Friday, 9 October 2015

4 Kapal Perang Rusia serang Daesh dari Laut Kaspia (Dunia)

Angkatan Laut Rusia Bombardir Suriah

Serangan 26 rudal dari kapal perang Rusia [RT]
Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, menyampaikan telah meluncurkan pengeboman ke Suriah melalui pasukan angkatan laut. Hal itu disampaikan Shoigu kepada Presiden Vladimir Putin dalam sebuah telekonferen. Shoigu menyebut, sebanyak empat kapal perang Rusia telah melontarkan misil ke arah Suriah dan mengenai 11 target. Dia menjelaskan, serangan diluncurkan dari Laut Kaspia dengan menggunakan roket jarak jauh yang mampu menyasar target hingga 1500 kilometer. Serangan yang dilakukan kemarin, Rabu (7/10), itu menandai kedekatan dan juga kerjasama militer antara Rusia dan rezim Presiden Suriah, Bashar al-Assad.

Rusia dan Suriah disebut telah meluncurkan kordinat serangan terhadap faksi-faksi Islam di beberapa kota di provinsi Hama dan Idlib, di sebelah barat Suriah. Serangan Rusia kepada Suriah saat ini memang dipertanyakan.

Terlebih oleh Amerika Serikat. CNN menuliskan, jika serangan udara yang dilakukan oleh Rusia adalah benar, maka hal itu akan kian membuktikan bahwa tujuan utama Rusia adalah menaikan nama Presiden al-Assad, bukan untuk melawan teroris. Di tempat lain, meski kapal perang dan jet tempur mereka meluncurkan serangan-serangan, Rusia mengatakan bahwa pihaknya ingin mendukung AS dalam melakukan serangan kepada Suriah.

Meski begitu, Sekretaris Pertahanan AS, Ashton Carter, menyebut kampanye serangan udara yang dilakukan oleh Rusia di Suriah adalah kesalahan yang sangat mendasar. Dia mengatakan, AS tidak siap untuk bekerjasama dalam operasi di Suriah. Padahal, Wakil Menteri Pertahanan Rusia, Anatoly Antonov, telah mengindikasikan adanya kerjasama yang sedang berlangsung antara negaranya dengan AS.

Antonov sempat mengatakan, Rusia sedang bersiap untuk mengumpukan informasi dari AS, sebagai pemimpin melawan ISIS, dan menyebut telah siap berbagi target pengintaian. Seorang juru bicara kementerian, seperti yang dikutip oleh kantor berita Rusia TASS, mengatakan kementerian pertahanan Rusia telah merespon permintaan dari Pentagon.

Hal itu kemudian disimpulkan sebagai sebuah ajakan dari AS untuk berkoordinasi. "Kami tinggal membahas detail teknis, yang akan dibahas hari ini oleh perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia dengan para petinggi Pentagon," ujar juru bicara Menteri Pertahanan Rusia, Mayor Jenderal Igor Konashenkov kepada TASS.

Di tempat terpisah, perwakilan Pentagon mengatakan, militer AS baru-baru ini terpaksa mengalihkan satu pesawat dari langit Suriah untuk memastikan jarak aman dengan pesawat tempur Rusia. Hal tersebut juga diakui oleh seorang petinggi Kementerian Pertahanan AS, yang mengatakan pilot-pilot AS saat ini di perintahkan untuk mengganti haluan jika menemukan pesawat Rusia terdeteksi radar pada jarak 20 mil laut atau 37,04 kilometer. (meg)

Intel AS Memgaku Kecolongan

Dengan menggunakan kapal frigate Gepard class dan Buyan M corvette class meluncurkan26 rudal sejauh 1500 km melalui 3 negara © Google Maps 
Intelijen Amerika Serikat mengaku kecolongan atas serangan Rusia yang mendadak dan masif terhadap para pemberontak Suriah. Saat ini Kongres AS dilaporkan tengah menyelidiki dan meninjau soal lambannya kerja intelijen mengumpulkan informasi terkait gerakan Rusia di Suriah. Laporan tersebut disampaikan secara eksklusif oleh sumber Reuters di Kongres AS, Kamis (8/10).

Sumber mengatakan bahwa Kongres akan melihat dampak apa yang terjadi akibat kerja intelijen yang lambat dalam melihat tanda-tanda dari Rusia. Pembahasan ini diperlukan Kongres karena bukan kali ini saja intel AS kecolongan.

Di antaranya yang gagal diantisipasi intel AS adalah pencaplokan Crimea oleh Rusia di Ukraina tahun lalu, atau ekspansi pulau buatan China yang kilat di Laut China Selatan. Saat ini Rusia telah melakukan serangan udara yang besar terhadap kelompok militan anti-pemerintahan Bashar al-Assad di Suriah.

Rusia juga menyiagakan ratusan pasukannya dan kapal perang di Suriah. Beberapa kelompok yang diserang Rusia adalah brigade militan didikan CIA. Sumber Reuters yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bahwa intel AS memang memantau lekat pengiriman aset-aset militer dan personel Rusia di Suriah dalam beberapa pekan terakhir.

Namun mereka mengakui tidak memprediksi Rusia akan menyerang mendadak dan agresif ke beberapa wilayah di Suriah.

"Mereka memang memprediksi hal ini akan terjadi, tapi tidak mengira akan sebesar ini," kata sumber. Sumber Reuters lainnya mengatakan bahwa awalnya intelijen AS mengira Rusia hanya akan melakukan latihan militer atau serangan sementara untuk unjuk kekuatan, bukan serbuan skala besar dan berkelanjutan.

Tidak disebutkan perbedaan apa yang mungkin terjadi jika intelijen AS mengetahuinya lebih dulu. Namun yang jelas, langkah mendadak Rusia ini telah mengacaukan strategi pemerintahan Barack Obama di Timur Tengah dan mengikis pengaruh AS di kawasan. Sumber mengatakan, saat ini pemerintah AS memiliki gambaran lebih gamblang soal motif Vladimir Putin, yaitu melakukan apa pun untuk mendukung Assad.

Tapi pemerintahan Obama masih abu-abu dalam mengetahui sejauh mana Putin akan menurunkan aset militernya. Komite intelijen Kongres AS akan melakukan pemeriksaan dan menanyakan pada para pejabat intelijen yang terlibat dalam proses pengumpulan informasi soal Rusia. (stu)

CNN

No comments:

Post a Comment