Tuesday, 29 December 2015
Indonesia dan Rusia Akan Gelar Latihan Gabungan
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y. Galuzin. (Victor Maulana/Sindonews)
Dalam waktu dekat Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Rusia akan melakukan latihan perang bersama. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y. Galuzin.
Berbicara saat menggelar konfrensi pers di atas kapal perang tipe penghancur Rusia "Bystriy" yang sedang berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta, Senin (28/12), Galuzin menuturkan, latihan perang paling dekat akan dilakukan pada esok hari.
"Besok kapal perang "Bystry" akan menggelar latihan perang dengan Angkatan Laut Indonesia, latihan perang akan berfokus pada latihan komunikasi dan startegi perang," ucap Galuzin.
Selain akan melakukan latihan perang dengan Angkatan Laut Indonesia pada esok hari, tahun depan Rusia juga akan terlibat dalam latihan perang gabungan antara beberapa negara yang akan berlangsung di kawasan Nusa Tenggara Timur.
"Tahun depan, Angakatan Laut kami akan terlibat dalam latihan gabungan inernasional "Komodo" yang digelar oleh pemerintah Indonesia," sambung diplomat senior Rusia tersebut di hadapan awak media.
Dalam waktu dekat Angkatan Laut Indonesia dan Angkatan Laut Rusia akan melakukan latihan perang bersama. Hal itu disampaikan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhael Y. Galuzin.
Berbicara saat menggelar konfrensi pers di atas kapal perang tipe penghancur Rusia "Bystriy" yang sedang berlabuh di Tanjung Priok, Jakarta, Senin (28/12), Galuzin menuturkan, latihan perang paling dekat akan dilakukan pada esok hari.
"Besok kapal perang "Bystry" akan menggelar latihan perang dengan Angkatan Laut Indonesia, latihan perang akan berfokus pada latihan komunikasi dan startegi perang," ucap Galuzin.
Selain akan melakukan latihan perang dengan Angkatan Laut Indonesia pada esok hari, tahun depan Rusia juga akan terlibat dalam latihan perang gabungan antara beberapa negara yang akan berlangsung di kawasan Nusa Tenggara Timur.
"Tahun depan, Angakatan Laut kami akan terlibat dalam latihan gabungan inernasional "Komodo" yang digelar oleh pemerintah Indonesia," sambung diplomat senior Rusia tersebut di hadapan awak media.
Sindonews
[Dunia] Sempat Meremehkan, AS Kini Khawatir dengan Militer Rusia
Laporan Pentagon mengungkap bahwa AS khawatir dengan kekuatan militer Rusia. | (Reuters)
Sebuah laporan Pentagon Amerika Serikat (AS) mengungkap kekhawatiran Washington atas manuver-manuver mematikan armada militer Kremlin dalam memerangi ISIS di Suriah. Padahal, AS sempat meremehkan kemampun militer Rusia sejak akhir Perang Dingin.
Laporan itu disusun George Fedoroff, pejabat ahli intelijen Angkatan Laut AS pemantau militer Rusia dengan judul; "The Russian Navy: A Historic Transition". AS merasa “baru terbangun” melihat kekuatan Angkatan Laut Rusia terkini saat unjuk kekuatan di Suriah.
Pada bulan Oktober lalu misalnya, militer Rusia meluncurkan rudal-rudal jelajah Kalibr-M dari kapal perang yang ditempatkan di Laut Kaspia. Rudal yang melesat lebih dari 1.500 mil dan melewati langit Irak dan Iran sebelum akhirnya menggempur basis teror di Suriah telah dipantau AS. Para pejabat AS saat itu sempat menuduh, beberapa rudal jelajah Rusia itu menyasar ke Iran. Namun tuduhan itu disangkal baik oleh Moskow maupun Teheran.
”Rusia telah memulai dan selama dekade berikutnya akan membuat langkah besar di Angkatan Laut yang tangkas pada abad ke-21, yang mampu diandalkan untuk pertahanan nasional. Kehadiran mengesankan tapi terbatas di wilayah global yang lebih jauh dari kepentingan,” bunyi laporan itu.
Dalam laporannya, Fedoroff mencatat armada militer musuh AS dalam Perang Dingin itu tumbuh, di mana Kremlin memiliki banyak kapal perang dan kapal selam, yang saat ini berjumlah 186 kapal. Dia juga memantau persenjataan Angkatan Laut Rusia yang patut dipertimbangkan AS.
Fedoroff mengakui bahwa AS telah meremehkan kemampuan militer Rusia sejak akhir Perang Dingin. Namun, sekarang, untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Pentagon mulai memperhatikan kehebatan militer Moskow.
”Sejak tahun 2000, kondisi pemerintah dan ekonomi Rusia telah stabil, telah ada upaya yang terfokus dan didanai untuk merevitalisasi militer Rusia, termasuk angkatan lautnya,” lanjut laporan Fedorrof, seperti dilansir Sputnik, semalam.
Fedoroff juga mencatat manuver rudal jelajah Kalibr Rusia sebagai tanda meningkatnya kekuatan angkatan laut Rusia. ”(Rudal) Kalibr memberikan platform sederhana, seperti korvet, dengan kemampuan ofensif yang signifikan dan dengan menggunakan rudal serangan darat, semua platform memiliki kemampuan yang signifikan untuk membuat target tetap jauh berisiko,” imbuh laporan itu.
