Thursday, 22 October 2015

Kekuatan Amerika Yang Semakin Tua Dan Melemah

Kemampuan militer ‘musuh’ Amerika seperti China, Rusia, dan Iran berkembang pesat dan menimbulkan ancaman bagi pasukan Amerika, yang semakin tertinggal dan ketinggalan zaman, analis dari American Enterprise Institute dan Inisiatif Kebijakan Luar Negeri dalam sebuah laporan baru-baru ini.

Dalam makalah Potensi Angkatan Bersenjata AS, para ahli mengecam Amerika karena tidak cukup berinvestasi dalam inovasi militer. Sejak akhir Perang Dingin, jumlah skuadron Angkatan Udara AS telah menyusut drastis, menurut penelitian kurang dari setengah dari 54 skuadron yang ada siap tempur.

Bomber jarak jauh B-52, A-10 Warthog dan jet tempur F-15 Eagle, berusia lebih dari 20 tahun dan pesawat tempur generasi keempat Amerika lainnya akan menjadi target yang mudah bagi sistem pertahanan udara yang modern. Banyak pesawat yang sudah tua menjadi rentan ketika beroperasi melawan pesawat musuh dan sistem pertahanan udara canggih seperti jet tempur siluman J-20 China dan sistem rudal pertahanan udara S-400 Rusia, tulis laporan itu.

Keadaan menjadi lebih buruk ketika jumlah kapal perang Angkatan Laut AS juga menyusut selama periode yang sama dari 566 menjadi 271, yang hampir tidak cukup untuk mempertahankan kehadiran AS di Pasifik, Teluk Persia dan Mediterania.
Adapun pasukan darat Amerika juga mengurangi kehadiran mereka di seluruh dunia karena pemotongan anggaran. Pasukan militer AS di luar negeri telah berkurang menjadi 200.000 sejak Perang Dingin.


Kemampuan militer Amerika telah menurun dibandingkan kekuatan musuh seperti China, Rusia, dan Iran, ulas laporan itu. Para analis mengungkapkan kekhawatiran mereka bahwa jika AS terus memotong anggaran pertahanan, ia tidak akan mampu memenangkan kembali kepemimpinan militernya.

Tidak semua orang setuju dengan ulasan DC Conservatif mengenai pengeluaran militer Amerika. Business Insider menunjukkan dalam sebuah artikel DC Conserfatif tanggal 29 Agustus bahwa anggaran militer dan pertahanan AS pada tahun 2015 mencapai $ 601 milyar atau lebih besar dari gabungan anggaran 7 negara dengan pengeluaran tertinggi. Namun, timbul pertanyaan apakah uang ini dibelanjakan secara efisien?

F-35 Joint Strike Fighter, masih mengalami masalah teknis dan pembengkakan biaya, dan akan menjadi pesawat paling mahal dalam sejarah.

Menurut kolumnis pertahanan Patrick Tucker, “jika dihitung faktor biaya penuh untuk menerbangkan pesawat F-35 selama 56 tahun, harga satuan pesawat tempur ini menjadi lebih dari $ 670 juta, jika dihitung dengan keseluruhan harga dan biaya operasional armada F-35, maka pesawat ini jauh lebih mahal dibandingkan harga cadangan emas diseluruh dunia.


jakartagreater 

No comments:

Post a Comment