Friday 16 October 2015

Militer AS Siapkan Seragam Mirip Iron Man

Salah satu baju militer masa depan tentara AS

Film Iron Man nampaknya menginspirasi para tentara Amerika Serikat untuk membuat baju tempur yang canggih. Militer AS kini tengah mengembangangkan teknologi baju baru dalam dunia peperangan. Yaitu, dengan mempersiapkan baju mirip Iron Man untuk digunakan para tentaranya di medan perang. 

Baju perang dengan nama Tactical Assault Light Operator Suit (TALOS) ini bahkan dikabarkan sudah siap untuk masa tes dan uji coba di tahun 2017 mendatang.

Nantinya baju perang ini akan memberikan kemampuan lebih pada para tentara AS. Kemampuan ini antara lain pandangan malam, tambahan kekuatan, dan perlindungan dari tembakan senjata api.

Tiap-tiap baju ini nantinya akan dilengkapi dengan komputer yang mampu merespon berbagai situasi dan langsung memberikan penggunanya saran secara real-time. Dengan menggunakan komputer, maka memang bisa dibilang baju perang ini adalah yang paling modern untuk saat ini.

Sebagai bahan pembuatnya sendiri US Army menyatakan akan menggunakan bahan cair yang tengah dikembangkan MIT. Bahan ini dipilih karena mampu merubah wujudnya dari cair ke padat dalam waktu singkat dengan bantuan ladang magnetik atau arus listrik.

Namun, meskipun sudah akan masuk dalam tahap uji coba dalam empat tahun mendatang, akan tetapi diperkirakan jika baju perang TALOS ini akan benar-benar siap digunakan tentara AS di medan perang pada 2032 mendatang.

Menurut perwakilan militer, ide tersebut muncul setelah mereka kehilangan salah satu operatornya dalam sebuah perang. Mereka tidak bisa melindunginya hingga sang operator terbunuh. Jadi untuk menghindari hal itu, mereka berniat membuat baju tempur yang anti-peluru.

jakartagreater 

Indonesia Beli Kapal Selam Amur Rusia

Kapal Selam Amur 950 Rusia
RBTH mencatat, ada sejumlah hal penting yang mencirikan peningkatan hubungan bilateral Indonesia dan Rusia, selama 10 tahun terakhir :
Pertahanan:
Pada bulan September 2015, pemerintah Indonesia mengatakan akan membeli satu skuadron Sukhoi Su35 untuk menggantikan  F5 Tiger buatan AS yang sudah usang. Jakarta juga berencana untuk membeli 5 kapal selam Rusia. Awalnya Indonesia mengincar untuk membeli kapal selam diesel electric Kilo class, tetapi kemudian memilih yang lebih canggih yakni kapal selam  Amur class, yang merupakan versi ekspor dari Ladaclass.

Rusia siap meminjamkan Indonesia dana $ 3 miliar untuk pembelian tersebut. Menurut analis industri, Indonesia juga sedang mencari sistem rudal anti pesawat jarak menengah.  Negara ini sudah memiliki sejumlah jet tempur Sukhoi, Helikopter Mi17 dan Mi35, kendaraan tempur amfibi BMP3 , satu BTR80 APC  dan senapan Kalashnikov AK101 dan AK102.

Energi Nuklir
Pada bulan Juni 2015, negara Indonesia Rusia menandatangani Nota Kesepahaman tentang pembangunan reaktor nuklir besar dan stasiun tenaga nuklir mengambang.
Dalam sebuah wawancara dengan RBTH Indonesia, Duta Besar Indonesia untuk Rusia, Djauhari Oratmangun mengatakan pembangkit listrik tenaga nuklir bisa membantu memenuhi kebutuhan Indonesia untuk listrik.

Infrastruktur
Russian Railways memiliki 50 persen saham di Perusahaan Kereta Api Kalimantan, yang membangun jalur kereta api  sepanjang 300 km untuk menghubungkan provinsi Kalimantan Tengah dan Timur.

