Wednesday, 21 October 2015

Satu Kesempatan Terakhir Indonesia Membeli F-16 Viper, Sekarang Atau Tidak Selamanya

Selama beberapa dekade, F-16 Fighting Falcon “Viper” telah mendominasi pasar pesawat tempur di seluruh dunia. Meski F-16 masih salah satu pesawat tempur generasi empat yang terbaik, jalur produksi pesawat ini mulai melambat dan akan terhenti. Ironisnya, F-16 tetap tidak kehilangan pangsa pasarnya, walaupun akan digantikan oleh pesawat siluman F-35.

F-16 masih memiliki waktu beberapa tahun produksi sampai akhir 2017. Uni Emirat Arab dilaporkan akan membeli 30 pesawat F-16E/F Block 61. Selain UEA, Lockheed masih memiliki kesempatan untuk menjual jet tempur legendaris ini ke beberapa negara lainnya. Prospek paling cepat dan mungkin adalah Indonesia, yang sudah mengoperasikan F-16 seri lawas.

Namun, F-16 menghadapi persaingan yang ketat di Indonesia, yang ingin mengganti segera pesawat F-5E/F Tiger II. Rusia saat ini menawarkan Sukhoi Su-35 Flanker-E, yang dalam banyak hal adalah pesawat yang lebih mampu. Pesaing potensial lainnya termasuk Saab JAS-39 Gripen, Eurofighter Typhoon dan Dassault Rafale.

Rusia tampaknya memiliki track yang lebih baik dengan Jakarta, yang kemungkinan lebih memilih Su-35, ungkap media Indonesia mengutip menteri pertahanan Ryamizad Ryacudu. Namun, pihak Rusia belum mengkonfirmasi kesepakatan akhir.

Mengapa Lockheed memamerkan jet versi baru F-16V untuk Indonesia selama minggu pertama Oktober? Ternyata Pemerintahan Obama dan raksasa pertahanan AS terus berharap bahwa hal itu dapat membujuk Indonesia untuk membeli F-16V, varian yang paling canggih dan terbaik di Asia Tenggara itu.

Viper varian baru adalah pesawat tempur yang sangat kuat. Di jantung F-16V tersemat Radar Active Electronically Scanned Array APG-83. Jet tempur Taiwan dan Air National Guard Angkatan Udara AS telah secara khusus meminta radar ini untuk kebutuhan operasional mereka yang mendesak. Pesawat siluman F-22 saat ini menggunakan radar AESA APG-77 dan F-35 menggunakan radar APG-81.

F-16 Viper juga menggabungkan sejumlah perbaikan lainnya. Diantaranya avionik modern, layar display lebar beresolusi tinggi dan high-speed data bus.

Tetapi jika Indonesia tidak membeli F-16V, Viper masih akan tetap bertugas selama beberapa dekade yang akan datang. Angkatan Udara AS masih mempertahankan armada besar F-16 selama bertahun-tahun dan pesawat hanya perlu melakukan beberapa upgrade. Selain itu, tidak semua negara yang mengoperasikan F-16 akan mampu membeli F-35 atau bahkan diperbolehkan untuk membelinya. Israel misalnya, sudah melobi AS untuk memastikan tetangga Arabnya yang juga banyak mengoperasikan F-16 agar tidak diijinkan untuk membeli jet siluman F-35.
Tetapi walau jalur produksi F-16 akhirnya ditutup, itu bukan akhir dari cerita Viper. Tahap berikutnya banyak pesawat yang akan diupgrade dan mempertahankan ribuan jet legendaris yang masih mengudara.

Kesimpulannya adalah, ini kesempatan terakhir Indonesia untuk memiliki pesawat F-16 versi mutakhir sebelum jalur produksinya benar-benar tertutup. Jika beberapa tahun kedepan Indonesia akhirnya memilih Su-35 dan saat jalur produksi F-16V sudah habis, maka Indonesia tidak akan pernah bisa memiliki lagi pesawat F-16 Viper, selamanya.

jakartagreater 

No comments:

Post a Comment