Thursday, 12 November 2015

[Dunia] Israel Ketir-ketir Rusia Hendak Pasok S-300 ke Iran

Rencana Rusia untuk memasok sistem rudal S-300 ke Iran membuat Israel ketir-ketir. | (Business Insider)


Pemerintah Israel mulai ketir-ketir dengan rencana Rusia memasok sistem rudal pertahanan udara S-300 ke Iran. Israel tidak berharap kesepakatan pengiriman sistem rudal itu akan memicu perlombaan senjata di kawasan regional.

Israel sebelumnya cemas dengan kesepakatan nuklir antara Iran dan enam negara kekuatan dunia (Amerika Serikat, Rusia, China, Inggris, Prancis dan Jerman). Kesepakatan itu dianggap Israel tidak akan mencegah Teheran untuk memiliki senjata nuklir.

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, telah mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mencegah penjualan sistem rudal pertahanan udara S-300 sejak 2013. Namun, Putin resmi mencabut larangan penjualan S-300 ke Iran beberapa bulan lalu.

Arieh Herzog, mantan ketua program pertahanan rudal Israel mengatakan kepada Associated Press, bahwa dia berharap kesepakatan penjualan sistem pertahanan rudal S-300 antara Moskow dan Teheran itu tidak akan memicu perlombaan senjata di wilayah Timur Tengah.

”Sifat penyebarannya di Iran akan defensif dan mencoba untuk mencegah kemampuan angkatan udara untuk beroperasi di sana, karena mungkin hari ini masih mampu beroperasi,” kata Herzog. ”Akan ada perubahan dramatis dalam kemampuan mereka (Iran), dan tidak akan menciptakan lingkungan yang wajar untuk setiap operasi angkatan udara kami,” lanjut dia, yang dilansir Senin (10/11/2015).

Pejabat Rusia pada hari Senin kemarin menyatakan, Rusia dan Iran telah menandatangani kontrak untuk memulai pengiriman sistem rudal S-300 dari Moskow ke Teheran. ”Berbicara tentang sistem pertahanan udara S-300, kontrak telah ditandatangani," kata Sergei Chemezov, Kepala Russian Technologies Rosoboronexport, perushaan senjata negara Rusia, seperti dikutip kantor berita Rusia, RIA Novosti. (Baca: Kontrak Diteken, Rusia Siap Kirim S-300 ke Iran)

Menurut laporan Financial Times, Rusia diperkirakan akan mulai mengirimkan sistem rudal ke Iran pada akhir 2016. S-300 adalah sistem pertahanan rudal anti-pesawat.

Kesepakatan penjualan sistem rudal dengan nilai kontrak USD800 juta itu awalnya ditandatangani pada tahun 2007, tetapi diblokir pada 2010 di bawah kepemimpinan Presiden Dmitry Medvedev (pemimpin Rusia kala itu) ketika Teheran terkena sanksi internasional karena mengembangkan program nuklir.

Lantaran dibataIkan, Iran kemudian mengajukan gugatan ke Rusia sebesar USD4 miliar pada 2011. Sejumlah laporan menyebut persoalan gugatan itu sudah selesai. (mas)



No comments:

Post a Comment