Operasi Senyap, memantau kapal-kapal penangkap ikan di perairan Natuna menggunakan pesawat jenis Pilatus. TEMPO/Ijar Karim
Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan
pangkalan udara TNI AU Natuna dirancang untuk menjadi pangkalan militer
terpadu.
"Kami memang bercita-cita membangun Pangkalan Udara
TNI AU Natuna menjadi pangkalan militer terpadu, menjadi Pearl
Harbor-nya Indonesia," kata Agus di Karanganyar, Jawa Tengah, Jumat, 20
November 2015.
Menurut Agus, Pearl Harbor merupakan pangkalan
militer Amerika Serikat terbesar di Kepulauan Hawaii. Sedangkan,
Pangkalan Udara TNI AU Natuna kini tipenya masih C dan akan ditingkatkan
menjadi tipe B, yang dikomandani seorang kolonel.
Untuk saat
ini, kata Agus, Kementerian Pertahanan menurunkan lebih dari Rp 200
miliar sebagai dana penguatan Pangkalan Udara TNI AU Natuna dan
diharapkan sudah selesai pada 2016.
Pangkalan Udara TNI AU
Natuna diperkuat karena perairan di sana jalur pelayaran strategis dan
juga untuk memantau keamanan di perbatasan Indonesia dengan
negara-negara lain. "Jika ada negara lain yang saling mengklaim, tapi
Indonesia berdiri di wilayah itu sebagai pihak ketiga, akan ikut menjaga
keamanan," katanya.
Pearl Harbour di Pulau Oahu, Kepulauan
Hawaii, Amerika Serikat, berada sangat jauh dari tanah induk Amerika
Serikat. Pulau Natuna juga berada di tepi Laut Cina Selatan, yang dalam
beberapa tahun terakhir makin menghangat sejalan klaim sepihak Cina atas
hampir seluruh perairan itu.
Jadilah Pulau Natuna dan
Kepulauan Natuna menjadi pagar penting bangsa ini menghadapi berbagai
dampak dinamika di Laut Cina Selatan.
No comments:
Post a Comment