Tuesday, 20 October 2015

T50 Golden Eagle

Makin Bersinar

F50 Golden Eagle

Diakui atau tidak pesawat latih tempur T-50 Golden Eagle yang dibangun KAI Korea Selatan telah mengejutkan pasar dunia. Kinerja ekspor pesawat ini terus melesat dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan pesawat semakin serius di kancah pesawat pelatih dunia. Keberhasilan KAI terbaru adalah penjualan empat pelatih T-50 ke Thailand dengan harga total US$ 110 juta yang diumumkan pada bulan September. Menurut KAI, T-50 mengalahkan sejumlah pesaing termasuk L-15 China, Alenia Aermacchi M-346, dan Textron Scorpion.

Kemenangan itu membawa total penjualan ke-32 di Asia Tenggara menyusul penjualan 12 FA-50 untuk Filipina pada 2014. Perusahaan ini juga mendapat pemesanan dari Irak dengan 24 pesawat yang ditunjuk T-50IQ pada akhir 2013, dengan 12 pesawat pertama akan disampaikan pada awal 2016. Indonesia menjadi pelanggan ekspor pertama untuk jenis ini dan telah menerima semua 16 dari T / A-50.

Tetapi T-50 telah mengalami kekalahan di sejumlah kompetisi pelatih utama, yaitu di Singapura dan Israel dimana dia ditendang oleh M-346. Sementara itu, Angkatan Udara Korea Selatan telah memiliki salah satu skuadron operasional FA-50, dengan 20 pesawat skuadron kedua yang akan dibentuk pada awal 2016, ketika pesawat akan menerima izin operasional akhir. Angkatan Udara Korsel juga memiliki 49 T-50, sembilan T-50B, dan 22 TA-50. FA-50 dilengkapi dengan data taktis Link 16 Link, radar mechanically scanned array, radar penerima peringatan dan sistem visi pencitraan malam. Pesawat ini mampu membawa 4,500kg senjata dipandu, meriam 20mm dan dapat membawa rudal udara ke udara. Semua varian T-50 yang didukung oleh mesin F404.

Dalam kasus Filipina dan Irak, pesawat ini akan memainkan peran penting dalam membangun kembali angkatan udara kedua negara tersebut. Maka mereka membeli sebuah pesawat yang dapat berfungsi baik sebagai jet pelatih canggih dan pesawat serang. Kesepakatan Filipina sangat mendesak, sebagai bangsa yang menemukan dirinya dalam posisi yang tidak nyaman dan perlu untuk melawan China yang kekuatannya semakin tumbuh di Laut China Selatan. Negara ini nyaris tidak memiliki kekuatan tempur udara setelah mempensiunkan Northrop F-5 terakhir lebih dari satu dekade yang lalu.

Pada tahun 2011, sebuah pesawat turboprop Rockwell OV-10 angkatan udara Filipina menemukan dirinya benar-benar tidak mampu untuk terlibat dengan dua jet tempur China yang terbang di sebuah pulau karang yang diklaim Manila. Demikian juga dengan Irak. Sumber yang dekat dengan kesepakatan mengatakan bahwa T-50IQ didasarkan pada FA-50, meskipun ini belum pernah secara resmi dikonfirmasi. Pesawat bisa menjadi sumber daya berharga dalam pertempuran Irak melawan ISIS. 

Menatap Peluang 1.000 Pesawat

Pesawat T50i Golden Eagle TNI AU [kraken_Christiyanto]

Target besar yang sedang dibidik T-50 adalah program pengadaan pesawat latih Angkatan Udara AS yang dikenal dengan program TX untuk menggantikan Northrop T-38. KAI memperkirakan nilai kesepakatan ini senilai US$ 10 miliar untuk memproduksi sekitar 350 pesawat, dan berencana untuk bermitra dengan Lockheed Martin dalam kompetisi tersebut.

KAI menambahkan bahwa akan ada permintaan tambahan dari Angkatan Laut AS dan Marinir untuk 350 pelatih jet canggih, serta 150 jet disesuaikan untuk mensimulasikan pesawat musuh. Total bisa 1.000 pesawat yang akan diproduksi. Ada peluang besar T-50 untuk menang dalam kompetisi ini mengingat persyaratannya adalah membuat pesawat latih dari pesawat yang telah ada.

Bukan desain yang benar-benar baru. Hal ini karena Angkatan Udara AS ingin menghemat biaya dan waktu. Sementara Boeing dan Saab berencana untuk menawarkan jet yang benar-benar baru untuk kompetisi ini. “Jika kompetisi nanti ditentukan oleh biaya, maka T-50 akan muncul dalam posisi yang baik untuk mengamankan kontrak,” kata analis Forecast Internasional Daniel Darling. “Tetapi jika elemen desain yang benar-benr baru benar-benar memunculkan hal yang lain, maka prospek T-50 akan redup. Tapi sebagai pelatih jet canggih yang terlihat penggunaan di layananan dan berasal jejak Lockheed Martin, T-50 pasti dianggap sebagai calon kuat.” [Flightglobal]

jejaktapak

No comments:

Post a Comment