Wednesday, 11 November 2015

TNI Lanjutkan Pemeriksaan Pilot Pesawat Penyusup

Pilot pesawat asing Cessna N 96706 Letnan Kolonel Angkatan Laut Amerika (US Navy) James Patrik Murphy digiring petugas TNI Angkatan Udara (TNI AU) untuk pemeriksaan di Bandara Juwata Tarakan, Kalimantan Utara, Senin (9/11). Pesawat tersebut disergap dua Pesawat Tempur Sukhoi karena memasuki wilayah Teritorial kedaulatan NKRI tanpa dilengkapi dokumen Flight Clearance (FC), Flight Approva atau MOT, dan Ministry of Foreign Affairs (MFA). (ANTARA FOTO/Fadlansyah)

TNI Angkatan Udara masih melakukan pemeriksaan terhadap pilot pesawat kecil jenis Propeler First Engine Cessna dengan nomor lambung N96706, Letkol James Patrick Murphy. Dia diketahui terdaftar sebagai penerbang Angkatan Laut Amerika Serikat.

"Pilot diamankan di Pangkalan Udara Tarakan, dan tetap diperlakukan dengan baik. Hari ini pemeriksaan masih dilanjutkan," kata Kepala Penerangan Komando Daerah Militer (Kapendam) VI/Mulawarman, Kolonel Inf Andi Gunawan di Balikpapan, Kalimantan Timur, seperti dilansir dari Antara, Selasa (10/11).

Andi mengatakan, hingga kini pihak perusahaan penerbangan penyewaan Aircraft Guarantee yang memiliki pesawat itu, enggan memberikan konfirmasinya terkait izin rute penerbangan dari Filipina ke Singapura dengan menggunakan rute darurat.


"Pilot menghindari cuaca buruk sebagaimana yang diakui oleh pilot tersebut saat pemeriksaan tadi sore," kata Andi.

Pihak Kedutaan Besar Amerika Serikat dan perusahaan penerbangan Aircraft Guarantee sampat saat ini belum dapat mengkonfirmasi masalah pelanggaran rute penerbangan dari Filipina ke Bandara Selectar Singapura, yang menyebabkan pesawat itu keluar dari rute yang seharusnya.

"Terkait status pilot sebagai anggota militer Amerika Serikat masih menunggu proses pemeriksaan security clearance yang ditangani Mabes TNI, dan hasilnya disampaikan ke Mabes TNI AU diteruskan kepada Pangkalan TNI AU Tarakan," kata Andi.

Selain itu, Andi mengatakan, proses izin exit permit juga masih diurus oleh Kedutaan Besar AS ke Kementerian Luar Negeri RI.

"Semalam pilot Murphy, setelah menjalani pemeriksaan BO Air Nav Bandara Juwata Tarakan sampai pukul 19.45 WITA dikawal oleh pihak provost TNI AU ke tempat istirahat sementara di mess TNI AU Tarakan dengan pengawasan ketat oleh TNI," ujar Andi. 

Pilot Penyusup AS Arahkan Pesawat ke Ambalat

Pilot pesawat propeller first engine Cessna bernomor N96706 yang tertangkap menyusup di zona udara Indonesia, Letkol James Patrick Murphy, berkeras tak memiliki maksud apapun dengan melanggar kedaulatan wilayah RI.

Hal tersebut mengemuka dalam interogasi yang dilakukan Angkatan Udara Tentara Nasional Indonesia terhadapnya sejak kemarin hingga hari ini, Selasa (10/11).

“Dia (Murphy) berkata tidak ada maksud apa-apa. Tapi saya sebagai tentara tentu memiliki kecurigaan. Kami dalami terus, kenapa pesawat yang dia piloti mengarah ke Ambalat?” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto kepada CNN Indonesia.

Ambalat merupakan wilayah yang kerap disusupi pesawat-pesawat tempur asing. Murphy, ujar Dwi, tidak seharusnya melintasi rute menuju Ambalat itu. “Berdasarkan pengakuan dia, mestinya dia tidak lewat Indonesia, tapi via Brunei,” kata Dwi.


Dalam pemeriksaan, Murphy yang merupakan tentara cadangan Angkatan Laut Amerika Serikat mengaku menerbangkan pesawatnya dari Jeep Island di Mikronesia menuju Seletar, Singapura.

Pesawat Murphy yang mestinya terbang via Brunei tertangkap radar masuk wilayah udara RI sejak dari Manado, Sulawesi Utara, dan mengarah ke Ambalat –blok laut kaya minyak di Selat Makassar yang berbatasan dengan Malaysia.

TNI AU pun mengirim dua pesawat Sukhoi dari Pangkalan Udara Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan, untuk mencegat atau mengintersepsi Cessna yang diawaki Murphy tersebut.

“Oleh karena pangkalan terdekat berada di Tarakan, Kalimantan Utara, maka kami paksa pesawatnya turun di sana,” ujar Dwi.

Mantan Asisten Deputi Koordinasi Strategi Politik Luar Negeri Kementerian Politik Hukum dan Keamanan itu mengatakan, TNI tak mau mengambil risiko terhadap penyusup, sekecil atau sesederhana apapun jenis pesawatnya.

“Pesawat bisa terlihat tidak berbahaya, tapi kalau ada teknologi di dalamnya bagaimana? Pesawat siapapun, akan kami paksa turun. Namun saat ini kami belum menemukan apapun dalam pesawat (Murphy),” kata Dwi.

Pemeriksaan terhadap Murphy kembali dilanjutkan hari ini, dan Kedutaan Besar AS telah diinformasikan soal ditangkapnya warga mereka karena melanggar kedaulatan udara RI.

“Siang ini dua orang perwakilan Kedutaan AS akan tiba di Tarakan. Pemeriksaan mungkin membutuhkan waktu satu-dua hari lagi,” ujar Dwi.

Secara terpisah, Panglima Komando Pertahanan Udara Nasional Marsekal Muda Abdul Muis mengatakan pihaknya masih menunggu laporan lengkap hasil pemeriksaan terhadap Murphy di Tarakan.

Hingga saat ini tindakan lanjutan belum diambil karena interogasi masih berlangsung. “Masuk kategori pelanggaran berat apabila melanggar wilayah udara RI karena sengaja untuk memata-matai. Namun bisa juga pesawat itu melakukan pelanggaran karena darurat, misalnya cuaca buruk,” kata Abdul.

Cuaca buruk, menurut Kepala Penerangan Komando Daerah Militer VI/Mulawarman, Kolonel Infanteri Andi Gunawan, menjadi alasan Murphy masuk wilayah RI tanpa izin.

Murphy diperlakukan dengan baik selama pemeriksaan. Sementara perusahaan penerbangan yang memiliki pesawat yang dikemudikan Murphy, Aircraft Guaranty, belum memberikan konfirmasi soal izin rute penerbangan pesawat tersebut.

CNN 

No comments:

Post a Comment