Pasukan militer Mesir berjalan di dekat puing-puing pesawat Metrojet
asal Rusia yang hancur berkeping usai jatuh di semenanjung Sinai, Mesir,
1 November 2015. Sebelum hilang dari Radar, pilot pesawat tersebut
telah meminta untuk melakukan pendaratan darurat. REUTERS
Tim investigasi dari empat negara kini sedang menyisir setiap petunjuk
untuk melihat mengapa pesawat Metrojet Rusia nomor penerbangan 9268
milik Kogalymavia jatuh di Semenanjung Sinai, Mesir, Sabtu 31 Oktober
2015. Insiden jatuhnya pesawat itu membuat 224 penumpang dalam pesawat
itu tewas seketika.
Pemerintah Mesir, seperti dikutip Chicago Tribune menyebut, tim
evakuasi berhasil menyelamatkan 163 mayat. Jenazah itu berhasil
ditemukan setelah tim menyisir area seluas 16 kilometer persegi atau
lebih dari 6 mil persegi. Proses pencarian ditujukan untuk menemukan
mayat dan puing pesawat.
Reuters menulis, para pakar penerbangan yang ada dalam tim
investigasi di wilayah terpencil di Sinai mencari setiap petunjuk untuk
apa yang menyebabkan pesawat jenis Airbus A321-200 milik Metrojet yang
tiba-tiba turun dari 31.000 kaki hanya 23 menit. Insiden itu terjadi
setelah lepas landas dari Sharm el-Sheikh menuju St Petersburg, Rusia.
Seorang pejabat senior penerbangan Rusia seperti dikutip sejumlah media
seperti Bloomberg, The Guardian dan Post, menyebut kecurigaan, pesawat
patah di udara. Dugaan itu muncul melihat puing-puing pesawat yang
ditemukan tercecer di lokasi dengan luas mendekati 15 km persegi. Namun
Victor Sorochenko, pejabat otoritas penerbangan sipil Rusia, Interstate
Aviation Committee (IAC) menyatakan, terlalu dini mengenali penyebab
kecelakaan.
Kemungkinan faktor kendala teknis pesawat menjadi penyebab muncul
setelah mendenagr pengakuan istri kopilot Metrojet yang menelpon
suaminya, sesaat sebelum lepas landas. Kopilot Airbus 321-200
mengeluhkan kondisi pesawat, yang sepertinya tidak baik, kepada
istrinya.
Tempo
No comments:
Post a Comment