1. Kapal Perang Sovetsky Soyuz
Selama periode perang Uni Soviet mengeksplorasi berbagai pilihan untuk merevitalisasi armada tuanya. Sampai dekade pertama abad ke-20, kekaisaran Soviet sebenarnya telah memiliki angkatan laut yang kuat dan relatif modern. Namun setelah perang Soviet-Jepang galangan kapal negara tersebut mulai tertinggal dengan barat.
Hingga kemudian mulai bangkit sekitar akhir 1930-an, selain karena perekonomian yang membaik, pemimpin Soviet waktu itu Stalin sangat serius dalam program pembangunan angkatan laut. Sovetsky Soyuz, menjadi salah satu kapal perang yang dibangun secara ambisius selain Battlecruisers dan kapal induk. Sovetsky Soyuzs direncanakan akan berbobot 60.000 ton, membawa 916 ton senjata, dan kecepatan 28 knot.
Ukuran itu m enjadikan dia sebagai kapal paling kuat di dunia. Rencananya Soviet akan membangun empat kapal sekelas itu antara 1938 dan 1940. Pembangunan dilakukan di Leningrad, Nikolayev (di Laut Hitam), dan Molotovsk (di Laut Putih). Namun satu dibatalkan pada tahun 1940 karena pengerjaan yang buruk. Tiga lainnya dihentikan karena keburu perang.
2. Kapal Induk Ulyanovsk
Uni Soviet mulai mempelajari konstruksi kapal induk tak lama setelah Revolusi di negara tersebut. Namun masalah anggaran dan Perang Dunia II mengganggu program tersebut. Setelah perang, dan setelah upaya ambisius di bawah Stalin, pemerintah Soviet melakukan lebih sederhana dengan memulai dari hal-hal yang kecil.
Salah satunya dengan membangun The Moskva, kapal kelas operator helikopter dan mulai beroperasi pada pertengahan 1960-an, diikuti oleh Kiev operator kelas VSTOL pada 1970-an dan 1980-an.
Langkah berikutnya adalah rumit yakni membangun kapal induk dengan proyek bernama Orel, Angkatan Laut mengambil jalan bertahap dengan mengerjakan perbaikan kelas Kiev dan memulai apa yang akan menjadi Kuznetsovs dan selanjutnya membangun Ulyanovsk, kapal induk dari proyek Orel dengan bobot lebih dari 80.000 ton dan bertenaga nuklir. Ulyanovsk diharapkan akan menjadi pesaing kapal induk Amerika. Namun runtuhnya Soviet menjadikan proyek itu pun gugur di tengah jalan.
3. Pesawat Pembom Berat
K-7 pembom berat
Meskipun Angkatan Udara Soviet tidak pernah mengembangkan reputasi untuk pengeboman strategis selama Perang Dunia II, pada periode jeda perang Soviet bereksperimen dengan membangun pembom berat dengan empat mesin.
Memang pada saat perang dimulai, Soviet telah memiliki Pe-8, pembom sebanding dengan Avro Lancaster dan Boeing B-17. Tetapi Pe-8 tidak pernah mencapai tingkat keberhasilan yang sama dengan dua pesawat tersebut, terutama karena masalah konstruksi dan pasokan. Kemudian Angkatan Udara Soviet bereksperimen dengan beberapa proyek yang benar-benar megah, termasuk K-7 pembom berat.
Namun pesawawt itu jatuh pada uji penerbangannya.Proyek yang sempat menjanjikan adalah pembangunan dari keluarga TB-3/ANT-20/TB-6, yang semuanya adalah pesawat mengerikan dengan enam mesin atau lebih. Konsep mengorbankan kecepatan dan kemampuan manuver untuk persenjataan berat. ANT-20 memiliki delapan mesin dan bisa membawa 72 penumpang, setidaknya sebelum prototipe menabrak lingkungan Moskow, menewaskan 45 orang.
ANT-26 itu, varian bomber potensi ANT-20, akan memiliki dua belas mesin dan beban bom melebihi 33.000 ton, jauh lebih besar dari B-29. Namun Soviet akhirnya memilih menghentikan program ini karena setelah dipertimbangkan pesawat ini akan sangat mudah menjadi sasaran pesawat pencegat musuh.
4. Tank Super Berat Tu-42
Jerman dan Soviet pernah bekerjasama dalam upaya membangun senjata berat khususnya tank pada sekitar akhir 1920. Tetapi kemudian kerjasama itu berarkhir setelah munculnya Nazi. Salah satu kerjasama itu adalah merencanakan menggabungkan teknologi tank Jerman dan Soviet pada sekitar 1930an.
Mereka ingin membangun tank super berat yang mungkin tiga kali bahkan empat kali lebih berat dibanding tank tempur standar. Salah satu desainer Jerman, Edward Grotte, bekerja pada desain super-berat untuk program itu. Salah satu desain yang disampaikan adalah T-42, tank dengan bobot 100 ton dengan tiga menara meriam, kecepatan 17 MPH, dan kru d 14-15 orang.
T-42 tidak pernah dibuat prototipenya karena militer Soviet sepertinya tidak tertarik dan lebih memilih proyek lebih realistis termasuk T-35, T-100, SMK, KV-4, dan KV-5. T-35, tangki 45-ton dengan 5 menara, berhasil mencapai produksi. Tetapi hampir semua dari 61 kendaraan hilang dalam tahap pembukaan Operasi Barbarossa. Seperti kebanyakan kerabat super-berat, Tu-42 terlalu berat, terlalu mahal, dan terlalu lambat untuk dimasukkan ke dalam produksi yang serius.
5. Sukhoi T-4
Tu-4 pada kenyataannya adalah salinan langsung dari B-29 Amerika yang berhasil mereka tangkap. Sukhoi T-4 adalah jawabannya Uni Soviet ke B-70 Valkyrie. Sebuah bomber besar, sangat cepat mampu terbang tinggi. T-4 diuji dan dalam banyak hal melebihi, batas-batas industri pertahanan Uni Soviet.
Dirancang untuk memiliki kecepatan Mach 3 dengan ketinggian hingga 70.000 meter, T-4 mirip B-70 secara visual dan kemampuan. Namun, karena organisasi kekuatan udara di Uni Soviet berbeda dari yang dari Amerika Serikat, T-4 juga dipertimbangkan untuk misi taktis, seperti pengintaian dan pengiriman rudal anti-kapal. Gagasan tentang T-4 membawa Kh-22 rudal anti-kapal yang sangat menakutkan. Tetapi proyek ini juga tidak dilanjutkan.
No comments:
Post a Comment