Wednesday 25 November 2015

Tahun Depan, Jokowi Akan Miliki Helikopter Kepresidenan yang Kebal Peluru

Helikopter AgustaWestland AW101 yang akan dibeli TNI Angkatan Udara untuk pesawat kepresidenan.

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan TNI AU akan membeli tiga helikopter untuk "very very important person" (VVIP) seperti yang telah tercantum dalam rencana strategis TNI Angkatan Udara periode 2015-2019. 

"Untuk sementara dengan anggaran renstra, kita akan membeli tiga unit helikopter untuk skadron udara VVIP," kata KSAU di sela-sela acara Silaturahmi dan Makan Bersama Media Massa di Wisma Angkasa, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/11/2015).

Menurut dia, rencana pembelian helikopter AW 101 yang canggih dan modern itu murni merupakan hasil kajian dari Skadron Udara VVIP. Kemudian, dikaji di Mabes TNI.

"Setelah dikaji dengan baik, saya memutuskan untuk membeli helikopter VVIP. Ini merupakan hasil kajian kita," kata Agus.

Terkait permintaan agar helikopter itu dipasang antipeluru, kata KSAU, akan dilihat lagi anggarannya. Bila mencukupi, bisa saja dipasang antipeluru, antijamming, antirudal, dan lainnya.
"Kalau helikopter presiden AS dipasang segala macam, dengan anggaran bisa mencapai 120 juta dollar AS," katanya.

Pembelian helikopter VVIP yang diperuntukkan bagi Presiden, Wakil Presiden, pejabat tinggi negara dan tamu negara itu lebih mengutamakan safety (keamanan) dan kenyamanannya.

"Kalau tidak safety, dan nanti terjadi apa-apa, maka saya yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, saya minta agar helikopternya safety," tutur Agus.

Ia berharap satu unit Helikopter AW 101 akan tiba pada tahun 2016. "Insya Allah, sebelum 9 April 2016, helikopter tersebut sudah tiba di Tanah Air," ucapnya.

Helikopter VVIP yang dibeli TNI ialah AgustaWestland AW101. Ini merupakan jenis helikopter angkut menengah antikapal selam yang dapat digunakan untuk kepentingan militer dan sipil.
AgustaWestland AW101 dikembangkan oleh perusahaan patungan Westland Helicopters asal Inggris dan Agusta asal Italia. Helikopter ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata angkatan laut modern.

Selama ini, sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden RI mengunakan Helikopter Super Puma yang dioperasikan oleh Skuadron 17 VIP TNI AU yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, sebelum kemudian dirawat dan dioperasikan oleh Skuadron 45 VIP yang juga bermarkas di Halim.

Skuadron 17 dan 45 tersebut merupakan skuadron khusus yang menerbangkan pesawat-pesawat atau helikopter-helikopter untuk VIP dan VVIP. Skuadron 17 misalnya pernah membawa Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Ban Ki-moon dengan Boeing 737. Sementara Skuadron 45 mengkhususkan pada pengoperasian helikopter atau rotary wing aircraft.

Agus Supriatna menegaskan, pengadaan helikopter antipeluru AgustaWestland AW101 itu bukan oleh Sekretariat Negara (Setneg) seperti Helikopter Super Puma itu.

"Heli Super Puma pengadaannya oleh Setneg, tapi dioperasionalkan oleh TNI AU," kata Agus.

Kompas

TNI AU Beli Tiga Helikopter VVIP

Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Agus Supriatna

Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna, mengatakan TNI AU akan membeli tiga helikopter VVIP.

Pembelian tiga helikopter VVIP ini tercantum dalam rencana strategis TNI Angkatan Udara periode 2015-2019.

"Untuk sementara dengan anggaran renstra, kami akan membeli tiga unit helikopter untuk skuadron udara VVIP," kata Agus, di sela-sela acara silaturahim dengan media, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (24/11/2015) malam.

