Monday 9 November 2015

Dua Warga Pekanbaru Terduga ISIS

ISIS. (Washingtonpost.com)

Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, menangkap dua pria warga negara Indonesia berinisial FR dan RS, yang diduga terlibat jaringan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Senin (9/11).

"Keduanya diamankan di Pelabuhan Singapura karena menggunakan paspor palsu," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di Pekanbaru.

Dia menjelaskan kedua pria warga Pekanbaru FR (31) dan RS (26) itu dijemput oleh Jajaran Polresta Pekanbaru dari Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru setelah sebelumnya diamankan oleh Jajaran Polda Kepulauan Riau.


Keduanya diketahui masuk ke Singapura melalui Batam, Kepulauan Riau, beberapa waktu lalu. Dari informasi yang didapat, kata Guntur, mereka berencana terbang ke Suriah dengan menggunakan paspor palsu.

"Saat diketahui bahwa paspor keduanya palsu, mereka langsung diamankan polisi Singapura," ujarnya.

Saat ini keduanya diamankan di Polresta Pekanbaru guna diperiksa lebih lanjut.

Dugaan keterlibatan warga Pekanbaru yang diduga tergabung dengan jaringan ISIS sebelumnya pernah diungkap oleh Intelijen Polda Riau pada Juli 2015.


"Keluarga tersebut terdiri dari suami yang bernisial TB, istrinya YB dan anaknya MJ," kata Guntur.

Ia menjelaskan, kepastian bahwa mereka merupakan bagian dari jariangan ISIS bersumber dari beragam informasi yang berhasil dikumpulkan oleh intelijen Polda Riau.

"Kami memiliki rekaman komunikasi mereka, dokumentasi foto-foto mereka, dan bukti lainnya," ujar Guntur.

Dari hasil penyelidikan, diketahui bahwa TB sudah lebih dulu berada di Suriah sejak 2013. Beberapa bulan lalu ia meminta kepada istri dan anaknya untuk turut serta mengikuti jejaknya ke Suriah melalui jalur penerbangan Jakarta ke Turki untuk kemudian menuju wilayah Hatai.


"Dari Hatai, ada relawan ISIS yang menjemput keluarga tersebut untuk dibawa ke Suriah," ujarnya.

Guntur menuturkan bahwa saat ini seluruh keluarga tersebut sudah tidak lagi berada di Pekanbaru dan telah berada di Suriah. Namun dari bukti transkrip komunikasi yang Polda Riau miliki, keluarga tersebut masih tetap berkomunikasi dengan anggota keluarga mereka, yakni adik iparnya di Pekanbaru.

Untuk saat ini polisi masih berusaha menelusuri penyebaran ISIS yang dilakukan oleh keluarga tersebut di Pekanbaru, tepatnya di sekitar tempat tinggal mereka, Kecamatan Tampan.

Sementara guna memutus mata rantai penyebaran ISIS tersebut, Polda Riau telah melakukan beragam upaya preventif, yakni dengan melibatkan tokoh masyarakat dan pemuka agama dalam mengedukasi masyarakat bahwa jaringan tersebut berbahaya dan tak sesuai dengan norma Pancasila. (pit/antara)


CNN 

No comments:

Post a Comment