Pada 2019, perusahaan berencana untuk menyelesaikan sekitar 190 km jalur kereta api dan membangun terminal pelabuhan di Kalimantan Timur untuk ekspor batubara. Selama kunjungannya ke Moskow pada bulan September 2015, Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak mengatakan provinsinya juga ingin menggunakan kereta api untuk mengekspor minyak sawit, kayu dan sumber daya lainnya. Layanan penumpang untuk Kereta Api juga sedang dipertimbangkan.

jakartagreater 

Kapuspen TNI dan 12 Pati Naik Pangkat

Kapuspen TNI Brigjen Tatang Sulaiman (kanan). (Puspen TNI)

Sebanyak 12 Perwira Tinggi (Pati) TNI di tiga matra baik Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL) dan Angkatan Udara (AU) menerima kenaikan pangkat. Salah satunya, Kapuspen TNI Brigjen Tatang Sulaiman yang kini menjadi Mayjen TNI.

Kenaikan pangkat para Pati TNI ini berdasarkan Surat Perintah Panglima TNI Nomor Sprin/2588/X/2015 tanggal 15 Oktober 2015, mengenai kenaikan pangkat satu tingkat lebih tinggi dari pangkat semula.

Upacara Kenaikan Pangkat dipimpin langsung oleh Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (14/10/2015).

Dalam amanatnya Panglima TNI mengatakan, kenaikan pangkat pada hakekatnya merupakan wujud penghargaan negara dan TNI kepada para prajuritnya, atas prestasi dan pengabdiannya kepada negara dan bangsa.

“Kenaikan pangkat seperti ini harus dapat dijadikan sumber motivasi sekaligus inspirasi untuk memantapkan kejuangan, idealisme, moralitas dan etika profesi keprajuritan serta terus berupaya meningkatkan profesionalisme keprajuritan yang berbasis pada jati diri TNI”, tegasnya dalam keterangan pers yang diterima wartawan.

Untuk matra darat Pati TNI yang menerima kenaikan pangkat yakni, Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman; Pa Sahli Tk III Bidang Banusia Panglima TNI Mayjen TNI Emack Syadzily; Pa Sahli Tk III Ekku Sahli Bidang Ekkudag Panglima TNI Brigjen TNI Mas'ud Effendi Amien, Pa Sahli Tk II Bidang Poldagri Sahli Bidang Polkamnas Panglima TNI Brigjen TNI Sarum, Dirbinjemen Sesko TNI Brigjen TNI Suherman, dan Kasgartab I/Jakarta Brigjen TNI Yosua Pandit Sembiring.

Sedangkan, di TNI AL antara lain, Pa Sahli Tingkat III Bidang Wassus dan LH Panglima TNI Laksda TNI Djoko Harijanto dan Kasgartap III/Surabaya Brigjen TNI (Mar) Amiruddin Harun.

“Secara khusus saya ingin mengingatkan, bahwa kenaikan pangkat ini, selain membawa manfaat bagi diri sendiri, para perwira juga dituntut untuk dapat memberikan kontribusi positif bagi upaya peningkatan pembinaan satuan dengan tetap berpedoman kepada tugas pokok TNI yaitu, menegakkan kedaulatan negara, berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945, sehingga kita harus melindungi Indonesia Indonesia dari ancaman apapun”, tutur Panglima TNI.

Sementara Pati TNI AU yang menerima kenaikan pangkat yakni, Pa Sahli Tingkat III Bidang Jahrit Panglima TNI Marsda TNI Azman Yunus, Pa Sahli Kasau Bidang Strahan Marsma TNI Ir Yan Ferry Arifin, Pa Sahli Tingkat II Indag Sahli Bidang Ekkudag Panglima TNI Marsma TNI Agus Yulianto dan Kadispsiau Marsma Sukmo Gunardi.

Lebih lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, satu hal yang patut diingat, semakin tinggi pangkat yang disandang seorang perwira, maka semakin tinggi pula tuntutan tanggung jawab atas pelaksanaan tugas yang diembannya.

"Ini makna penting yang harus saya ingatkan dan tekankan, supaya seorang Perwira Tinggi tidak lagi duduk di menara gading, tetapi juga harus bekerja keras dalam rangka mencapai tugas pokok yang diembankan kepadanya," tandasnya.

Gatot Nurmantyo berharap, kenaikan pangkat saat ini dapat dipertanggungjawabkan baik secara profesional, moral dan etika, sehingga tumbuh suatu pemahaman bahwa kenaikan pangkat bukanlah suatu hadiah, maupun like and dislike, tetapi diberikan secara obyektif, hanya kepada prajurit yang benar-benar berprestasi dalam mengabdikan diri kepada negara dan bangsa.