”Perkembangan kemampuan angkatan laut Rusia baru sangat berubah untuk menghalangi, mengancam atau menghancurkan target musuh.”
Sebuah laporan Pentagon Amerika Serikat (AS) mengungkap kekhawatiran Washington atas manuver-manuver mematikan armada militer Kremlin dalam memerangi ISIS di Suriah. Padahal, AS sempat meremehkan kemampun militer Rusia sejak akhir Perang Dingin.
Laporan itu disusun George Fedoroff, pejabat ahli intelijen Angkatan Laut AS pemantau militer Rusia dengan judul; "The Russian Navy: A Historic Transition". AS merasa “baru terbangun” melihat kekuatan Angkatan Laut Rusia terkini saat unjuk kekuatan di Suriah.
Pada bulan Oktober lalu misalnya, militer Rusia meluncurkan rudal-rudal jelajah Kalibr-M dari kapal perang yang ditempatkan di Laut Kaspia. Rudal yang melesat lebih dari 1.500 mil dan melewati langit Irak dan Iran sebelum akhirnya menggempur basis teror di Suriah telah dipantau AS. Para pejabat AS saat itu sempat menuduh, beberapa rudal jelajah Rusia itu menyasar ke Iran. Namun tuduhan itu disangkal baik oleh Moskow maupun Teheran.
”Rusia telah memulai dan selama dekade berikutnya akan membuat langkah besar di Angkatan Laut yang tangkas pada abad ke-21, yang mampu diandalkan untuk pertahanan nasional. Kehadiran mengesankan tapi terbatas di wilayah global yang lebih jauh dari kepentingan,” bunyi laporan itu.
Dalam laporannya, Fedoroff mencatat armada militer musuh AS dalam Perang Dingin itu tumbuh, di mana Kremlin memiliki banyak kapal perang dan kapal selam, yang saat ini berjumlah 186 kapal. Dia juga memantau persenjataan Angkatan Laut Rusia yang patut dipertimbangkan AS.
Fedoroff mengakui bahwa AS telah meremehkan kemampuan militer Rusia sejak akhir Perang Dingin. Namun, sekarang, untuk pertama kalinya dalam 24 tahun, Pentagon mulai memperhatikan kehebatan militer Moskow.
”Sejak tahun 2000, kondisi pemerintah dan ekonomi Rusia telah stabil, telah ada upaya yang terfokus dan didanai untuk merevitalisasi militer Rusia, termasuk angkatan lautnya,” lanjut laporan Fedorrof, seperti dilansir Sputnik, semalam.
Fedoroff juga mencatat manuver rudal jelajah Kalibr Rusia sebagai tanda meningkatnya kekuatan angkatan laut Rusia. ”(Rudal) Kalibr memberikan platform sederhana, seperti korvet, dengan kemampuan ofensif yang signifikan dan dengan menggunakan rudal serangan darat, semua platform memiliki kemampuan yang signifikan untuk membuat target tetap jauh berisiko,” imbuh laporan itu.
”Perkembangan kemampuan angkatan laut Rusia baru sangat berubah untuk menghalangi, mengancam atau menghancurkan target musuh.”
Sindonews
Saturday, 19 December 2015
Pindad dan Badak, Sukses Curi Perhatian Presiden di Rapim TNI
Presiden RI, Joko Widodo mengunjungi booth Pindad di sela-sela acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI TA 2016 yang diselenggarakan pada 16-18 Desember 2015 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Pada acara ini, PT Pindad (Persero) menampilkan beberapa produk pertahanan dan keamanan andalannya seperti senapan serbu SS1 berbagai varian, SS2 berbagai varian, senapan penembak runduk SPR 2 dan SPR 3, senapan mesin SM1 dan SM2, senjata genggam G2 Elite dan Combat, Mortar Mo-1, Mo-2, dan Mo-3. Selain itu, dipamerkan juga beberapa produk kendaraan khusus seperti Panser Anoa Amphibi dan Panser Kanon 90mm yang sedang mengalami proses sertifikasi Dislitbang AD, Badak.
Dalam acara yang mengangkat tema “Meningkatkan loyalitas, moralitas, dan integritas sebagai landasan dalam mewujudkan TNI yang kuat, hebat, professional, dan dicintai rakyat” ini, Presiden memberikan apresiasi dan dukungan untuk kehadiran Badak dalam jajaran alutsista TNI yang dipamerkan hari itu. "Panglima TNI dan Kasad tentu akan dukung kehadiran alutsista buatan anak-anak negeri," ujar Jokowi. Rapim TNI TA 2016 dihadiri pula oleh Menko Polhukam Luhut B. Panjaitan, Menlu Retno Marsudi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Mentan RI Andi Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna dan 182 Perwira Tinggi (Pati) TNI yang terdiri atas 4 pimpinan TNI, 52 pejabat Mabes TNI, 49 pejabat Mabes TNI AD, 39 pejabat TNI AL, 25 pejabat TNI AU, serta 13 orang peninjau.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kasad Jenderal TNI Mulyono yang turut mendampingi kunjungan Presiden Jokowi menyambut baik dukungan Kepala Negara untuk kehadiran panser Badak di jajaran alutsista TNI Angkatan Darat. "Kami ada rencana menggantikan jajaran tank Saladin yang sudah tua dengan Badak buatan Pindad," ujar Kasad. Direktur Komersial Pindad, Widjajanto, mengamini Pernyataan Kasad dan menjelaskan sosok Badak kepada Kepala Negara dan para petinggi TNI yang hadir di booth Pindad. "Pekan lalu Badak dengan dukungan Dislitbang TNI AD telah sukses jalani uji tembak di Cipatat. Akurasi tinggi dan kondisi kendaraan tercatat stabil dalam berbagai posisi penembakan sebagaimana bisa dilihat dalam video presentasi kami," ujar Widjajanto yang mengakhiri paparannya dengan menyerahkan souvenir Badak kepada Kepala Negara disaksikan Panglima TNI dan Kasad.