Agus menjelaskan, rencana pembelian helikopter AW 101 yang canggih dan modern itu  merupakan hasil kajian dari Skuadron Udara VVIP yang kemudian dikaji oleh Mabes TNI.

Terkait permintaan agar helikopter itu dipasang antipeluru, Agus mengatakan, akan melihat ketersediaan anggaran. 

"Kalau helikopter Presiden AS dipasang segala macam, dengan anggaran bisa mencapai 120 juta dolar AS," kata dia.

Pembelian helikopter VVIP yang diperuntukkan bagi presiden, wakil presiden, pejabat tinggi negara dan tamu negara itu lebih mengutamakan keamanan dan kenyamanan.

"Kalau tidak aman, dan nanti terjadi apa-apa, maka saya yang bertanggung jawab. Oleh karena itu, saya minta agar helikopternya safety," ujar Agus.

Ia berharap satu unit Helikopter AW 101 akan tiba pada tahun 2016.  Helikopter VVIP yang dibeli TNI adalah AgustaWestland AW101.

AgustaWestland AW101 dikembangkan oleh perusahaan patungan Westland Helicopters asal Inggris dan Agusta asal Italia. Helikopter ini diproduksi untuk memenuhi kebutuhan alat utama sistem senjata angkatan laut modern.

Selama ini, sejumlah pejabat negara, termasuk Presiden RI mengunakan Helikopter Super Puma yang dioperasikan oleh Skuadron 17 VIP TNI AU yang bermarkas di Pangkalan Udara Utama Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Helikopter ini kemudian dirawat dan dioperasikan oleh Skuadron 45 VIP yang juga bermarkas di Halim.


Kompas

[Dunia] Negara Negara Eropa Ini Punya Banyak Stok Teroris

Tentara Prancis jaga Paris. ©2015 Merdeka.com

Koran Inggris the Express September lalu mengutip perkataan penyelundup ISIS yang menyebut lebih dari 4.000 anggota ISIS sudah berhasil masuk ke Eropa dengan cara menyamar sebagai pengungsi.

Pria yang berusia sekitar 30-an tahun itu mengatakan operasi rahasia penyelundupan ini berjalan sukses.

"Tunggu saja," kata dia sambil tersenyum, seperti dilansir the Express, Senin (14/9).

Penyelundup ISIS yang tidak mau diketahui nama dan lokasinya itu mengungkapkan rasa senangnya kepada Buzzfeed.

Pria itu menuturkan penyusupan anggota militan ISIS ke Eropa ini baru tahap awal untuk melancarkan serangan balas dendam ke Eropa.

Dua bulan kemudian terjadilah serangan di Paris pada 13 November lalu. Salah satu tersangka pelaku diketahui menyamar sebagai pengungsi Suriah. Dia tiba di Yunani bulan lalu kemudian masuk ke Prancis.

Dan kini kawasan Molenbeek di Ibu Kota Brussels, Belgia,menjadi sorotan dunia.

Di lingkungan dengan mayoritas muslim itulah Abdul Hamid Abu Aud dibesarkan. Dia adalah tersangka otak pelaku serangan di Ibu Kota Paris, Prancis, 13 November lalu yang menewaskan 129 orang dan melukai 352 lainnya. Abu Aud dinyatakan tewas dalam penggerebekan polisi di Saint Denis, Prancis lima hari lalu.

Mengutip kolom opini di Koran the Guardian pekan lalu, alasan mengapa Belgia begitu menarik bagi para teroris cukup beragam. Pertama, Belgia terletak di antara Prancis, Jerman dan Inggris. Dalam dua jam perjalanan dengan mobil, orang bisa melewati Belgia dan karena negara ini adalah bagian dari wilayah Schengen, maka orang bebas keluar masuk perbatasan yang terbuka. Hal itu membuat para teroris dengan mudah keluar masuk Belgia.

Kedua, kawasan Molenbeek di Brussels menawarkan tempat ideal bagi persembunyian para simpatisan teroris.

