Thursday, 29 October 2015

Satgas TNI AD Mengajar di Perbatasan

Prajurit Satgas TNI AD mengajar murid-murid SD di daerah perbatasan RI-PNG, (Foto: Eman)

Dansatgas Yonif 301/PKS Rawa Bastop Letkol Inf M. Mahfud As’at mengatakan, melihat kondisi pendidikan di daerah perbatasan, puluhan personil ditugaskan untuk mengajar di beberapa SD, 2 SMP dan 1 SMA di daerah perbatasan.
“Beberapa sekolah di kampung perbatasan, khususnya di wilayah Merauke dan Boven butuh dukungan. Kami terpanggil untuk melayani,” kata As’at, Rabu (28/10/2015)

Berbagai materi pelajaran diberikan kepada murid-murid SD, SMP dan SMA. Khususnya bagi SD diajarkan pelajaran bahasa Indonesia, matematika dan pendidikan agama. Untuk SMP dan SMA diajarkan pendidikan jasmani, keterampilan dan seni.

Setiap pos, demikian Dansatgas, berdekatan dengan beberapa sekolah. Olehnya, 2 prajurit dari setiap pos ditugaskan untuk mengajar di sekolah-sekolah itu.

“Beberapa pos dekat dengan sekolah dasar. Yakni Pos Kotis, Kalimaro, Kweel, Bupul 12, Bupul 13, Camp Modern dan KM 53,” ujarnya.

Terdapat 9 SD, 2 SMP dan 1 SMA dalam wilayah tugas Yonif 301/PKS. Sekolah-sekolah tersebut memiliki guru dan murid yang bervariatif.

“Umumnya kekurangan guru. Misalnya di SD Santo Petrus itu hanya 6 guru, muridnya cukup banyak,” sebutnya.

Dia menambahkan, kondisi pendidikan di daerah perbatasan memang cukup memprihatinkan.
Di tempat lain, Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pengajaran Kabupaten Merauke, mengungkapkan persoalan kekurangan guru SD di pedalaman masih terjadi. Hal itu, kata dia, lantaran para guru mengikuti program sertifikasi di kota Merauke.

“Memang karena adanya kebijakan. Ketentuan tentang guru dan dosen itu harus S1. Sehingga banyak, teman-teman yang kuliah di Merauke. Tapi begitu kita sudah isi dengan sebagian guru kontrak di pedalaman,” kata Benhur. (eman)

No comments:

Post a Comment