Badak merupakan produk kendaraan tempur terbaru buatan PINDAD. Panser 6x6 ini memiliki turret 90mm hasil kerjasama Pindad dengan CMI Defense dari Belgia. Dalam paparannya Widjajanto menjelaskan kini staf Pindad telah menyelesaikan program Transfer of Technology dan mampu melakukan proses manufaktur turret 90mm. "Tinggal laras senjata 90mm yang kami import dari Belgia selebihnya dikerjakan oleh anak-anak negeri di pabrik kendaraan tempur Pindad di Bandung," tambahnya. Direncanakan, Pindad siap memroduksi Badak untuk tahun anggaran 2016. (Ryan)
Pindad
Pindad Mulai Produksi Panser Badak Awal 2016
Panser varian terbaru buatan PT Pindad (Persero), Badak, saat ini sedang
tahap sertifikasi dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan
Darat. Bila lolos sertifikasi, Panser Badak akan mulai diproduksi massal
pada triwulan I-2016.
"Mulai 2016 akan diproduksi massal," kata Kepala Humas Pindad, Herdantono kepada detikFinance, Selasa (15/12/2015).
Dari data Pindad, Panser Badak yang memiliki senjata berat jenis canon 90 mm ini akan diproduksi sebanyak 25 unit sampai 30 unit per tahun. Mulai dari proses pengembangan hingga produksi dilakukan di Bandung, Jawa Barat.
"Konten lokalnya tinggi kayak Panser Anoa," tambahnya.
Tahap awal, Panser Badak akan diproduksi dan dijual untuk memenuhi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI.
"Pesan dirut untuk penuhi kemandirian Alutsista. Kalau ke depannya, nanti ada peluang ekspor," jelasnya.
Untuk harga, Hardantono belum bisa menyebutkan karena Panser Badak masih dalam tahap sertifikasi.
"Harga perlu konfirmasi karena panser masih proses sertifikasi," sebutnya.
"Mulai 2016 akan diproduksi massal," kata Kepala Humas Pindad, Herdantono kepada detikFinance, Selasa (15/12/2015).
Dari data Pindad, Panser Badak yang memiliki senjata berat jenis canon 90 mm ini akan diproduksi sebanyak 25 unit sampai 30 unit per tahun. Mulai dari proses pengembangan hingga produksi dilakukan di Bandung, Jawa Barat.
"Konten lokalnya tinggi kayak Panser Anoa," tambahnya.
Tahap awal, Panser Badak akan diproduksi dan dijual untuk memenuhi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI.
"Pesan dirut untuk penuhi kemandirian Alutsista. Kalau ke depannya, nanti ada peluang ekspor," jelasnya.
Untuk harga, Hardantono belum bisa menyebutkan karena Panser Badak masih dalam tahap sertifikasi.
"Harga perlu konfirmasi karena panser masih proses sertifikasi," sebutnya.
Detik
Pulau Terluar Jadi Fokus TNI
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.(dok/SINDOphoto)
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, pulau-pulau terluar Indonesia menjadi prioritas pengawasan TNI.
Hal itu diungkapkan Gatot usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2016 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, tadi malam. "Yang menjadi prioritas pulau-pulau terluar. Terdepan daerah perbatasan ini harus kita tuntaskan, semua tempat harus ada listrik, tempatnya tertata, komunikasi terintegrasi, apapun yang kejadian di perbatasan bisa kita pantau dari sini. KSAL bisa lihat dari tempatnya, KSAD juga sama" tegas Gatot, Jumat 18 Desember 2015 malam.
Meski pulau terluar mendapatkan prioritas, Gatot mengaku, TNI tidak akan melakukan penambahan pasukan. "Hanya aktivitas dan rentang kendali yang dipermudah," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gatot menuturkan, TNI juga mengamati perkembangan yang terjadi di tingkat regional dan internasional. Termasuk ancaman terorisme negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman menjelaskan, pelaksanaan Rapim TNI 2016 membahas berbagai hal dan pembekalan dari Menko Polhukam seperti, penanggulangan ancaman sebagai bagian dari penyelenggaraan keamanan nasional, faktor-faktor penghambat disahkannya RUU Kamnas menjadi Undang-Undang, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian peserta Rapim TNI.
"Ada juga pembekalan oleh Menteri Luar Negeri terkait kebijakan politik luar negeri yang erat dengan pertahanan negara, fungsi pengamanan wilayah perbatasan dan pelaksanaan operasi di lingkup internasional terkait diplomasi luar negeri yang mampu menunjang pelaksanaan pengamanan perbatasan baik di wilayah darat, laut maupun udara," ujarnya.
Menurut dia, peran TNI diharapkan mendukung kebijakan luar negeri. Serta pembekalan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengenai belum sinkronnya program pengelolaan wilayah pertahanan dan pembangunan di daerah, kebijakan Kemendagri dalam mendukung pembangunan di daerah melalui Program TMMD.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, pulau-pulau terluar Indonesia menjadi prioritas pengawasan TNI.
