Pesawat Jet Trainer Buatan Jepang
Mitsubishi T-2
Boleh saja Jepang jadi
pecundang dalam PD II dan berujung semua teknologi militernya
diberangus. Tapi semangat untuk membangun teknologi militer garapan
negeri sendiri harus tetap ada. Caranya sedapat mungkin dicari celah
agar lolos dari pembatasan pengembangan teknologi yang diberlakukan oleh
Amerika, si pemenang perang. Untuk itu kebutuhan jet latih bagi
kepentingan transisi AU Jepang dari F-104J Starfighter ke F-4EJ Phantom
II jadi kedok untuk mengembangkan sebuah jet militer.Agar sesuai dengan kebutuhan, maka kemampuan terbang diatas kecepatan suara (supersonik) jadi syaratnya. Adalah pabrikan industri berat Mitsubishi akhirnya dipercaya untuk melahirkan jet latih sekaligus jet supersonik pertama asli Jepang. Sebagai catatan, pabrikan ini sudah punya pengalaman ketika melahirkan jet latih di era 50-an.
Dengan memakai basis SEPECAT Jaguar, jet serang (attack) hasil kerja bareng Inggris-Perancis, maka muncullah Mitsubishi T-2. Maka tak heran, kalau bentuknya pun mirip dengan Jaguar. Punya konfigurasi “sayap atas” (high wing) serta badan panjang (long fuselage) yang meruncing ke depan. Hasil tangan dingin Dr. Kenji Ikeda ini terbang untuk pertama kali pada 20 Juli 1971.
Mitsubishi T-2 ini bukanlah copy paste Jaguar. Sangat banyak perbedaan mendasar antara keduanya, Jaguar digunakan hanya sebagai basis pengembangan agar tidak terjadi “re-invent the wheel”.
Mitsubishi T-2, upaya Jepang merebut teknologi jet fighterditengah segala pembatasan.
Sebagai tenaga dorong dipercaya pada dua turbofan ber-after-burner, Ishikawajima-Harima TF40-801A yang mampu membesut T-2 hingga menembus angka Mach 1,6. Kedua mesin tadi sebenarnya tak lain merupakan jiplakan resmi dari Roll-Royce/Turbomecca Adour 102, mesin yang dipakai oleh SEPECAT Jaguar. Setelah itu kedua awaknya ditempatkan pada kanopi terpisah dengan kelengkapan kursi lontar Weber ES-7J yang dilisensi dalam negeri Jepang oleh Daiseru.
Selain sebagai jet latih, T-2 juga dipercaya untuk menjalankan tugas sebagai close air support (bantuan tembakan udara), menggantikan jet veteran F-86 Sabre. Untuk itu kode pesawat pun akhirnya dirubah menjadi (Fighter Strike Trainer] FST-2. Berbagai jenis persenjataan sanggup dibawa.
Sebagai senjata tetap (fixed armament) adalah kanon multi laras Vulcan JM-61 kaliber 20 milimeter yang tertanam pada bodi bawah depan sebelah kiri. Sedang kelima cantelan, empat di sayap dan sebuah di bawah badan, bisa digantungi senjata sampai seberat satu ton (T-2) . Sedang untuk FST-2, beban bawaan tadi bisa bertambah hingga total seberat 2,7 ton. Sebagai opsi adalah fasilitas pemasangan rudal udara-udara AIM-9 Sidewinder pada ujung sayap (wing tip mounted).
T-2 kemudian masuk dalam jajaran Wing Udara ke 4 Pasukan Bela Diri Jepang (JSDF-fapanesse Self Defence Force) di Pangkalan Mitsushima tahun 1976. Selain itu dengan memakai jenis pesawat yang sama, Negeri Samurai itu juga melakukan uji coba sistem kontrol digital fly-by-wire. Oleh karenanya sirip vertikal, horisontal serta perangkat uji coba ditambahkan pada jet T-2. Pesawat uji coba berkode T-2 CCV (Control-Configured Vehicle) ini pertama kali mengudara pada awal Agustus 1983.
Saat ini, seluruh armada Mitsubishi T-2 sudah pensiun dan digantikan oleh adiknya, Mitsubishi F-2B.
No comments:
Post a Comment