Thursday, 15 October 2015

Hasyim Muzadi: Peristiwa Aceh Singkil Bukti Lemahnya Intelijen Kita

Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Hasyim Muzadi menyoroti lemahnya koordinasi intelijen sejumlah lembaga dalam mengantisipasi bentrok berujung pembakaran gereja di Kecamatan Gunung Makmur, Aceh Singkil. Ia menilai koordinasi intelijen lemah.

“Saya melihat intelijennya tidak lemah, tapi koordinasinya yang harus diperkuat,” ujarnya. Intelijen yang dimaksud adalah intelijen milik Badan Intelijen Negara (BIN), intelijen kepolisian, intelijen TNI, intelijen pemerintah daerah, dan intelijen kejaksaan.

“Masing-masing sektor itu punya intelijen sendiri-sendiri, tapi tidak bergerak simultan karena belum ada undang-undang yang terpadu. Nah, di situlah masalahnya, bukan kualitas penyelenggara intelijennya,” ucap Hasyim.

Sebagai salah satu bentuk antisipasi, kata dia, sangat diperlukan penyadaran ke masyarakat dan peningkatan kemampuan pertahanan keamanan negara, baik secara sistem maupun secara penyelenggara keamanan itu sendiri.

Terkait bentrok di Aceh, mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) tersebut menyarankan agar Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan investigasi dari dua sisi, yakni sisi kejadian dan sisi kemungkinan karena peristiwanya didesain.

Dilihat dari sisi kejadiannya, kata dia, tentu merupakan kriminalitas yang dibungkus agama dan harus ada sikap tegas dari aparat penegak hukum.

Sedangkan dari sisi lainnya, diminta sistem pertahanan keamanan negara diperbaiki sehingga kejadian serupa tidak terulang. “Itu saja kok obatnya. Tapi kalau tidak dilakukan maka terus seperti ini,” tutur pengasuh Pondok Pesantren Al-Hikam Malang itu.

Jakartagreater

No comments:

Post a Comment