CEO Defence Teaming Centre (DTC) Australia Chris Burns mencoba senjata buatan Pindad di lokasi display senjata kantor pusat Pindad
Pemerintah Australia menunjukkan minat terhadap produk-produk alat utama sistem pertahanan (alutsista) buatan PT Pindad.
Memang se jauh ini belum ada detail produk apa saja yang diminati negeri kangguru itu. Direktur Teknologi dan Pengem bangan PT Pindad
Ade Bagdja mengatakan, sejauh ini belum ada komitmen yang mengikat
selepas penandatanganan kerja sama. Pihaknya bersama pemerintah
Australia Selatan masih mengelaborasi detail kebutuhan yang
dimungkinkan melalui kerja sama ini. “Yang jelas basisnya harus
saling menguntungkan satu sama lain. Tidak hanya Pindad yang jadi pasar
mereka, tapi apa yang belum ada di merekapun Pindad supply,” ungkap
dia.
Perlu diketahui, PT Pindad dan Defence Teaming Centre (DTC) Australia
telah mela kukan penandatanganan kesepakatan kerja di kantor
pusat Pindad, kemarin. Disinggung mengenai kemungkinan produk Pindad
yang diminati Australia, Ade menyebutkan, pihaknya sangat
mengandalkan senapan laras panjang SS2 yang me menangkan berbagai
kejuaraan menembak dan diminati banyak negara.
“Kita bisa belajar banyak pengembangan teknologi di Australia yang
lebih leading. Propelan untuk sebagian amunisi kita juga merupakan produksi Australia,” kata dia. Dia menerangkan, kerja sama ini merupakan
implementasi strategi kebijakan negara bagian Australia Selatan
untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan Asia
Tenggara, khususnya Indonesia.
“Semoga kerja sama ini baik Pindad maupun DTC dapat saling bertukar ilmu
pengetahuan dan pengalaman, khususnya dalam hal penelitian, pro
duksi, dan pemasaran produk kendaraan tempur,” harap Ade. Pada
kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan dan Industri Pertahanan Australia Selatan Hon. Martin Hamilton Smith menyatakan, PT Pindad
merupakan salah satu perusahaan industri strategis di bidang pertahanan
yang patut dipertimbangkan.
“Ada beberapa produk yang membuat kami tertarik. Diantaranya,
kendaraan tempur seperti Anoa,” kata dia. Namun begitu, ketika mendapat ditanya kemungkinan Australia membeli Anoa, Smith mengutarakan,
pihaknya masih harus mendiskusikan nya. Dia beralasan, terlalu
dini untuk memutuskan hal tersebut kendati dalam hal pertahanan,
pihaknya memiliki sejumlah program dengan anggaran besar.
“Anggaran industri pertahanan kami nilainya mencapai miliaran
dolar Australia,” sebut Martin. Sementara itu, CEO DTC Chris Burns
mengatakan, pihaknya siap melakukan berbagai kerjasama bidang pertahanan dengan mana pun termasuk PT Pindad. “Kami siap bekerja
sama dengan PT Pindad, baik dalam hal sistem pertahanan maupun sistem
dan teknologi. Untuk itu, kami menjajaki kemungkinan-kemungkinan
kerjasama ini,” tuturnya.
Ke depannya, dia berharap kerja sama ini dapat meningkatkan hubungan
bilateral ke dua negara khususnya di bidang pertahanan dan alutsista. Hadir dalam kunjungan tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy
Mizwar yang sempat mencoba pistol Combat dan senapan SS2 P4. Dia
mengapresiasi akurasi tembakan dari kedua senjata ini.
“Dipakai oleh saya yang tidak terlatih saja bisa akurat, apalagi yang
sudah terlatih. Produk senjata Pindad memang bagus,” ucap Wagub.
koran-sindo
No comments:
Post a Comment