Monday, 23 November 2015

Force Commander UNIFIL Apresiasi KRI Bung Tomo-357

Jabat Tangan - Force Commander UNIFIL, Major General Luciano Portolano dengan Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan 

Kehadiran KRI Bung Tomo-357 yang tergabung dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda/UNIFIL (United Nations Interim Force in Lebanon) sebagai Peacekeeper dalam Pasukan Penjaga Perdamaian PBB memberi makna yang positif bagi warga Lebanon.
Demikian apresiasi yang disampaikan Force Commander UNIFIL, Major General Luciano Portolano beberapa waktu lalu, saat pertemuan dengan Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL TA. 2015 di UNIFIL House Beirut, Lebanon.

Melalui pesan singkatnya kepada Jurnal Maritim, Komandan KRI Bung Tomo-357 menyampaikan pemberian apresiasi itu dilatar belakangi karena para prajuritnya tidak hanya melakukan pekerjaan menyangkut kelancaran operasi saja, namun juga memberikan rasa aman dan nyaman bagi masyarakat sosial di sekitar lingkungan penugasan.

“Kami bangga atas performa yang telah dicapai, baik kesiapan kapal  dalam bidang teknis platform maupun sewaco serta profesionalitas prajurit dalam melaksanakan tugas sehingga pencapaian operasi dan latihan dapat terlaksana dengan baik,” kata Force Commander UNIFIL sesuai yang disampaikan oleh Dansatgas Maritim TNI Konga.

Dalam pertemuan tersebut, lulusan AAL tahun 1993 itu pun menyampaikan upaya-upaya yang dilakukan untuk mempertahankan performa kapal antara lain; melaksanakan penyiapan teknis sistem pendorongan kapal, perawatan sistem kesenjataan serta penyiapan Helly BO. NV-414 yang onboard. Termasuk kegiatan-kegiatan yang menjadi perhatian Komandan Satgas untuk dilaksanakan oleh para prajuritnya yang ada di kapal sesuai jadwal yang dibuat.

Sementara untuk para perwira dilaksanakan pendalaman pemahaman berbagai dokumen pendukung seperti; Standart Operating Procedure (SOP), Operation Order (Oporder), Letter of Assist (LOA)  yang dijadikan referensi selama Ontask sebagai Peacekeeper di Area of Maritime Operations (AMO) Lebanon.

“Guna menambah pengetahuan dan keterampilan serta membekali pengetahuan dasar tentang peraturan serta norma-norma di dalam melaksanakan tugas pokok misi sebagai bagian dari pasukan perdamaian dunia di bawah PBB, para Perwira KRI Bung Tomo-357 telah melaksanakan kegiatan Induction Training,” terang Yayan.

Lebih lanjut, dikatakan olehnya bahwa kegiatan ini memiliki arti yang cukup penting karena berkaitan dengan sosialisasi segala aturan-aturan yang berlaku bagi Satgas dibawah UNIFIL yang harus diketahui dan dipedomani oleh seluruh personil Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL. Selain itu dilaksanakan Conduct Dicipline Training (CDT) oleh LT COL Charles Gbekle (Ghana Army) dari Regional Conduct and Discipline Team dari UNIFIL Headquarter, sosialisasi HIV / AIDS oleh Mrs. Kinhara Konsultan HIV / AIDS yang bertugas di Staff HIV/AIDS Training Officer UNIFIL, serta pengetahuan Civil and Military Coordination (CIMIC) yang disampaikan oleh Major Federico Frizzi dari UNIFIL CIMIC Unit.

Penyelenggaraan latihan antar unsur MTF dan pemberian pelatihan terhadap personel LAF Navy (Stage At Sea) itu dapat terselenggara dengan baik lantaran komitmen dan dukungan yang tinggi dari semua pihak. Selama Ontask di daerah AMO, prajurit KRI Bung Tomo-357 melatih personel LAF Navy dalam bidang Bridge Management, Surface Compilation (Navigation Radar), Damage Control Management, Boarding Party (VBSS Team), Weapons Introduction serta Hailing Procedure.

KRI TOM-357 dengan kapal FGS Hyaene asal Jerman saat melakukan latihan bersama di AMO

Selanjutnya, berbagai latihan dengan kapal unsur Maritime Task Force-448 UNIFIL Lebanon juga telah dilakukan oleh kapal perang BRS Barosso (Brasil), FGS Hyaene (Jerman), HS Daniolos dan HS Troupakis (Yunani), TCG Heybeliada dan TCG Bozcaada (Turkey) serta BNS Ali Haider dan BNS Nirmul (Bangladesh). Jenis latihan yang dilakukan antara lain; Anti Asymetric Warfare Exercise (AASYWEX), Mailbag Transfer, Boarding Exercise (BOARDEX), Simple Manoeuvring, Air Picture Compilation dan Geographical Local Operational Plotting.
 
Lebih jauh, Yayan menceritakan operasional Heli NV-414 pun tidak kalah aktifnya dengan aktivitas kapal. Pilot dan crew Heli NV-414 secara aktif terus mengikuti perkembangan aktivitas penerbangan yang berlangsung di Naqoura Headquarter, Markas Besar UNIFIL di Lebanon. Mereka terlibat dalam kegiatan amandemen Standar Operating Procedure for UN Helicopters, kegiatan pembuatan rute penerbangan baru VFR (Visual Flight Rule)  dari Beirut ke Naqoura. Joy Flight dengan menggunakan Helikopter Bell-212 Italy Air dilakukan untuk pengenalan Helipad Rumah Sakit Saint George dan Rumah Sakit Yarze dalam pelaksanaan Medevac/Casevac.

Joy Flight itu juga mengenalkan fasilitas dan lapangan terbang yang dimiliki oleh UN di Lebanon. Secara rutin Heli NV-414 terlibat dalam kegiatan latihan bersama dengan unsur MTF lainnya di laut dan juga melaksanakan Identification Surveillance Recognition terhadap kapal-kapal yang mencurigakan.

Pilot Heli NV-414 akan melakukan upaya pendaratan di geladak KRI TOM-357

“Kegiatan operasi di bidang Air Surveilance, sejauh ini KRI TOM telah berhasil mendeteksi Air Military Activity maupun Air Liner sebanyak 72 pesawat. Sedangkan di bidang Surface Surveillance berhasil mendeteksi Warship Activity dan Hailing sebanyak 234 kapal selama kurang lebih hampir 2 bulan masa on task ini,” bebernya.

Kebugaran Personel KRI TOM-357

Untuk mempertahankan stamina dan kondisi psikis prajurit, setiap hari dilaksanakan olahraga bersama baik selama kapal berlayar maupun sandar. Interaksi sosial dalam kapal pun terjalin sangat baik dan kompak. Guna menghilangkan kejenuhan, siaran radio kapal selalu menyiarkan motivasi yang diselingi hiburan dan quiz yang dibawakan Perwira Psikologi dan Perwira Kesehatan.

“Kapal bagi para prajurit pelaut ibarat rumah sendiri sehingga kerapihan, kebersihan dan kenyamanan didalamnya selalu terjamin dan tertata dengan baik,” ungkap Yayan.

Aspek religius juga tidak ketinggalan menjadi fokus Komandan kapal untuk selalu terpelihara dengan baik. “Secara estafet prajurit yang beragama Islam melaksanakan khataman Al-Quran dan memahami kandungannya. Dan personel yang beragama lain turut melaksanakan prosesi keagamaan sesuai dengan kepercayaan yang dianut masing masing,” tutupnya. [AN]

Jurnalmaritim

No comments:

Post a Comment