Molenbeek, satu di antara 19 distrik di Brussels, dihuni sekitar 100 ribu jiwa. Sekitar 30 persen penduduknya adalah warga negara asing dan 40 persennya punya akar keturunan asing. Data pengangguran mencapai lebih dari 25 persen, mayoritas kaum muda. Para pemuda muslim tidak mempunyai kesempatan yang sama seperti warga lain dalam hal mendapat pekerjaan. Mereka kerap mendapat perlakuan diskriminasi dan rasisme.

Ketiga, karakteristik Islam di Belgia berbeda dengan kebanyakan negara Eropa lainnya. Di Belgia jarang ada imam. Mereka kebanyakan didatangkan dari luar negeri atau sekolah di sana. Otoritas keamanan Belgia mengatakan Islam di negara itu banyak dipengaruhi paham Wahabi yang disponsori Arab Saudi di Masjid Agung Brussels.

Keempat, Brussels selama ini dikenal sebagai tempat yang mudah untuk mendapatkan senjata api ilegal. Kondisi ini membuat pihak keamanan semakin sulit melawan segala bentuk penyelundupan senjata.

Terakhir, Belgia punya aparat keamanan yang relatif sedikit. Meski Brusselss adalah ibu kota diplomatik, otoritas keamanan Belgia hanya memiliki 600 pegawai (angka sebenarnya termasuk informasi rahasia).

Dalam satu dekade terakhir pihak keamanan Eropa berjuang menghadapi ancaman terorisme. Kemudian bom meledak di Madrid dan London, Belgia masih belum jadi sorotan.

Kondisi ini berlangsung bertahun-tahun di Benua Biru. Sebagaimana tempat lainnya di Eropa, Belgia menghadapi gelombang terorisme sejak 1980-an dan 1990-an.

Ada sejarah panjang kaitan antara Belgia dan Prancis dalam hal terorisme," ujar Rik Coolsaet, pakar terorisme di Universitas Ghent.

Menurut Pusat Studi Radikalisasi dan Kekerasan Politik Internasional, Belgia menjadi negara dengan jumlah militan asing terbanyak di Eropa per kapita.

Lebih dari 250 warga Belgia bergabung dengan militan di Suriah dan Irak, 75 di antaranya sudah tewas dan 125 lainnya kembali.

Kelompok militan ISIS mengambil keuntungan dari kemurahan hati negara-negara Eropa yang mau menampung pengungsi Suriah.

Mereka diterima di Jerman setelah melewati perjalanan dari Hungaria dan Austria.

Sejauh ini sudah 1,5 juta pengungsi menuju Turki demi menyelamatkan diri dari perang di Suriah.

Dari Turki mereka menyeberang ke Italia selanjutnya ke Swedia dan Jerman untuk meminta suaka.

Para penyelundup pengungsi ke Eropa mengakui mereka mengirim para militan ISIS ke dengan cara menyamar sebagai pengungsi.

"Saya mengirim mereka yang ingin bertemu dengan keluarga. Yang lainnya ke Eropa untuk bersiap-siap (menyerang)."


Merdeka

Jokowi Tegaskan Akan Ambil Alih FIR dari Singapura

Presiden Joko Widodo memeriksa pasukan TNI dalam rangka puncak perayaan HUT ke-70 TNI di Cilegon, Banten, Senin (5/10/2015).

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan akan mengambil alih pelayanan ruang udara atau flight information region (FIR) yang selama ini dikuasai Pemerintah Singapura. 

Hal itu diungkapkan Jokowi saat menerima kunjungan kehormatan Wakil Perdana Menteri merangkap Menteri Koordinator Keamanan Nasional Republik Singapura, Teo Chee Hean, di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa (24/11/2015). 

"Presiden menyampaikan akan mengambil FIR yang sekarang masih dikendalikan Singapura," kata Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa sore.