Hal itu diungkapkan Gatot usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2016 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, tadi malam. "Yang menjadi prioritas pulau-pulau terluar. Terdepan daerah perbatasan ini harus kita tuntaskan, semua tempat harus ada listrik, tempatnya tertata, komunikasi terintegrasi, apapun yang kejadian di perbatasan bisa kita pantau dari sini. KSAL bisa lihat dari tempatnya, KSAD juga sama" tegas Gatot, Jumat 18 Desember 2015 malam.
Meski pulau terluar mendapatkan prioritas, Gatot mengaku, TNI tidak akan melakukan penambahan pasukan. "Hanya aktivitas dan rentang kendali yang dipermudah," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Gatot menuturkan, TNI juga mengamati perkembangan yang terjadi di tingkat regional dan internasional. Termasuk ancaman terorisme negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman menjelaskan, pelaksanaan Rapim TNI 2016 membahas berbagai hal dan pembekalan dari Menko Polhukam seperti, penanggulangan ancaman sebagai bagian dari penyelenggaraan keamanan nasional, faktor-faktor penghambat disahkannya RUU Kamnas menjadi Undang-Undang, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian peserta Rapim TNI.
"Ada juga pembekalan oleh Menteri Luar Negeri terkait kebijakan politik luar negeri yang erat dengan pertahanan negara, fungsi pengamanan wilayah perbatasan dan pelaksanaan operasi di lingkup internasional terkait diplomasi luar negeri yang mampu menunjang pelaksanaan pengamanan perbatasan baik di wilayah darat, laut maupun udara," ujarnya.
Menurut dia, peran TNI diharapkan mendukung kebijakan luar negeri. Serta pembekalan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengenai belum sinkronnya program pengelolaan wilayah pertahanan dan pembangunan di daerah, kebijakan Kemendagri dalam mendukung pembangunan di daerah melalui Program TMMD.
Sindonews
Saturday, 12 December 2015
[Dunia] Takut Diserang Jet Pembom Kremlin, Inggris dan Rusia Diskusi
Pesawat jet tempur Typhoon Inggris saat mencegat pesawat jet pembom Rusia. | (BBC)
Para pejabat militer Inggris telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat militer Rusia setelah London waswas diserang pesawat-pesawat jet pembom Kremlin yang kerap bermanuver di dekat wilayah Inggris.
Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, mengatakan pesawat-pesawat pembom Rusia berpotensi melakukan serangan di seluruh wilayah Inggris. Pembicaraan itu, kata dia, bertujuan untuk menemukan cara penanganan untuk setiap “kesalahan perhitungan atau kecelakaan.”
Pesawat-pesawat pembom Rusia selama ini belum menyeberang ke wilayah udara Inggris, tetapi telah terbang di dekat perbatasan negara anggota NATO itu.
Bulan lalu, pesawat jet tempur Typhoon dari pangkalan Angkatan Udara Inggris (RAF) Lossiemouth melesat untuk mencegat dua pesawat pembom Rusia, Tu-160 Blackjack di atas kawasan Atlantik. Dua pesawat pembom Rusia itu dikawal RAF sampai menjauh dari wilayah Inggris.
Insiden serupa terjadi di Laut Utara pada bulan Oktober. Di awal tahun 2015 dan pada tahun 2014, pesawat pebom strategis Rusia dalam beberapa kesempatan juga dicegat pesawat jet tempur RAF.
Berbicara di kelompok think tank Dewan Atlantik di Amerika Serikat, Fallon mengkonfirmasi diskusi militer Inggris dan Rusia itu. ”Ada diskusi dengan Rusia tentang pengaturan beberapa cara guna menghindari (insiden) salah perhitungan dengan yang jarak penerbangan,” katanya, seperti dikutip BBC, Sabtu (12/12/2015).
”Kami telah melihat sejumlah ‘serangan’ ke wilayah Inggris (dari) informasi penerbangan selama beberapa bulan terakhir,” katanya lagi. ”Pesawat ini belum merespons komunikasi dari petugas kontrol lalu lintas udara, atau pesawat kami mengirim sinyal hingga mencegat mereka.”
Para pejabat militer Inggris telah mengadakan pembicaraan dengan para pejabat militer Rusia setelah London waswas diserang pesawat-pesawat jet pembom Kremlin yang kerap bermanuver di dekat wilayah Inggris.
Menteri Pertahanan Inggris, Michael Fallon, mengatakan pesawat-pesawat pembom Rusia berpotensi melakukan serangan di seluruh wilayah Inggris. Pembicaraan itu, kata dia, bertujuan untuk menemukan cara penanganan untuk setiap “kesalahan perhitungan atau kecelakaan.”
Pesawat-pesawat pembom Rusia selama ini belum menyeberang ke wilayah udara Inggris, tetapi telah terbang di dekat perbatasan negara anggota NATO itu.
Bulan lalu, pesawat jet tempur Typhoon dari pangkalan Angkatan Udara Inggris (RAF) Lossiemouth melesat untuk mencegat dua pesawat pembom Rusia, Tu-160 Blackjack di atas kawasan Atlantik. Dua pesawat pembom Rusia itu dikawal RAF sampai menjauh dari wilayah Inggris.
Insiden serupa terjadi di Laut Utara pada bulan Oktober. Di awal tahun 2015 dan pada tahun 2014, pesawat pebom strategis Rusia dalam beberapa kesempatan juga dicegat pesawat jet tempur RAF.
