Wednesday, 25 November 2015

[Dunia] Negara Negara Eropa Ini Punya Banyak Stok Teroris

Tentara Prancis jaga Paris. ©2015 Merdeka.com

Koran Inggris the Express September lalu mengutip perkataan penyelundup ISIS yang menyebut lebih dari 4.000 anggota ISIS sudah berhasil masuk ke Eropa dengan cara menyamar sebagai pengungsi.

Pria yang berusia sekitar 30-an tahun itu mengatakan operasi rahasia penyelundupan ini berjalan sukses.

"Tunggu saja," kata dia sambil tersenyum, seperti dilansir the Express, Senin (14/9).

Penyelundup ISIS yang tidak mau diketahui nama dan lokasinya itu mengungkapkan rasa senangnya kepada Buzzfeed.

Pria itu menuturkan penyusupan anggota militan ISIS ke Eropa ini baru tahap awal untuk melancarkan serangan balas dendam ke Eropa.

Dua bulan kemudian terjadilah serangan di Paris pada 13 November lalu. Salah satu tersangka pelaku diketahui menyamar sebagai pengungsi Suriah. Dia tiba di Yunani bulan lalu kemudian masuk ke Prancis.

Dan kini kawasan Molenbeek di Ibu Kota Brussels, Belgia,menjadi sorotan dunia.

Di lingkungan dengan mayoritas muslim itulah Abdul Hamid Abu Aud dibesarkan. Dia adalah tersangka otak pelaku serangan di Ibu Kota Paris, Prancis, 13 November lalu yang menewaskan 129 orang dan melukai 352 lainnya. Abu Aud dinyatakan tewas dalam penggerebekan polisi di Saint Denis, Prancis lima hari lalu.

Mengutip kolom opini di Koran the Guardian pekan lalu, alasan mengapa Belgia begitu menarik bagi para teroris cukup beragam. Pertama, Belgia terletak di antara Prancis, Jerman dan Inggris. Dalam dua jam perjalanan dengan mobil, orang bisa melewati Belgia dan karena negara ini adalah bagian dari wilayah Schengen, maka orang bebas keluar masuk perbatasan yang terbuka. Hal itu membuat para teroris dengan mudah keluar masuk Belgia.

Kedua, kawasan Molenbeek di Brussels menawarkan tempat ideal bagi persembunyian para simpatisan teroris.

Molenbeek, satu di antara 19 distrik di Brussels, dihuni sekitar 100 ribu jiwa. Sekitar 30 persen penduduknya adalah warga negara asing dan 40 persennya punya akar keturunan asing. Data pengangguran mencapai lebih dari 25 persen, mayoritas kaum muda. Para pemuda muslim tidak mempunyai kesempatan yang sama seperti warga lain dalam hal mendapat pekerjaan. Mereka kerap mendapat perlakuan diskriminasi dan rasisme.

Ketiga, karakteristik Islam di Belgia berbeda dengan kebanyakan negara Eropa lainnya. Di Belgia jarang ada imam. Mereka kebanyakan didatangkan dari luar negeri atau sekolah di sana. Otoritas keamanan Belgia mengatakan Islam di negara itu banyak dipengaruhi paham Wahabi yang disponsori Arab Saudi di Masjid Agung Brussels.

Keempat, Brussels selama ini dikenal sebagai tempat yang mudah untuk mendapatkan senjata api ilegal. Kondisi ini membuat pihak keamanan semakin sulit melawan segala bentuk penyelundupan senjata.

Terakhir, Belgia punya aparat keamanan yang relatif sedikit. Meski Brusselss adalah ibu kota diplomatik, otoritas keamanan Belgia hanya memiliki 600 pegawai (angka sebenarnya termasuk informasi rahasia).

Dalam satu dekade terakhir pihak keamanan Eropa berjuang menghadapi ancaman terorisme. Kemudian bom meledak di Madrid dan London, Belgia masih belum jadi sorotan.

Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun di Benua Biru. Sebagaimana tempat lainnya di Eropa, Belgia menghadapi gelombang terorisme sejak 1980-an dan 1990-an.

Ada sejarah panjang kaitan antara Belgia dan Prancis dalam hal terorisme," ujar Rik Coolsaet, pakar terorisme di Universitas Ghent.

Menurut Pusat Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik Internasional, Belgia menjadi negara dengan jumlah militan asing terbanyak di Eropa per kapita.

Lebih dari 250 warga Belgia bergabung dengan militan di Suriah dan Irak, 75 di antaranya sudah tewas dan 125 lainnya kembali.

Kelompok militan ISIS mengambil keuntungan dari kemurahan hati negara-negara Eropa yang mau menampung pengungsi Suriah.

Mereka diterima di Jerman setelah melewati perjalanan dari Hungaria dan Austria.

Sejauh ini sudah 1,5 juta pengungsi menuju Turki demi menyelamatkan diri dari perang di Suriah.

Dari Turki mereka menyeberang ke Italia selanjutnya ke Swedia dan Jerman untuk meminta suaka.

Para penyelundup pengungsi ke Eropa mengakui mereka mengirim para militan ISIS ke dengan cara menyamar sebagai pengungsi.

"Saya mengirim mereka yang ingin bertemu dengan keluarga. Yang lainnya ke Eropa untuk bersiap-siap (menyerang)."


Merdeka

No comments:

Post a Comment