Saturday, 24 October 2015

Pindad Kebanggaan Angkatan Darat dan Kebanggaan Indonesia


Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (Dankodiklat TNI AD) , Letnan Jenderal TNI Agus Sutomo beserta rombongan, mengunjungi PT Pindad (Persero) pada 23 Oktober 2015. Didampingi oleh para Komandan Pusat Kesenjataan dan Komandan Pusat Pendidikan yang berada di bawah naungan Kodiklat TNI AD, rombongan diterima oleh Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim, di Auditorium Gedung Direktorat PT Pindad, Bandung. “Kehadiran kami kali ini secara emosional adalah untuk lebih merasa memiliki, karena Pindad adalah bagian penting bagi Angkatan Darat. Kami berharap Pindad ke depan semakin maju karena modalnya sudah ada, tinggal mendapatkan peluang, ada kemauan, dan akan menuai prestasi,” tutur Agus Sutomo pada kata sambutannya.

Dankodiklat menambahkan bahwa Pindad merupakan bagian dari aset Angkatan Darat yang patut diberi perhatian lebih karena industri pertahanan merupakan bagian dari bagaimana kita memahami postur pertahanan nasional dalam menghadapi ancaman di masa depan. “Pindad adalah industri pertahanan yang merupakan kebanggaan Angkatan Darat dan kebanggaan Bangsa Indonesia. Karena kalau kita bicara tentang ancaman ke depan, kita harus kenali diri sendiri dan kenali musuh. Kalau kenali diri sendiri, berarti kita bicara postur, bicara kemampuan, dan gelar kekuatan. Kemampuan itu artinya alutsista yang modern, canggih, dan juga sumber daya manusia yang mumpuni untuk menghadapi ancaman musuh,” tambah Agus. Ia juga menekankan kepada jajaran TNI AD untuk terus memberikan sumbangsih pemikirannya agar Pindad dapat maju, sehingga di masa depan tidak ada ketergantungan ke luar negeri untuk pengadaan alutsista. 


Direktur Utama PT Pindad (Persero), Silmy Karim mengatakan bahwa Pindad terus melakukan transformasi guna memberikan produk-produk pertahanan dan keamanan yang berkualitas, untuk bersinergi dengan pengguna untuk mengurangi ketergantungan pada impor. “Tugas kita sebenarnya sama, yaitu sama-sama membangun. Yang satu, membangun dalam konteks penggunaan dan operasi sementara yang lain membangun dengan menyiapkan senjatanya. Ketika masih bergantung kepada impor, bagaimana mensiasatinya? Pelaku-pelaku industri pertahanan dalam negeri harus menjaga kontinuitas dari penggunaan, pemeliharaan, dan layanan purna jual untuk terus terintegrasi,” tuturnya. Ia juga menambahkan jika membeli pada industri dalam negeri, maka akan banyak nilai tambah yang akan didapatkan, antara lain teknologi, lapangan pekerjaan tambahan, dan pajak. Paradigma ini yang terus ia tekankan.


Silmy juga menekankan bahwa kunjungan para pengguna ke PT Pindad (Persero) merupakan cara yang baik untuk terus menjalin komunikasi yang baik antara industri dan pengguna untuk kembali pada tujuan awal, yaitu sama-sama membangun. “Saya ingin pengguna dan industri menjadi dekat dalam hal membangun kekuatan pertahanan yang riil, yaitu membangun dengan memproduksi sendiri,” ujarnya. 

Rombongan Dankodiklat TNI AD melanjutkan agenda hari itu dengan mengunjungi fasilitas produksi untuk produk-produk persenjataan PT Pindad (Persero), yaitu Divisi Senjata. Rombongan juga mendapatkan kesempatan untuk mencoba performa produk secara langsung, antara lain Panser Anoa 6x6, Panser Komando Badak, serta beberapa produk senjata seperti senapan serbu SS2-V4, PM2 gas operated, dan pistol G2 seri Combat dan Elite. (Anggia)

Pindad 

No comments:

Post a Comment