Setelah sempat menjadi kekuatan yang ditakuti di Asia, kekuatan udara Indonesia tergerus secara signifikan. Pemberontakan PKI yang menjadikan Indonesia akhirnya menjauh dari Soviet menjadikan banyak pesawat yang akhirnya tidak bisa lagi digunakan. Ketika hendak bangkit dengan beralih ke Amerika, Indonesia kemudian diganjal dengan embargo.
Setelah melalui beberapa masa kelam, krisis moneter hingga embargo militer yang dilancarkan AS sempat melemahkan kekuatan udara yang dimiliki Indonesia. Setelah perekonomian mulai membaik, Indonesia lantas menjajaki sejumlah pembelian alutsista baru.
Dengan tetap mempertahankan F-16, Indonesia kembali melirik ke Rusia dengan sejumlah pesawat tempur. Berikut 4 jet tempur yang jadi andalan TNI AU saat ini:
1. F-16 Fighting Falcon
TNI AU memiliki 12 unit jet tempur F-16 Fighting Falcon Block 15 A/B OCU. Jumlah ini bertambah dengan datangnya tiga dari 24 pesawat F-16 varian C/D 52ID yang dibeli dalam program Peace Bima Sena pada 2015 lalu. Secara kasat mata, fisik dan berat kotor maksimum hingga mesin kedua varian pesawat ini tidak jauh berbeda.
Perbedaan itu nampak ketika kedua pesawat ini beradu kecepatan, di mana F-16 C/D Blok 52 memiliki daya dorong yang lebih besar, mampu senjata lebih berat dan terbang lebih jauh. Namun dalam close combat atau pertempuran udara jarak pendek maka pesawat F-16 Block 15 A/B OCU memiliki kelincahan yang lebih baik dari F-16 Blok 52.Untuk urusan pertempuran udara dengan rudal jarak pendek AIM-9 Sidewinder P-4/L/M dan IRIS-T (NATO) serta rudal jarak sedang AIM-120 AMRAAM-C jelas pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU tidak kalah dengan pesawat F-16 C/D Block 50/52. Sedangkan serangan darat dan perairan, F-16 ID mampu menggotong persenjataan kanon 20 mm, bomb standar MK 81/82/83/84, Laser Guided Bomb, JDAM (GPS Bomb), rudal AGM-65 Maverick, rudal AGM-84 Harpoon (anti kapal), rudal AGM-88 HARM (anti radar).
Pesawat ini juga mampu menggunakan navigation dan targeting pod untuk operasi malam hari serta misi Supression Of Enemy Air Defence (SEAD) menghancurkan pertahanan udara musuh. Improved Data Modem memungkinkan penerbang melakukan komunikasi tanpa suara hanya menggunakan komunikasi data dengan pesawat lain dan radar darat, radar laut atau radar terbang.
TNI AU mengklaim upgrade Pesawat F-16 C/D 52ID tidak main-main karena mengejar kemampuan setara dengan Block 52. Semua pesawat F-16 C/D 52ID TNI AU juga menjalani modifikasi struktur rangka pesawat dengan program Falcon STAR (Structural Augmentation Roadmap) sehingga umur rangka pesawat menjadi lebih dari 10.000 jam.
Hal ini memungkinkan pesawat dipakai selama 10 tahun lagi sebelum menjalani Dervice Life Extension Program (SLEP) yang mampu menambah umur rangka pesawat sekitar 2000 jam atau 10 tahun masa pakai.
2. Sukhoi Su-27 Flanker
Selain F-16, TNI AU diperkuat 2 unit Su-27 SK dan 3 unit Su-27 SKM. Su-27 SK merupakan varian yang dibuat ketika Uni Soviet masih berdiri. Pesawat berkursi satu ini memiliki peningkatan mesin berupa AL-31F turbofans yang terpasang di kedua sisinya. Dengan demikian, jet ini mampu melesat dengan kecepatan maksimal 2.500 km per jam.
Sementara, Su-27 SKM merupakan varian teranyar yang merupakan perbaikan dari Su-27 SK, dengan beberapa peningkatan di dalam kokpit, serta self-defense electronic countermeasures (ECM) dan bisa melakukan pengisian ulang di udara.Dibanding pendahulunya, Su-27 SKM tidak lagi hanya berkemampuan air to air, tetapi juga air to ground. Sejumlah panel kuno di dalam kokpit juga digantikan dengan avionik layar kaca berupa tiga MLD (Multifunction Liquid-crystal Displays) serta HUD (Head-Up Displays).
Sistem navigasi mengalami peningkatan dan diintegrasi dengan sistem satelit GLONASS dan NAVSTAR. Varian ini juga menggunakan Sistem Peringatan Radar untuk memandu rudal antiradiasi KH31P.
Peningkatan IRST (Infrared Search and Track Devise) dengan penjejak laser untuk melepaskan rudal laser-beam riding juga dilakukan. Su-27 SKM ini dapat membawa rudal air to air RVV-AE active radar homing, rudal air to ground Kh-29T(TE), Kh-29L, Kh-31P, Kh-31A, serta bom berpemandu KAB-500Kr dan KAB-1500Kr.
3. Sukhoi Su-30MK/MK2 Super Flanker
Sukhoi Su-30 merupakan pesawat tempur yang dikembangkan oleh Rusia sejak 1996. Sejumlah pengamat penerbangan menyebut pesawat ini bisa dibandingkan dengan F/A-18E/F Super Hornet and F-15E Strike Eagle buatan Amerika Serikat.
Secara fisik, pesawat ini merupakan pengembangan dari Su-27UB di antaranya seri Su-30K dan Su-30MK. Konsep awal pembuatan pesawat ini tak lepas dari upaya Uni Soviet untuk menyaingi F-14 Tomcat, F-15 Eagle, F-16 Fighting Falcon, dan F/A-18 Hornet.Saat ini, TNI AU telah memiliki dua unit Su-30MK dan sembilan unit Su-30MK2. Su-30MK2 memiliki peran multifungsi dan dirancang untuk mendapatkan keunggulan udara, termasuk dalam pertempuran jarak menengah dan dogfights, dan menghancurkan target dengan semua jenis senjata.
Untuk sistem senjata, dua varian ini dilengkapi built-in GSH-301 30-mm automatic single-barrel dengan beban amunisi dari 150 putaran. Termasuk membawa 12 jenis persenjataan yang terdiri dari rudal, roket dan bom yang dipasang secara eksternal di bawah sayap dan bodi pesawat. Pesawat ini bisa memuat rudal jarak menengah, rudal permukaan, bom udara, hingga bom nuklir.
4. KAI T-50 Golden Eagle
KAI-50 Golden Eagle sebelumnya dipakai sebagai pesawat latih supersonik canggih, kini ditingkatkan menjadi jet tempur multiperan. Di Indonesia, pesawat ini diberi nama resmi T-50i, di mana fungsinya adalah untuk pesawat latih tempur. TNI AU saat ini memiliki 16 unit KAI T-50.
Di sisi persenjataan, pesawat ini bisa dilengkapi kanon 20 mm General Electric M61 Vulcan dengan 205 peluru. Kemudian rudal udara ke udara pencari panas AIM-9 Sidewinder yang dipasangkan pada setiap rel di ujung sayap, serta rudal-rudal yang lain bisa dipasang di bawah sayap.
Merdeka
No comments:
Post a Comment