Selama beberapa dekade, F-16 Fighting Falcon “Viper” telah
mendominasi pasar pesawat tempur di seluruh dunia. Meski F-16 masih
salah satu pesawat tempur generasi empat yang terbaik, jalur produksi
pesawat ini mulai melambat dan akan terhenti. Ironisnya, F-16 tetap
tidak kehilangan pangsa pasarnya, walaupun akan digantikan oleh pesawat
siluman F-35.
F-16 masih memiliki waktu beberapa tahun produksi sampai akhir 2017.
Uni Emirat Arab dilaporkan akan membeli 30 pesawat F-16E/F Block 61.
Selain UEA, Lockheed masih memiliki kesempatan untuk menjual jet tempur
legendaris ini ke beberapa negara lainnya. Prospek paling cepat dan
mungkin adalah Indonesia, yang sudah mengoperasikan F-16 seri lawas.
Namun, F-16 menghadapi persaingan yang ketat di Indonesia, yang ingin
mengganti segera pesawat F-5E/F Tiger II. Rusia saat ini menawarkan
Sukhoi Su-35 Flanker-E, yang dalam banyak hal adalah pesawat yang lebih
mampu. Pesaing potensial lainnya termasuk Saab JAS-39 Gripen,
Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale.
Rusia tampaknya memiliki track yang lebih baik dengan Jakarta, yang
kemungkinan lebih memilih Su-35, ungkap media Indonesia mengutip menteri
pertahanan Ryamizad Ryacudu. Namun, pihak Rusia belum mengkonfirmasi
kesepakatan akhir.
Mengapa Lockheed memamerkan jet versi baru F-16V untuk Indonesia
selama minggu pertama Oktober? Ternyata Pemerintahan Obama dan raksasa
pertahanan AS terus berharap bahwa hal itu dapat membujuk Indonesia
untuk membeli F-16V, varian yang paling canggih dan terbaik di Asia
Tenggara itu.
Viper varian baru adalah pesawat tempur yang sangat kuat. Di jantung
F-16V tersemat Radar Active Electronically Scanned Array APG-83. Jet
tempur Taiwan dan Air National Guard Angkatan Udara AS telah secara
khusus meminta radar ini untuk kebutuhan operasional mereka yang
mendesak. Pesawat siluman F-22 saat ini menggunakan radar AESA APG-77
dan F-35 menggunakan radar APG-81.
F-16 Viper juga menggabungkan sejumlah perbaikan lainnya. Diantaranya
avionik modern, layar display lebar beresolusi tinggi dan high-speed
data bus.
Tetapi jika Indonesia tidak membeli F-16V, Viper masih akan tetap
bertugas selama beberapa dekade yang akan datang. Angkatan Udara AS
masih mempertahankan armada besar F-16 selama bertahun-tahun dan pesawat
hanya perlu melakukan beberapa upgrade. Selain itu, tidak semua negara
yang mengoperasikan F-16 akan mampu membeli F-35 atau bahkan
diperbolehkan untuk membelinya. Israel misalnya, sudah melobi AS untuk
memastikan tetangga Arabnya yang juga banyak mengoperasikan F-16 agar
tidak diijinkan untuk membeli jet siluman F-35.
Tetapi walau jalur produksi F-16 akhirnya ditutup, itu bukan akhir
dari cerita Viper. Tahap berikutnya banyak pesawat yang akan diupgrade
dan mempertahankan ribuan jet legendaris yang masih mengudara.
Kesimpulannya adalah, ini kesempatan terakhir Indonesia untuk
memiliki pesawat F-16 versi mutakhir sebelum jalur produksinya
benar-benar tertutup. Jika beberapa tahun kedepan Indonesia akhirnya
memilih Su-35 dan saat jalur produksi F-16V sudah habis, maka Indonesia
tidak akan pernah bisa memiliki lagi pesawat F-16 Viper, selamanya.
jakartagreater
No comments:
Post a Comment