Friday, 6 November 2015

Rusia Belum Terima Permintaan Resmi Pembelian Pesawat Tempur dari Indonesia

Super Flanker Rusia [Business insider]
Rusia belum menerima permintaan resmi dari Indonesia mengenai pembelian pesawat tempur generasi 4++ Su-35 dan kendaraan infanteri BMP-3F. Keputusan mengenai pembelian akan diumumkan segera setelah penetapan APBN. Demikian hal tersebut dikabarkan Kepala Hubungan Eksternal Rosoboroneksport Viktor Brakunov selama pameran Defense & Security 2015 kepada RIA Novosti, Kamis (5/11).

“Militer Indonesia tertarik memperoleh senjata baru dan peralatan militer buatan Rusia, termasuk pesawat tempur dan kendaraan infanteri. Namun, sejauh ini kami belum menerima permintaan resmi dari pihak Indonesia karena saat ini sedang ditetapkan anggaran negara untuk lima tahun ke depan. Bila hal tersebut telah ditetapkan dan permintaan disetujui, akan segera dilaksanakan negosiasi yang substansial,” kata Brakunov.

Pada saat yang sama, juru bicara sekaligus perwakilan senior dari AU Indonesia mengatakan selama pameran dirgantara MAKS-2015 yang diselenggarakan pada bulan Agustus lalu di Zhukovsky, bahwa pembelian Su-35 untuk mendukung Angkatan Udara negara adalah prioritas.
Pada bulan September lalu, Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu mengumumkan niatnya untuk membeli satu skuadron Su-35 untuk menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger milik Amerika yang usianya sudah mencapai empat dekade.

Pada bulan Maret 2015, Dirjen Rosoboroneskport Anatoly Isaikin mengabarkan bahwa Indonesia tengah mempersiapkan penandatanganan kontrak penyediaan pasokan baru kendaraan infanteri BMP-3F yang sekarang berhasil digunakan dalam Korps Marinir Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pasokan pertama dari 17 kendaraan dikirimkan dalam rangka perjanjian pinjaman Indonesia senilai satu miliar dolar AS dari Rusia, yang ditandatangani pada bulan September 2007 silam ketika Presiden Vladimir Putin datang berkunjung ke Jakarta.

Pameran Defense & Security diadakan sejak tahun 2003. Tema pameran ini adalah seputar senjata dan peralatan militer untuk Angkatan Darat, Angkatan Laut dan Angkatan Udara, senjata nonmematikan, perkembangan terbaru dalam peperangan melawan terorisme, dan isu-isu lainnya. Acara tahun ini akan dikunjungi oleh lebih dari 100 delegasi dari 45 negara.

RBTH 

No comments:

Post a Comment