Teknologi Modifikasi Cuaca Petugas menarik konsul garam usai melakukan
Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di Lapangan Udara Palembang, Sumsel,
Kamis (6/11). Hercules milik TNI AU yang diperbantukan untuk melakukan
penyemaian awan atau hujan buatan langsung menebarkan empat ton garam di
beberapa titik penyebab kabut asap terutama Ogan Komering Ilir Sumsel.
(ANTARA FOTO/Feny Selly)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana kembali menaburkan garam untuk
mengintensifkan operasi hujan buatan di wilayah kebakaran hutan dan
lahan.
"Sebanyak 284,9 ton garam ditaburkan untuk hujan buatan," kata
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di
Jakarta, Sabtu.
Dia menambahkan sesuai dengan prediksi BMKG bahwa 26 hingga 31
Oktober 2015 intensitas hujan dan awan-awan potensial mulai meningkat di
Sumatera dan Kalimantan.
"Untuk mempercepat dan meningkatkan intensitas hujan, Pemerintah mengintensifkan operasi hujan buatan," katanya.
Presiden Joko Widodo, kata dia, telah memerintahkan operasi hujan buatan terus ditingkatkan.
"Khususnya disaat banyak awan seperti sekarang ini," katanya.
Pemerintah, kata dia, berharap pertumbuhan awan terus meningkat di
wilayah Sumatera dan Kalimantan guna mengoptimalkan upaya pemadaman.
Sementara itu, berdasarkan pantauan Satelit Himawari diketahui
bahwa sebaran asap di Indonesia semakin menipis. "Termasuk di wilayah
Papua," katanya.
Citra satelit tersebut, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Laporan mengenai perkembangan kebakaran hutan dan lahan tersebut, tambah dia, telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo.
"BNPB sudah melaporkan setiap perkembangan terbaru terkait
kebakaran hutan dan lahan serta kabut asap kepada presiden," katanya.
No comments:
Post a Comment