Berbicara di kelompok think tank Dewan Atlantik di Amerika Serikat, Fallon mengkonfirmasi diskusi militer Inggris dan Rusia itu. ”Ada diskusi dengan Rusia tentang pengaturan beberapa cara guna menghindari (insiden) salah perhitungan dengan yang jarak penerbangan,” katanya, seperti dikutip BBC, Sabtu (12/12/2015).
”Kami telah melihat sejumlah ‘serangan’ ke wilayah Inggris (dari) informasi penerbangan selama beberapa bulan terakhir,” katanya lagi. ”Pesawat ini belum merespons komunikasi dari petugas kontrol lalu lintas udara, atau pesawat kami mengirim sinyal hingga mencegat mereka.”
Sindonews
[Dunia] Militer Rusia Dapat Tambahan 35 Rudal Balistik Baru
Rusia melakukan modernisasi peralatan militernya
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan, pihak militer negara itu telah menerima 35 rudal balistik antar benua baru tahun ini. Pengadaan rudal balistik baru ini adalah bagian dari upaya Kremlin memodernisasi persenjataan militer mereka.
Selain mendapatkan 35 rudal balistik baru, militer Rusia juga telah menerima 243 pesawat, 90 sistem pertahanan udara dan 1.172 tank dan kendaraan lapis baja lainnya sepanjang tahun ini, seperti dikutip dari laman US News, Jumat (11/12/2015).
Shoigu juga mengungkapkan, Angkatan Laut Rusia telah menerima dua kapal selam bertenaga nuklir baru yang dilengkapi dengan rudal balistik antar benua, dua kapal selam untuk keperluan umum dan delapan kapal perang.
Dia juga mengatakan, serangkaian latihan militer telah membantu meningkatkan kemampuan prajurit dan berkontribusi pada keberhasilan kinerja pilot Rusia selama melakukan serangan udara di Suriah.
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu mengatakan, pihak militer negara itu telah menerima 35 rudal balistik antar benua baru tahun ini. Pengadaan rudal balistik baru ini adalah bagian dari upaya Kremlin memodernisasi persenjataan militer mereka.
Selain mendapatkan 35 rudal balistik baru, militer Rusia juga telah menerima 243 pesawat, 90 sistem pertahanan udara dan 1.172 tank dan kendaraan lapis baja lainnya sepanjang tahun ini, seperti dikutip dari laman US News, Jumat (11/12/2015).
Shoigu juga mengungkapkan, Angkatan Laut Rusia telah menerima dua kapal selam bertenaga nuklir baru yang dilengkapi dengan rudal balistik antar benua, dua kapal selam untuk keperluan umum dan delapan kapal perang.
Dia juga mengatakan, serangkaian latihan militer telah membantu meningkatkan kemampuan prajurit dan berkontribusi pada keberhasilan kinerja pilot Rusia selama melakukan serangan udara di Suriah.
Sindonews
Tuesday, 8 December 2015
Dubes Inggris Sarankan Indonesia Pangkas Birokrasi
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengungkapkan sejumlah
saran kepada pemerintah Indonesia untuk membantu meningkatkan produksi
yang berujung pada peningkatan penggunaan energi terbarukan di
Indonesia. (Victor Maulana/Sindonews)
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengungkapkan sejumlah saran kepada pemerintah Indonesia untuk membantu meningkatkan produksi yang berujung pada peningkatan penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Salah satu saran yang disampaikan Moazzam adalah pemangkasan birokrasi, dimana menurutnya banyak sekali regulasi yang hanya diikuti bagi sebuah perusahaan yang sedang berusaha untuk mencari dan memproduksi sumber energeri terbarukan.
"Ada banyak isu regulasi yang harus diatasi untuk meningkatkan sektor energi terbarukan, misalnya harus mengizinkan proyek baru, misalnya dalam laut atau di daerah khusus untuk negeri yang berasal panas bumi," ucap Moazza.
"Banyak kebijakan dan peraturan yang diperlukan untuk mempercepat peningkatan potensi di sektor itu," sambung pria keturunan Pakistan tersebut pada Minggu (6/12).
Moazzam juga menyebut penggunaan energi terbarukan adalah salah satu cara yang digunakan oleh negaranya untuk mengurangi emisi. Isu mengenai penggunaan energi terbarukan sendiri terus menguat, seiring dengan semakin terasanya perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.
Isu ini semakin menguat setelah sejumlah kepala negara menyampaikan saat berbicara di konfrensi ilklim di Paris, Prancis awal Desember lalu.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia, Moazzam Malik mengungkapkan sejumlah saran kepada pemerintah Indonesia untuk membantu meningkatkan produksi yang berujung pada peningkatan penggunaan energi terbarukan di Indonesia.
Salah satu saran yang disampaikan Moazzam adalah pemangkasan birokrasi, dimana menurutnya banyak sekali regulasi yang hanya diikuti bagi sebuah perusahaan yang sedang berusaha untuk mencari dan memproduksi sumber energeri terbarukan.
"Ada banyak isu regulasi yang harus diatasi untuk meningkatkan sektor energi terbarukan, misalnya harus mengizinkan proyek baru, misalnya dalam laut atau di daerah khusus untuk negeri yang berasal panas bumi," ucap Moazza.
"Banyak kebijakan dan peraturan yang diperlukan untuk mempercepat peningkatan potensi di sektor itu," sambung pria keturunan Pakistan tersebut pada Minggu (6/12).
