ISIS. (Washingtonpost.com)
Kepolisian Resor Kota Pekanbaru, Riau, menangkap dua pria warga negara
Indonesia berinisial FR dan RS, yang diduga terlibat jaringan Islamic
State of Iraq and Syria (ISIS), Senin (9/11).
"Keduanya diamankan
di Pelabuhan Singapura karena menggunakan paspor palsu," kata Kepala
Bidang Hubungan Masyarakat Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo di
Pekanbaru.
Dia menjelaskan kedua pria warga Pekanbaru FR (31) dan
RS (26) itu dijemput oleh Jajaran Polresta Pekanbaru dari Bandar Udara
Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru setelah sebelumnya diamankan oleh
Jajaran Polda Kepulauan Riau.
Keduanya diketahui masuk ke Singapura melalui Batam, Kepulauan Riau,
beberapa waktu lalu. Dari informasi yang didapat, kata Guntur, mereka
berencana terbang ke Suriah dengan menggunakan paspor palsu.
"Saat diketahui bahwa paspor keduanya palsu, mereka langsung diamankan polisi Singapura," ujarnya.
Saat ini keduanya diamankan di Polresta Pekanbaru guna diperiksa lebih lanjut.
Dugaan
keterlibatan warga Pekanbaru yang diduga tergabung dengan jaringan ISIS
sebelumnya pernah diungkap oleh Intelijen Polda Riau pada Juli 2015.
"Keluarga tersebut terdiri dari suami yang bernisial TB, istrinya YB dan anaknya MJ," kata Guntur.
Ia
menjelaskan, kepastian bahwa mereka merupakan bagian dari jariangan
ISIS bersumber dari beragam informasi yang berhasil dikumpulkan oleh
intelijen Polda Riau.
"Kami memiliki rekaman komunikasi mereka, dokumentasi foto-foto mereka, dan bukti lainnya," ujar Guntur.
Dari
hasil penyelidikan, diketahui bahwa TB sudah lebih dulu berada di
Suriah sejak 2013. Beberapa bulan lalu ia meminta kepada istri dan
anaknya untuk turut serta mengikuti jejaknya ke Suriah melalui jalur
penerbangan Jakarta ke Turki untuk kemudian menuju wilayah Hatai.
"Dari Hatai, ada relawan ISIS yang menjemput keluarga tersebut untuk dibawa ke Suriah," ujarnya.
Guntur
menuturkan bahwa saat ini seluruh keluarga tersebut sudah tidak lagi
berada di Pekanbaru dan telah berada di Suriah. Namun dari bukti
transkrip komunikasi yang Polda Riau miliki, keluarga tersebut masih
tetap berkomunikasi dengan anggota keluarga mereka, yakni adik iparnya
di Pekanbaru.
Untuk saat ini polisi masih berusaha menelusuri
penyebaran ISIS yang dilakukan oleh keluarga tersebut di Pekanbaru,
tepatnya di sekitar tempat tinggal mereka, Kecamatan Tampan.
Sementara
guna memutus mata rantai penyebaran ISIS tersebut, Polda Riau telah
melakukan beragam upaya preventif, yakni dengan melibatkan tokoh
masyarakat dan pemuka agama dalam mengedukasi masyarakat bahwa jaringan
tersebut berbahaya dan tak sesuai dengan norma Pancasila.
(pit/antara)
No comments:
Post a Comment