“Para Perwira adalah pemimpin, yang tidak boleh lepas dari modal dasar yakni karakter yang dimilikinya. Sekali lagi, karakter pemimpin selalu mengambil tanggung jawab terhadap apa yang dilakukan maupun apa yang tidak dilakukan. Pemimpin tidak boleh gemar melempar tanggung jawab. Oleh karena itu, tidak boleh main-main dengan pangkat bintang yang para Perwira sandang saat ini”, tandas Panglima TNI.

Turut hadir dalam upacara laporan Korp Kenaikan Pangkat antara lain KSAL Laksamana TNI Ade Supandi, KSAU Marsekal TNI Agus Supriatna, Kasum TNI Marsdya TNI Dede Rusamsi, Irjen TNI Letjen TNI Syafril Mahyudin, Dansesko TNI Letjen TNI Sony Widjaya, Koorsahli Panglima TNI Mayjen TNI Wisnu Bawa Tenaya dan lain-lain.



sindonews

Peran Amerika Serikat dan Penggulingan Soekarno 1965-1967

Ilustrasi penggulingan kekuasaan Soekarno (foto:Istimewa/Hasan)

DISKUSI mengenai Gerakan September Tiga Puluh (Gestapu)* yang diikuti dengan pembunuhan massal terhadap anggota dan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan berakhir dengan tumbangnya Soekarno dari kursi kepresidenan, tidak lengkap tanpa menyinggung peran Amerika Serikat (AS).

Demikian Cerita Pagi akan mengulas secara singkat, sejauh mana peran AS dalam peristiwa yang masih diselimuti kabut misteri hingga saat ini itu.

Jika ditarik mundur ke belakang, peristiwa penggulingan Soekarno dari kursi kekuasaan pada tahun 1965-1967 merupakan kelanjutan dari kejadian-kejadian yang terjadi sebelumnya. Hal ini berarti bahwa, peristiwa 1965-1967 tidak bisa dilihat secara terpisah apalagi berdiri sendiri.

Sebelum masuk kepada inti pembahasan, ada baiknya melihat sejarah masuknya hegemoni AS di Indonesia. Untuk mengungkap sejarah hegemoni AS, ada baiknya dikemukakan sedikit tulisan peneliti University of Maryland Bradley R Simpson.

Dalam penelitiannya itu, pengajar dan peneliti dari University of Maryland ini mengatakan, hegemoni AS di Indonesia dimulai tahun 1950-1964, sejak dikucurkannya dana segar bagi Indonesia yang jumlahnya mencapai USD20 juta.

Bantuan itu dikucurkan oleh dua lembaga kemanusiaan Ford Foundation dan Rockefeller Foundation untuk membiayai berbagai riset ilmu di bidang pendidikan, kesehatan, pertanian, dan bantuan teknis yang diselenggarakan di AS dan Indonesia.

Kedua lembaga ini juga mendanai berbagai kegiatan lainnya, seperti pertukaran pendidikan bagi para teknisi, ahli ekonomi, guru, ahli agraria, personel militer dan insinyur dalam pembangunan jangka panjang Indonesia.

Duta Besar AS untuk Indonesia tahun 1958-1965 Howard Jones menyebut bantuan pendidikan dan penelitian untuk Indonesia itu sebagai, "Perjuangan jangka panjang untuk otak Indonesia."

Selain kedua lembaga yang telah disebutkan, kucuran dana segar juga datang dari Komisi Penasehat Riset Ilmu Sosial tentang Perbandingan Politik (Social Science Research Councils Committee on Comparative Politics) AS. Melalui lembaga ini, AS mendanai berbagai kajian politik dan ekonomi tentang Indonesia.

Beberapa tahun setelah program bantuan itu dijalankan, rencana AS untuk mendorong terjadinya krisis di berbagai daerah membuahkan hasil. Pada 1957-1958, terjadi pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) dan Piagam Perjuangan Rakyat Semesta (PERMESTA).

Pemberontakan itu dilakukan oleh partai-partai sayap kanan yang mendapat dukungan dan bantuan dana dari AS, seperti Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) dan Partai Sosialis Indonesia (PSI).

Berbagai bantuan itu terungkap dalam dokumen rahasia Dewan Keamanan Nasional (National Security Council atau NSC) AS yang telah dibuka. Dalam dokumen itu disebutkan, Masyumi dan PSI telah mendapatkan bantuan jutaan dolar dari AS dan CIA.