Moazzam juga menyebut penggunaan energi terbarukan adalah salah satu cara yang digunakan oleh negaranya untuk mengurangi emisi. Isu mengenai penggunaan energi terbarukan sendiri terus menguat, seiring dengan semakin terasanya perubahan iklim yang disebabkan oleh pemanasan global.
Isu ini semakin menguat setelah sejumlah kepala negara menyampaikan saat berbicara di konfrensi ilklim di Paris, Prancis awal Desember lalu.
Sindonews
Megawati Bilang Indonesia Keok jika Diserang Singapura
Presiden Indonesia Kelima, Megawati Soekarnoputri. (Dok. Sindo).
Kekuatan tempur TNI dinilai tidak mampu menahan serangan negara tetanggap seperti Singapura. Maka itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) diminta segera memperbarui peralatan tempur milik TNI.
Presiden Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri menceritakan pengalamannya ketika berlayar menggunakan kapal perang milik TNI. Pada kesempatan itu dia dikabarkan akan ada penyerangan dari sebuah kapal selam.
"Saya diminta pura-pura kalau ada penyerangan dari kapal selam. Tapi saya tanya kepada Jenderal TNI, kapal selam dari mana," ujar Megawati ketika memberikan sambutan dalam Simposium Kebangsaan, Refleksi Nasional Praktek Konstitusi dan Ketatanegaraan Pasca Reformasi di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (7/12/2015).
Kemudian dia mendapat kabar dari seorang Master of Ceremony (MC) kapal perang yang ditumpangi akan melakukan tembakan ke bawah laut untuk membidik kapal selam musuh. Beberapa saat kemudian bom diluncurkan. "Tapi setelah ditunggu beberapa saat, kok sepi. Bom tidak meledak," ucapnya.
Dia menambahkan, peralatan tempur milik TNIyang sudah usang bukan hanya di Angkatan Laut (AL) saja. Menurutnya, peralatan tempur milik TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Darat (AD) juga banyak yang sudah usang.
"Saya bilang kalau Singapura pesawatnya serang Indonesia, bisa keok kita. Ini bukan menghina, tapi begitu memang nyatanya," tandasnya.
Kekuatan tempur TNI dinilai tidak mampu menahan serangan negara tetanggap seperti Singapura. Maka itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) diminta segera memperbarui peralatan tempur milik TNI.
Presiden Indonesia kelima, Megawati Soekarnoputri menceritakan pengalamannya ketika berlayar menggunakan kapal perang milik TNI. Pada kesempatan itu dia dikabarkan akan ada penyerangan dari sebuah kapal selam.
"Saya diminta pura-pura kalau ada penyerangan dari kapal selam. Tapi saya tanya kepada Jenderal TNI, kapal selam dari mana," ujar Megawati ketika memberikan sambutan dalam Simposium Kebangsaan, Refleksi Nasional Praktek Konstitusi dan Ketatanegaraan Pasca Reformasi di Gedung Nusantara IV, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (7/12/2015).
Kemudian dia mendapat kabar dari seorang Master of Ceremony (MC) kapal perang yang ditumpangi akan melakukan tembakan ke bawah laut untuk membidik kapal selam musuh. Beberapa saat kemudian bom diluncurkan. "Tapi setelah ditunggu beberapa saat, kok sepi. Bom tidak meledak," ucapnya.
Dia menambahkan, peralatan tempur milik TNIyang sudah usang bukan hanya di Angkatan Laut (AL) saja. Menurutnya, peralatan tempur milik TNI Angkatan Udara (AU) dan Angkatan Darat (AD) juga banyak yang sudah usang.
"Saya bilang kalau Singapura pesawatnya serang Indonesia, bisa keok kita. Ini bukan menghina, tapi begitu memang nyatanya," tandasnya.
Sindonews
Pesawat Mata-mata Canggih AS Bakal Manuver di "Hidung" Indonesia
Pesawat mata-mata canggih Poseidon P8 Amerika Serikat akhir bulan ini akan bermanuver di wilayah Singapura yang dekat dengan Indonesia. Pesawat mata-mata AS itu akan manuver di tengah ketegangan terkait konflik Laut China Selatan.
Singapura telah memberi izin pada AS untuk mengoperasikan pesawat mata-mata P8 di wilayahnya. Tujuan manuver pesawat itu diklaim untuk mendukung "upaya keamanan maritim" serta mengamati aktivitas China terkait polemik klaim Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, dan Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, telah membuat pernyataan bersama. Isinya, kesepakatan Washington dan Singapura soal operasi pesawat mata-mata P8.
Kedua menteri pertahanan itu juga menyatakan puas dengan hasil pertemuan mereka dan diharapkan operasi serupa bisa lebih lanjut dilakukan di wilayah Singapura.
”Penyebaran pesawat ini akan mempromosikan interoperabilitas yang lebih besar dengan militer regional melalui partisipasi dalam latihan bilateral dan multilateral, sambil memberikan dukungan yang tepat waktu untuk HADR (Humanitarian and Disaster Relief) regional dan upaya keamanan maritim,” bunyi pernyataan bersama yang dipublikasikan di website Departemen Pertahanan AS, seperti dikutip Reuters, Selasa (8/12/2015).
Pesawat mata-mata Poseidon AS sebelumnya telah melakukan sejumlah operasi di Jepang, Filipina dan Malaysia. Selain kesepakatan pengoperasian pesawat P8, Singapura dan AS sepakat bekerjasama dalam memerangi terorisme dan pembajakan.
