Ilustrasi kapal perang Korea Selatan. (Getty Images/Song Kyung-Seok - Pool)
Korea Selatan melepaskan tembakan peringatan saat kapal patroli Korea
Utara melewati perbatasan. Kapal Korut tersebut langsung putar arah
tanpa melakukan penembakan perlawanan.
Namun, Korut menganggap
insiden tersebut sebagai provokasi militer serius. Mereka menuding
Korsel ingin menghancurkan perbaikan hubungan antara kedua negara.
"Penembakan yang terjadi pada siang hari itu adalah provokasi untuk
merebak konflik militer, dan sekali lagi menaikkan ketegangan di
Semenanjung Korea," demikian kutipan pernyataan resmi dari Komite untuk
Reunifikasi Damai Korea, seperti dikutip AsiaOne, Senin (26/10).
Menurut komite tersebut, insiden ini juga menghambat proses implementasi kesepakatan Korut-Korsel.
"Provokasi militer dari gangster
Korsel ini merupakan tindakan berbahaya mengingat upaya untuk
menenangkan atmosfer perang dan memperbaiki hubungan dan benar-benar
menghambat proses implementasi kesepakatan Korut-Korsel," tulis komite
ini.
Hubungan kedua negara mulai mencair ketika pada Agustus lalu mereka
sepakat untuk mengurangi ketegangan militer dan mengadakan reuni bagi
keluarga yang terpisah akibat perang.
Reuni kedua selama lima
tahun belakangan ini mengambil latar tempat di Pegunungan Kumgang, Korea
Utara. Sekitar seribu orang mengikuti reuni demi bertemu kerabat mereka
yang sudah terpisah hampir tujuh dekade.
Reuni itupun berakhir
dengan banjir air mata pada Senin (26/10). Bagi para warga lanjut usia,
momen tersebut bisa menjadi pertemuan terakhir mereka dengan kerabatnya.
Acara
yang awalnya digadang-gadang akan berlangsung selama tiga hari penuh
ternyata tidak sesuai perkiraan. Nyatanya, reuni hanya dilakukan dalam
enam sesi terpisah dengan durasi dua jam.
Namun, mereka tetap
saja merupakan seribu orang beruntung yang terpilih untuk mengikuti
reuni. Di masing-masing belahan Korea masih terdapat puluhan ribu orang
yang kecewa karena aplikasi reuni mereka tak diterima.
(den)
CNN
No comments:
Post a Comment