Dalam kesempatan tersebut, kata Retno, Presiden Jokowi juga mengatakan bahwa FIR tidak ada kaitannya dengan kedaulatan negara. Retno mengungkapkan, FIR berkaitan dengan kemampuan Indonesia dalam menjaga keamanan penerbangan.

"Maka, kita buat roadmap terkait persiapan kita. Persiapannya tidak bisa dilakukan sebulan dua bulan atau setahun dua tahun," ungkapnya.

FIR adalah wilayah ruang udara yang menyediakan layanan informasi penerbangan dan layanan peringatan (ALRS).

FIR yang rencananya diambil alih adalah di kawasan udara Natuna dan juga kawasan Kalimantan Utara yang berbatasan dengan Sarawak, Malaysia.

Persiapan teknologi hingga sumber daya manusia dipercepat agar FIR yang dikuasai Singapura sejak tahun 1946 itu bisa diambil alih paling lambat tahun 2019.

Selama ini, FIR di wilayah kedaulatan Indonesia itu dikuasai negara tetangga lantaran teknologi Indonesia masih belum cukup maju.
 

Kompas

Aneh, ISIS Malah Mau Serang Orang Indonesia Yang Rajin Baca Quran

isis berondong ratusan anak suriah. ©2015 dailymail.co.uk

Kelompok militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) makin tak jelas. Bahkan umat islam di Indonesia yang terbilang satu agama serta rajin baca Quran pun menjadi target penghancuran mereka. Masak mengaku Islam tapi mau menyerang orang Islam yang rajin beribadah.

ISIS berencana melakukan teror terhadap Indonesia. Teror tersebut diketahui ditujukan ke Masjid Al Jihad yang berada di Karawang, Jawa Barat dan komunitas One Day One Juz (ODOJ). Masjid Al Jihad adalah sebuah masjid di Karawang, Jawa Barat. Sementara, One Day One Juz adalah komunitas pengajian online yang memotivasi anggotanya untuk membaca Al Quran setidaknya 1 Juz tiap harinya.

Juru Bicara Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Irfan Idris mengatakan bahwa sebenarnya rencana kelompok radikal itu telah lama dibicarakan. "Kan itu dari dulu, mau menyerang Panglima TNI, Kapolri, dan Banser," kata Ifran saat dihubungi, Minggu (22/11).

Untuk rencana serangan ke Indonesia yang menyasar target Masjid Al Jihad dan kelompok pengajian ODOJ, Idris menuturkan agar Polri dan TNI serta lembaga terkait dapat mencermati detil informasi tersebut. Menurutnya hal tersebut perlu diperhatikan guna meningkatkan kewaspadaan akan semua terror yang mengancam NKRI.

"Kita tetap meningkatkan kewaspadaan apapun itu. Tapi kita juga harus melakukan klarifikasi, jangan-jangan itu isu provokatif yang merugikan kita. Apapun, dari sumber manapun, kita tegaskan tetap akan waspada," tandasnya.

Selain itu, lanjut dia, perlu adanya langkah preventif agar paham radikal ini tidak menyebar di Indonesia. Upaya yang perlu dilakukan, katanya, adalah dengan melakukan sosialisasi hingga ke tingkat bawah untuk meredam paham ISIS di Indonesia. "Harus semua sampai ke tingkat bawah harus melakukan pencegahan, dan sosialisasi," pungkasnya.

Sementara itu, komunitas One Day One Juz (ODOJ) mengaku tidak khawatir akan isu penyerangan itu. Setelah mendapat berita ancaman yang diperoleh dari media massa, pengurus ODOJ segera melakukan koordinasi dengan pihak kepolisian.

"Mengimbau kepada semua pengurus dan anggota Komunitas One Day One Juz di daerah dan di luar negeri untuk tetap melanjutkan dakwah ODOJ tanpa perlu merasa khawatir terhadap ancaman pihak luar, sesungguhnya Allah adalah sebaik-baik pelindung," tulis perwakilan Bidang Promosi dan Hubungan Masyarakat ODOJ, Nashir dalam keterangan pers yang diterima merdeka.com, Minggu (22/11).