Bulan lalu, dua pesawat pembom strategis B-52 AS terbang di dekat pulau buatan China di Laut China Selatan. Pilot pesawat pembom itu mengabaikan seruan Beijing agar hengkang dari wilayah udara yang diklaim China. Pada akhir Oktober, kapal perang AS, USS Lassen, juga bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil dari kawasan Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, yang diklaim China.
Singapura telah memberi izin pada AS untuk mengoperasikan pesawat mata-mata P8 di wilayahnya. Tujuan manuver pesawat itu diklaim untuk mendukung "upaya keamanan maritim" serta mengamati aktivitas China terkait polemik klaim Laut China Selatan.
Menteri Pertahanan AS, Ashton Carter, dan Menteri Pertahanan Singapura, Ng Eng Hen, telah membuat pernyataan bersama. Isinya, kesepakatan Washington dan Singapura soal operasi pesawat mata-mata P8.
Kedua menteri pertahanan itu juga menyatakan puas dengan hasil pertemuan mereka dan diharapkan operasi serupa bisa lebih lanjut dilakukan di wilayah Singapura.
”Penyebaran pesawat ini akan mempromosikan interoperabilitas yang lebih besar dengan militer regional melalui partisipasi dalam latihan bilateral dan multilateral, sambil memberikan dukungan yang tepat waktu untuk HADR (Humanitarian and Disaster Relief) regional dan upaya keamanan maritim,” bunyi pernyataan bersama yang dipublikasikan di website Departemen Pertahanan AS, seperti dikutip Reuters, Selasa (8/12/2015).
Pesawat mata-mata Poseidon AS sebelumnya telah melakukan sejumlah operasi di Jepang, Filipina dan Malaysia. Selain kesepakatan pengoperasian pesawat P8, Singapura dan AS sepakat bekerjasama dalam memerangi terorisme dan pembajakan.
Bulan lalu, dua pesawat pembom strategis B-52 AS terbang di dekat pulau buatan China di Laut China Selatan. Pilot pesawat pembom itu mengabaikan seruan Beijing agar hengkang dari wilayah udara yang diklaim China. Pada akhir Oktober, kapal perang AS, USS Lassen, juga bermanuver di wilayah yang berjarak 12 mil dari kawasan Kepulauan Spratly, Laut China Selatan, yang diklaim China.
Sindonews
Detik-detik Menegangkan TNI Taklukan Kota Dili dari Fretilin
Mengenang 40 Tahun Penerjunan Nanggala V Kopasandha
Ilustrasi, (SINDOphoto).Desingan peluru menghujani anggota Kopassandha saat melakukan penerjunan di Kota Dili, Timor Leste pada 6 Desember 1975 silam.
Beberapa prajurit dari pasukan elite TNI itu selamat, namun beberapa di antaranya terpaksa mendarat di tiang listrik, pepohonan, dan di laut. Bahkan, tidak sedikit yang tewas menjadi martir akibat tertembus peluru dari senjata musuh.
Tercatat, sebanyak 13 prajurit Kopassandha tewas, lima hilang setelah terjun di laut, tujuh prajurit luka-luka. Sedangkan 72 prajurit lainnya batal diterjunkan karena kondisi yang tidak memungkinkan.
Minimnya informasi intelijen mengenai kekuatan persenjataan musuh, kondisi cuaca, lokasi penerjunan menjadi penyebab utama operasi tidak berjalan mulus.
Namun berkat kegigihan dan keberanian para prajurit yang kini disebut Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Kota Dili berhasil dikuasai hanya dalam waktu tiga jam dari tangan Fretilin, kelompok bersenjata yang berideologi komunis.
Begitulah suasana 40 tahun lalu, ketika pasukan Baret Merah berusaha merebut daerah yang pernah menjadi provinsi terakhir Indonesia.
"Serbuan ke Kota Dili saya anggap sebagai tragedi kemanusiaan yang dialami Group Parako Nanggala V. Itu sangat sulit saya lupakan," kenang mantan Komandan Detasemen Nanggala V Kopassandha, Letjen Purn. Soegito saat menghadiri Peringatan 40 Tahun Penerjunan di Kota Dili, di Gedung Chandrasa, Mako Kopassus, Cijantung, kemarin.
Bagaimana tidak, minimnya persiapan membuat prajurit berlatih secara sederhana dengan perbekalan yang tidak memadai.
Bahkan di tengah ketidakpastian mengenai waktu operasi, para prajurit yang saat itu berada di Lanud Iswahjudi, Madiun, tidak mendapat perawatan dan pelayanan semestinya sebagai pasukan yang akan bertempur memertaruhkan nyawanya.
"Sungguh sangat menyedihkan, saya sebagai komandan terpaksa mengambil tindakan dengan menarik uang lauk pauk anggota supaya latihan bisa dilaksanakan. Sebanyak 263 prajurit untuk makan saja harus cari sendiri," tuturnya.
Bahkan ketika waktu penerjunan akan dilaksanakan, para prajurit Kopassandha harus duduk berdesak-desakan selama enam jam penerbangan dengan dibebani perlengkapan seperti, payung utama, payung cadangan, senjata lengkap dan perbekalan seberat total 35 Kg.
"Tentu saja itu menyisakan letih, lelah, frustasi, karenanya begitu pintu pesawat terbuka banyak anggota Kopassandha yang terkejut disambut dengan Desingan peluru musuh," tuturnya.