Selain mendapat kucuran dana, para pemberontak juga mendapatkan bantuan senjata dan personel tambahan dari CIA. Operasi tertutup AS ini terbongkar setelah pesawat Amerika ditembak jatuh dan pilotnya J Popper tertangkap.

Belakangan diketahui bahwa J Popper merupakan agen CIA yang ditugaskan untuk membunuh Soekarno. Rencana pembunuhan Soekarno oleh agen CIA ini diungkap pada tahun 1957 oleh sebuah Komisi Pilihan Senat AS.

Mantan Diplomat Kanada Peter Dale Scott mengatakan, hubungan AS dengan sejumlah politikus sayap kanan dan perwira AD sejak PRRI/PERMESTA terus terjalin hingga tahun 1965-1967. Bahkan, makin bertambah kuat. Sejak peristiwa itu, AS mengucurkan dananya USD20 juta setahun untuk AD dan membina kelompok sipil dalam melawan PKI.

Rahasia ini terungkap dalam nota Kepala Staf Gabungan AS tahun 1958. Nota itu mengatakan, bantuan itu diberikan kepada AD sebagai dorongan kepada salah seorang perwira AD yakni Nasution untuk mengendalikan PKI/komunisme di Indonesia.

Nasution merupakan tentara yang sangat dikenal oleh AS, karena jasanya dalam menumpas PKI, di Madiun tahun 1948. Dalam peristiwa Madiun, ratusan anggota dan simpatisan PKI ditangkap dan dibunuh secara keji.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelum terjadinya pemberontakan PRRI/PERMESTA, sejak terjadinya peristiwa itu AS dan CIA makin agresif. Mereka tidak segan tampil secara terbuka dan terang-terangan, baik melalui sejumlah jurnal ilmiah dan pers, menyerukan kepada AD dan kelompok sipil untuk segera mengambil kekuasaan dari tangan Soekarno dan menghabisi PKI.

Hal ini tampak dari tulisan peneliti dan akademisi Universitas California-Barkeley Guy Pauker pada tahun 1958. Dalam bukunya Rand Corp, Pauker mendesak AD untuk, "melaksanaan suatu misi", "menyerang", dan "menyapu bersih rumahnya". Kata-kata itu sering digunakan militer kepada para mahasiswa Islam, pada awal Oktober 1965, agar melakukan pembunuhan.

Selain Nasution, salah seorang perwira AD yang menyambut seruan Pauker adalah Jenderal Soewarto. Dengan bantuan langsung Pentagon, CIA, Rand Corporation dan Yayasan Ford, Soewarto mendirikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (SESKOAD).

Dalam sebuah dokumen, Pauker mengatakan, bahwa SESKOAD telah mengembangkan doktrin perang teritorial yang sesuai dengan program civic mission, civic action, dan organisasi teritorial.

Atas usulan Pauker itulah, pada tahun 1962, Departemen Luar Negeri AS menempatkan Kelompok Penasehat Latihan Militer AS (Military Training Assistancy Group atau MILTAG) di Jakarta, khusus untuk membantu penerapan "civic mission" atau "civic action" atau "organisasi teritorial" yang mendukung doktrin perang teritorial AD.

Selain doktrin perang teritorial, SESKOAD juga membekali tentara dengan ilmu ekonomi dan administrasi pemerintahan, sebagai persiapan untuk menyelenggarakan pemerintahan atau negara yang terlepas dari pemerintahan sipil Soekarno.

Program latihan ini dimentori oleh para perwira AD dan sipil dari PSI. Di antara perwira AD yang aktif dan menonjol dalam SESKOAD adalah Soeharto yang kemudian menjadi Presiden Indonesia kedua menggantikan Soekarno.


Saat itu, Soeharto baru saja dipecat dari kedudukannya sebagai Panglima AD di Jawa Tengah, karena diduga terlibat korupsi. Namun, ternyata pemecatan itu tidak pernah diumumkan kepada masyarakat, karena operasi penyelundupannya di Pelabuhan Semarang tidak cukup berat untuk dilakukan penuntutan.

Tuduhan korupsi terhadap Soeharto akhirnya dipetieskan, dan dia dikirim ke SESKOAD, pada tahun 1959. Di sekolah ini, dia dibina langsung oleh Soewarto. Dari Soewarto inilah, Soeharto berkenalan secara langsung AS dan CIA dan mulai menyusun kembali karirnya militernya yang sempat tersandung kasus korupsi tersebut.