Nashir menjelaskan, ODOJ bukan merupakan bagian dari kelompok manapun, bukan bagian dari organisasi tertentu. ODOJ membuka diri kepada seluruh umat Islam yang ingin bergabung tanpa memandang latar belakang kelompok Islam tertentu.

Komunitas One Day One Juz adalah komunitas pengajian online yang memotivasi anggotanya untuk membaca AlQuran sebanyak 1 juz perhari (khatam dalam 1 bulan), di mana tiap anggota dikumpulkan dalam 1 grup bbm atau whatsapp yang terdiri dari 30 anggota. ODOJ tetap berkomitmen untuk menyampaikan dakwah dengan menampilkan Islam yang menjadi rahmat bagi semesta alam.


Merdeka

[Dunia] Turki Tembak Jatuh Jet Sukhoi Rusia di Perbatasan Suriah

Turki tembak jatuh jet Su-24 Rusia. ©2015 Merdeka.com

Satu unit jet Sukhoi Su-24 ditembak jatuh di Provinsi Latakia, perbatasan Suriah, hari ini, Selasa (24/11). Menurut keterangan Kementerian Pertahanan Rusia, yang menembak jatuh pesawat tempur itu adalah militer Turki. Diduga kuat, ada miskoordinasi antara kedua negara, seperti dilansir Stasiun Televisi Russian Times.
Rusia beberapa kali dianggap melanggar wilayah udara Turki ketika menyerang basis pemberontak maupun ISIS di Suriah. Pemerintah Negeri Beruang Merah menepis kemungkinan pihaknya yang bersalah sehingga ditembak jatuh.
"Jet tempur kami terbang di ketinggian 6.000 meter untuk melakukan pengintaian dan selalu terbang di wilayah udara Suriah," seperti dikutip dari keterangan tertulis Kemenhan Rusia.
Pada video yang beredar, maupun foto-foto di jejaring sosial, Su-24 itu terhantam rudal, kemudian meledak di udara. Pilot dilaporkan berhasil menyelamatkan diri sebelum jatuh.

Juru bicara militer Turki mengatakan pihaknya memang menjatuhkan pesawat tersebut. Alasannya Sukhoi itu diperingatkan hingga 10 kali telah melanggar wilayah udara mereka. Yang belum terkonfirmasi adalah, dengan apa Su-24 itu ditembak jatuh, apakah karena rudal F-16 Turki atau rudal antipesawat udara dari darat.

Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menolak berkomentar soal detail jatuhnya pesawat jet Rusia. Namun dia mengatakan pihak-pihak berkepentingan kini akan membahas insiden itu bersama Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Ini adalah insiden udara kesekian kalinya setelah Rusia mulai menggempur Suriah demi membantu sekutunya, Presiden Basyar al-Assad.

Sebelumnya, Pemerintah Turki mengirim nota protes pada Negeri Beruang Merah, setelah satu pesawat tempur mereka melanggar batas wilayah pada Minggu (4/10).

Jet itu disebut-sebut berusaha membombardir markas Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di wilayah utara Suriah, tapi malah memasuki teritori Turki, tepatnya daerah Yayladagi, provinsi Hatay. Angkatan Udara Turki berbekal satu unit pesawat F-16mengusir jet penyusup itu kembali ke Suriah. Insiden pencegatan jet tempur saat itu berakhir tanpa ada kontak senjata.

Menteri Luar Negeri Turki Feridun Sinirlioglu mengaku telah menghubungi Menlu Rusia Sergei Lavrov untuk mengeluhkan insiden ini. "Federasi Rusia harus bertanggung jawab untuk setiap insiden yang tidak diinginkan yang mungkin terjadi," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

 Merdeka