"Tapi sebagai pasukan yang memang disiapkan, kami tidak pernah menyesali dan menyalahkan siapapun. Kami hanya berharap semua ini bisa jadi pelajaran," imbuhnya.
Pengalaman yang sama juga dirasakan Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan, yang saat itu menjabat posisi sebagai Komandan Kompi A.
"Saya masih ingat semuanya dengan jelas, apa yang namanya perjalanan kita itu. Saya terharu karena saya bisa begini karena prajurit kita yang sudah pergi (gugur)," ucapnya sambil meneteskan air mata.
Diakui oleh Luhut, saat itu semua prajurit dalam kondisi tertekan, dan tegang. Saat terbang menuju lokasi penerjunan prajurit pun harus berdesak-desakan selama enam jam dengan perlengkapan yang cukup berat, sehingga tidak memungkin untuk bergerak.
Bahkan dirinya harus berdiri sekitar satu jam sebelum terjun, sebuah kondisi yang tidak biasa, mengingat penerjun biasanya hanya berdiri selama 10 menit.
"Kami di pesawat begitu keluar dari pesawat bukan karena berani saja tapi juga karena kelelahan. Ada prajurit yang kencing dan buang air di celana karena sudah tidak bisa apa-apa," kenang mantan Dansat Gultor 81 ini.
Meski memiliki keterbatasan, namun operasi dinyatakan berhasil karena tiga sasaran berupa, bandara, pusat pemerintahan dan pelabuhan mampu direbut Kopassandha.
"Saya ingin memberikan pelajaran kepada prajurit-prajurit Kopassus untuk melakukan perencanaan yang baik dan yang paling penting saya pikir adalah spirit pasukan khusus itu tidak pernah menyerah," tandas Luhut.
Sidonews
Menhan Tinjau Produksi Jaringan Telekomunikasi Anti Sadap
Jaringan Aman Mandiri (photo : GalaMediaNews)
Teknologi selalu ada baik dan buruknya. Pun demikian saat kita bicara tentang teknologi dalam bidang telekomunikasi publik. Di satu sisi perkembangannya kian memudahkan dalam berkomunikasi, di sisi lain rentan dalam hal peretasan dan pencurian informasi. Terlebih, jika perangkat telekomunikasi yang digunakan itu teknologinya sepenuhnya berasal dari luar negeri.
Untuk itulah dibutuhkan jaringan telekomunikasi khusus. Dengan jaringan telekomunikasi khusus ini, kerahasiaan data dan informasi lebih terjamin, karena memiliki sistem keamanan yang dibangun sendiri. Seperti yang dilakukan oleh PT Hariff Daya Tunggal Engineering dengan mengembangkan Jaringan Aman Mandiri (JAM).
JAM sendiri merupakan jaringan yang berbasis protokol dan enkripsi khusus yang dinamis dengan pengamanan hardware dan software yang didesain secara unik dan mandiri. Jaringan ini akan berjalan di frekuensi 3.3GHz.
Menurut Menteri Pertahanan RI, Ryamizard Ryacudu, kebutuhan akan teknologi telekomunikasi dengan menggunakan jaringan aman dan mandiri di bidang pertahanan sangat diperlukan. Apalagi jika produk itu dikembangkan oleh putra bangsa.
“Kami mendukung sepenuhnya pengembangan teknologi komunikasi yang dikembangkan sendiri. Kalau bukan kita yang menggunakan siapa lagi,” ungkapnya dalam kunjungan pabrik dan live demo pengaplikasian Jaringan Aman Mandiri di pabrik Hariff Daya Tunggal Engineering di Bandung, Senin (7/12).
JAM didesain dengan memaksimalkan sumber daya dalam negeri, menggunakan pengamanan hardware, software serta memberikan opsi kepada pengguna untuk sistem keamanan sendiri.
“Ada tiga keunggulan yang dimiliki JAM dibanding produk sejenis, diantaranya bahwa ini adalah produk dalam negeri yang dibuat untuk memininalkan interaksi dengan jaringan publik, ini menggunakan hardware dan software dalam negeri, dan ini menggunakan double kunci. Jadi tidak hanya PT Hariff yang bisa mengenkripsi. Pengguna juga bisa,” jelas Danu Prakuntadi, Direktur PT Harrif Daya Tunggal Engineering.
Di lingkungan TNI, JAM bisa digunakan untuk operasi taktis dan komunikasi teritorial, yang diakui Budi Permana, Direktur Utama PT Hariff Daya Tunggal sangat terjamin keamanannya. Hal ini dikarenakan JAM memiliki sistem enkripsi sendiri.
Budi menambahkan, hingga saat ini belum ada komitmen tertulis dari Kementrian Pertahanan untuk menggunakan jaringan ini. Namun tak menampik adanya rencana itu.
“InsyaAllah tahun depan. Untuk sementara di internal Kemenhan dulu. Tapi kapan tepatnya kita belum tahu,” katanya.
Ke depannya, JAM juga tidak hanya akan bisa digunakan untuk lingkungan TNI saja, tetapi juga bidang lain di luar itu, misalnya perbankan, kesehatan dan banyak lagi.
“Kita ingin fokus di dalam negeri. Luar negeri ngga dulu lah,” tambah Budi lagi saat disinggung mengenai kemungkinan memasarkan JAM ke negara lain.
defense studies
Subscribe to:
Posts (Atom)