Saingi Sukhoi
Jet tempur Gripen produksi Saab Swedia. (Flickr/Milan Nykodym)Svenska Aeroplan Aktiebolag (Saab), sebuah perusahaan industri dan manufaktur Swedia yang bergerak di bidang pembuatan produk militer, secara resmi menawarkan pesawat tempur multiperan JAS 39 Gripen kepada pemerintah Republik Indonesia.
Tawaran SAAB tersebut meramaikan kompetisi antarpabrikan pada tender pengadaan pewasat tempur yang digelar Kementerian Pertahanan. Kemhan saat ini sedang mencari satu skuadron pesawat tempur baru untuk menggantikan Northrop F-5E/F Tiger II yang telah uzur. Sebelumnya, perusahaan asal Amerika Serikat, Lockheed Martin, secara terang-terangan juga menunjukkan minat mereka untuk masuk ke proses tender tersebut dengan menawarkan F-16 Viper.
Namun dalam dua bulan terakhir, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kerap menyebut Sukhoi Su-35 sebagai kandidat kuat pengganti F-5 Tiger yang dioperasionalkan Skuadron Udara 14 di Pangkalan Udara Iswahyudi, Magetan, Jawa Timur. Kepala Perwakilan Saab Indonesia, Peter Carlqvist, mengatakan perusahaannya sudah mengajukan proposal penjualan Gripen kepada Kemhan. Ia berharap pemerintah RI dapat memperhatikan dan mempertimbangkan pelbagai keuntungan pada tawaran kontrak kerja sama tersebut.
Peter menuturkan, perusahaannya percaya diri dapat memenangkan tender yang digelar Kemhan. Menurut dia, Saab menawarkan sejumlah keuntungan yang tidak diajukan Sukhoi maupun Lockheed. "Kami tidak hanya menawarkan jet tempur. Itu bukan tipikal perusahaan kami," ujarnya di Jakarta, Kamis (22/10). Peter memaparkan, proposal Saab mencakup satu paket sistem pertahanan udara. Tidak hanya pesawat tempur, Saab juga menyertakan sistem pengintaian udara menggunakan radar Erieye.
Ada pula Tactical Data Links yang memungkinkan Tentara Nasional Indonesia mengontrol komunikasi antarkendaraan tempur, baik di udara, laut, dan darat melalui satu pintu. Pemerintah Swedia mendukung penuh langkah Saab masuk ke proses lelang pengadaan pesawat tempur TNI Angkatan Udara. Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Johanna Brismer Skoog, mengatakan selama ini pemerintahannya tidak pernah memberikan dukungan kepada perusahaan yang memiliki rekam jejak buruk.
"Ketika saya melihat tawaran ini, saya yakin ini merupakan paket teknologi yang sangat komprehensif bagi Indonesia," ujarnya pada kesempatan yang sama dengan Peter
Johanna berkata, jual-beli pesawat tempur antara Swedia dan Indonesia berpotensi mulus. Apalagi, menurutnya selama ini perusahaan-perusahaan asal negara Skandinavia seperti Volvo, Ericsson, Electrolux dan Ikea telah membuktikan komitmen bisnis yang berkelanjutan di Indonesia. "Mereka telah menunjukkan seperti apa nilai-nilai yang dianut Swedia. Mereka tidak sekedar mengejar keuntungan belaka," kata Johanna. (agk)
No comments:
Post a Comment