Sejarawan militer Indonesia Ulf Sundhaussen mengatakan, saat berada di SESKOAD Soeharto sangat mendalami doktrin perang teritorial dan civic mission yang dibawa oleh AS dan CIA.

Bintang Soeharto mulai bersinar saat Ahmad Yani dan stafnya merekrut Soeharto sebagai agen rahasia dalam menggembosi kampanye anti-Malaysia Soekarno. Pada awalnya, para jenderal AD ini tidak menolak rencana Soekarno mengonfrontasi Malaysia sejak September 1963. Tetapi belakangan, ketika pertempuran kecil menghebat pada 1964, mereka mulai berubah pikiran.

Salah satu alasan berubahnya pikiran para jenderal kanan dalam AD menolak kebijakan konfrontasi Soekarno adalah masalah dana. Namun begitu, para jenderal ini tidak ingin berkonfrontasi langsung dengan Soekarno dan PKI.

Politik yang dimainkan AD saat itu adalah muka dua, yakni mendukung konfrontasi Malaysia dan menolaknya sekaligus. Dengan perlahan tetapi pasti, mereka juga memengaruhi Soekarno untuk memberi nama baru komando multifungsi ini menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga), pada September 1964, dan memintanya agar memasukkan Soeharto sebagai Wakil Panglima Kolaga.

Usul AD untuk memasukkan Soeharto sebagai Wakil Panglima Kolaga disetujui pada 1 Januari 1965. Dengan mulai pulihnya kekuasaan Soeharto dalam AD, bersama agen-agennya di Kostrad dia menyabot konfrontasi dengan Malaysia.

Soeharto mulai menghubungi wakil-wakil Malaysia dan Inggris secara diam-diam dan menyakinkan mereka, bahwa AD telah berubah haluan menentang pertempuran-pertempuran kecil dengan pasukan Malaysia dan Inggris dan akan membatasi diri.

Untuk memuluskan rencananya, Soeharto meminta bantuan perwira intelijennya di Kostrad, yakni Ali Moertopo dan orang-orang sipil yang pernah terlibat dalam peristiwa PRRI/PERMESTA dan hidup dalam pengasingan di Singapura dan Malaysia, agar kembali ke Indonesia dan turut menghentikan konfrontasi dengan Malaysia.

Soeharto juga meminta sahabatnya Kolonel Yoga Sugama dari Belgrado untuk kembali ke Indonesia dan menggantikan Ali Moertopo dalam memimpin operasi menghentikan konfrontasi dengan Malaysia, dan mengirim perwira Kostrad Benny Moerdani ke Bangkok untuk menghubungi para pejabat yang pro-Barat di sana dengan menyamar sebagai manajer penjualan Garuda.

Dalam analisanya, kelompok Soeharto berpendapat bahwa konfrontasi dengan Malaysia merugikan AD, karena akan menjauhkan misi AD yang didukung AS dan CIA dalam kampanye melawan PKI. Hal ini tertuang dalam laporan rahasia intelijen Kostrad, pada tahun 1964 yang menyatakan, konfrontasi mengacaukan upaya AD untuk mengendalikan PKI.

Setelah konfrontasi Malaysia bisa diselesaikan, AS dan CIA melihat kemampuan Soeharto dalam mengatasi "keadaan" dapat diandalkan dalam misi menggulingkan Soekarno dari kekuasaan dan menghancurkan PKI.


Ketika kondisi kesehatan Seokarno memburuk akibat ginjalnya yang harus dioperasi, kelompok Soeharto dari Kostrad mulai menghembuskan provokasi tentang ancaman PKI yang akan mengambil alih kekuasaan dan sangat membahayakan AD.

Menurut analisa CIA yang telah diterbitkan tentang G30S, sejak Januari 1965, Kelompok Pemikir Jenderal AD yang terdiri dari Jenderal Suprapto, Jenderal Harjono, Jenderal Parman, dan Jenderal Sukendro sering membuat pertemuan rutin dan rahasia untuk merundingkan situasi terburuk yang akan terjadi dan tugas AD. Pimpinan kelompok ini adalah A Yani.

Kelompok rahasia Yani ini bocor ke telinga Soekarno dan Yani dipanggil ke Istana Negara untuk dimintai keterangan, pada 22 Mei 1965. Kepada Soekarno, Yani memaparkan apa yang didengarnya sebagai Dewan Jenderal.

