"Fakta bahwa kami menandatangani nota kesepahaman, memberikan indikasi bahwa kami memerhatikan aktivitas Rusia, juga keinginan kami untuk bekerja dengan Rusia jika ada yang menyangkut kepentingan kami," kata Cook.

AS juga menekankan kembali, persetujuan ini hanya sebatas menjaga keselamatan pilot.

"Ini bukan perjanjian kerja sama atau semacamnya. Ini bukan berarti kerja sama atau berkoordinasi untuk mencapai target bersama," ucap juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby. (stu)


CNN 

No comments:

Post a Comment