Friday, 30 October 2015

Bencana Asap Pesawat Tempur TNI Diungsikan

TNI Angkatan Udara mulai mengungsikan sejumlah alutsista pesawat tempur yang bermarkas di kawasan terdampak kabut asap. Pemindahan itu dilakukan agar pelaksanaan tugas pokok TNI AU dalam menjaga kedaulatan udara tetap bisa terlaksana.

Kepala Staf TNI AU Marsekal Agus Supriatna mengakui bencana asap cukup merepotkan pelaksanaan operasi sejumlah korps penerbang tempur TNI AU. Karena itu sejumlah pesawat tempur yang bermarkas di sekitar lokasi terdampak kabut asap mulai dipindahkan ke Lanud yang aman dari asap.

"Karena saking terganggunya pesawat tempur kita yang ada di Pontianak dan Pekanbaru pada saat ini pindahkan," tegasnya di AAU Jogja, Rabu (28/10/2015).

Pesawat tempur yang terpaksa telah dipindah operasi yaitu dari Skuadron Udara 12 Black Panther Lanud Rusmin Nurjadin dan Skuadron Udara 1 Elang Khatulistiwa Lanud Supadio Pontianak.

Keduanya merupakan markas dari pesawat tempur Hawk 109/209. Adapun pemindahan operasi dilakukan di Lanud Iswahjudi, Madiun. Pemindahan dilakukan agar para penerbang tetap bisa melakukan latihan.

"Kita pindahkan ke Madiun supaya bisa tetap melaksanakan latihan. Agar bisa tetap mempertahankan profesionalisme penerbang. Seluruh pesawat yang dipakai kita berangkatkan ke Madiun," tegasnya.

Menunggu selanjutnya, pesawat tempur F-16 dari Skuadron Udara 16 Lanud Rusmin Nurjadin Pekanbaru juga akan dipindahkan ke Lanud Manuhua Biak. Pesawat ini akan disiagakan di ujung timur Indonesia dalam menjaga kedaulatan udara Indonesia mengingat home base-nya terdampak asap.

"Begitu juga ada pesawat F-16 yang kita berangkatkan ke Biak . Di sana alhamdulillah asap tak begitu banyak," kata dia.

Soal penanganan asap, lanjutnya, TNI AU telah melakukan banyak sorti penerbangan, mulai dari operasi hujan buatan hingga water bombing dalam memadamkan api. Sejumlah titik yang sukses melakukan hujan buatan dengan memanfaatkan keberadaan awan antara lain di Pekanbaru dan Karawang, Jawa Barat.

Water bombing awalnya hanya bisa dilakukan dengan membawa dua ton air memakai helikopter TNI AU. Tapi sejak pekan lalu meningkat mampu membawa 12 ton air karena dibantu oleh Jet Amfibi Berieve BE-200 dari Rusia.

"Setiap ada awan kami selalu berangkatkan pesawat untuk membuat hujan buatan. Kemudian di Pekanbaru kerjasama dengan pihak asing membuat cairan dari herbal. Bisa bawa 20 ton, tapi titik api sangat luas. Satu titik mati yang lain hidup lagi," ujarnya.

No comments:

Post a Comment