'Hujan' Bom Rusia di Suriah Jadi Pukulan Psikologis bagi AS
Rentetan "hujan" bom Rusia di Suriah dinilai jadi pukulan psikologis buat AS. (Sputnik)
Pesawat-pesawat jet tempur Rusia yang menghujani Suriah dengan bom-bom dahsyat dinilai menjadi pukulan semacam “bom” psikologis bagi Amerika Serikat (AS). Demikian analisis kolomnis terkemuka Rusia, Vladimir Soloviev. Menurutnya, dalam sebulan terakhir, opini publik dunia beralih dari menonton video propaganda kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) ke agresi militer Kremlin di Suriah yang sudah membuat AS dan sekutunya kesal. Soloviev melanjutkan, waktu untuk diskusi tentang teroris berjenggot telah lewat.
Sekarang semua orang berbicara tentang aksi pilot-pilot Rusia. Menurutnya, Washington mau tidak mau harus menyaksikan “pahlawan” baru di Suriah dalam memerangi kelompok teror. Analisis Soloviev bukan sekadar argumen pribadi. Dia mengutip pengakuan Komandan Pasukan Angkatan Darat di Eropa, Jenderal Ben Hodges, yang terkejut dengan kemampuan Moskow menyebarkan tentaranya di kawasan Timur Tengah dalam waktu yang sangat singkat.
“Ia bingung dengan hal ini,” tulis Soloviev dalam sebuah kolom yang dikutip Sputnik, Senin (26/10/2015). Soloviev juga mengutip analisis pemberitaan wartawan Italia yang pernah membuat laporan kehebatan agresi Rusia di Suriah. ”Rusia terlalu kuat,” judul laporan itu.
”Ledakan bom Rusia di Suriah telah memukul Amerika dengan gelombang ledakan. Ini semacam ‘bom psikologis’,” kata Soloviev. Intervensi militer Rusia di Suriah, kata dia, telah mematahkan citra AS di panggung dunia.
Terlebih, Rusia telah mengusulkan Pemilu sebagai solusi untuk mengakhiri krisis Suriah. ”Amerika sedang menonton Kremlin. Apa yang lebih penting adalah bahwa AS telah diabaikan sebagai negara adidaya,” ujarnya.
AS Perusak
Kondisi wilayah Suriah yang dilanda perang. (Reuters)
Koran online Jerman, Die Welt Freie, melansir laporan analisis yang membandingkan peran Rusia dan Amerika Serikat (AS) di Timur Tengah. Media itu menyebut Rusia menawarkan harapan perdamaian bagi Timur Tengah yang hancur akibat intervensi militer AS.
Dalam krisis Suriah, media Jerman tersebut memuji peran Rusia yang dianggap membawa perubahan positif yang besar. Salah satunya dalam membantu Pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad, dalam melawan teroris. Operasi militer Kremlin sejak akhir September 2015, menurut Die Welt Freie, sah karena atas permintaan resmi dari rezim Damaskus.
”Dukungan (Presiden Vladimir) Putin pada Pemerintah Assad akan menentukan nasib kita semua. Bagaimanapun, Presiden Rusia ini telah berhasil,” bunyi laporan media Jerman itu, Senin (26/10/2015). Rusia juga dipuji media Jerman itu atas peran militernya yang tetap menganut hukum internasional.
”Putin (Presiden) Rusia berkomitmen untuk mematuhi hukum internasional, sementara Amerika Serikat secara de facto dan de jure bertindak seperti bola perusak,” imbuh laporan surat kabar Jerman itu. “Ini telah terjadi saat masa perang di daerah yang ada kepentingan AS, yang ternyata negara-negara tetangga terkena reruntuhan, memaksa jutaan orang melarikan diri dan merampok mereka dari sejarah dan mata pencaharian mereka,” kritik koran Jerman itu terhadap kebijakan perang AS.
Sementara itu, Pemerintah AS dalam beberapa kesempatan justru menuding balik aksi militer Rusia yang dianggap memperparah konflik Suriah. AS juga menuding agresi Rusia di Suriah tidak menargetkan ISIS dan telah menyasar warga sipil. Namun, tuduhan itu dibantah Kremlin dengan melansir laporan usai serangan diluncurkan. (mas)
No comments:
Post a Comment