Menurut Yani, banyak orang telah salah kaprah dalam menyebut Dewan Jenderal yang sebenarnya adalah dewan kenaikan pangkat di kalangan perwira tinggi AD, Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).

Namun, Duta Besar AD Howard Jones menyebut bahwa diskusi Kelompok Yani yang dilangsungan antara tahun 1965 adalah untuk menyusun rencana khusus mengambil alih pemerintahan pada saat Soekarno turun panggung. Hal ini dilaporkan informan AS yang ikut dalam rapat dengan Jenderal Parman yang merupakan anggota dari kelompok rahasia Yani.

Untuk memastikan informasi yang didengarnya dan mengetahui sejauh mana kebenaran hubungan Indonesia-AS, pada April 1965, Diplomat AS Ellsworth Bunker diutus Pentagon ke Jakarta. Dalam pandangan Bunker yang menyeluruh, dilaporkan bahwa sangat sulit untuk menghadapi Soekarno secara terbuka dan terang-terangan, karena harapan rakyat yang besar terhadapnya.

"Tidak perlu disangsikan kesetiaan rakyat yang tidak bisa diserang itu. Bangsa Indonesia dalam sangat mengharapkan kepemimpinan darinya, mempercayai kepemimpinannya, dan bersedia mengikutinya," tulis Bunker kepada Presiden Johnson.

Dalam laporannya itu, dia melanjutkan bahwa tidak ada kekuatan di Tanah Air yang bisa menyerangnya, tidak pula ada bukti bahwa suatu kelompok penting ingin berbuat demikian.

Assistant Professor di Departemen Sejarah University of British Columbia, Vancouver, Kanada, John Roosa melihat, bahwa cukup beralasan ketika dibutuhkan dalih untuk menghancurkan PKI dengan cara hendak menyelamatkan Soekarno, dan AD harus tampil sebagai penyelamat itu, bukan sebagai penggali liang kubur bagi dirinya sendiri.

Saat terjadi Gerakan September Tiga Puluh atau Gestapu, skenario lama AS dan CIA, serta AD, akhirnya mendapatkan momennya yang tepat. Apalagi, dalam peristiwa itu AD jadi memiliki dalih untuk menghancurkan PKI dan menggulingkan Soekarno.

Skenario dibuat dalam beberapa tahapan sesuai dengan laporan Bunker, bahwa AD harus berperan seolah-olah menyelamatkan Soekarno dan menuding PKI melakukan kup, lalu melancarkan represi besar-besaran terhadap PKI diseluruh negeri, dan tetap mempertahankan Soekarno sebagai Presiden boneka, serta membangun pemerintahan baru yang dikuasai oleh AD.

Lima hari setelah terjadinya Gestapu, yakni 5 Oktober 1965, para jenderal sayap kanan AD telah berkumpul dan sepakat untuk menghancurkan PKI dan menjalankan skenario yang telah lama direncanakan.


Di Jawa Tengah, AD mempersenjatai sukarelawan pemuda Muslim untuk berhadap-hadapan dengan PKI. Untuk mempermudah jalinan komunikasi dalam pembunuhan terhadap anggota dan simpatisan PKI, AS mengirimkan perangkat radio lapangan (mobile radio) yang sangat canggih dari Pangkalan Udara Clark di Filipina ke markas besar Kostrad.

Melalui radio itulah, AS memantau gerakan AD dalam membasmi komunis di Indonesia. Hal ini diungkap wartawan Kathy Kadane yang mewawancarai para pejabat tinggi AS diakhir 1980 yang menyatakan AS memantau gerakan AD melalui radio itu.

AD dan CIA juga mengucurkan uang dalam jumlah besar untuk pendirian kelompok sipil oleh AD yang disebut dengan Kesatuan Aksi Pengganyangan Gerakan 30 September (Kap-Gestapu) dan mengerahkan aksi-aksi demonstrasi mahasiswa. Pada awal Desember 1965, Dubes AS Green memerintahkan untuk mengucurkan dana Rp50 juta rupiah kepada Wakil Kap Gestapu Adam Malik.

Setelah menghancurkan PKI, dan mendemisionerkan kabinet Soekarno, pada pertengahan Maret 1966 dengan memenjarakan 15 menteri, serta menyiapkan pengganti mereka, dan mempertahankan Soekarno sebagai Presiden, AS menepati janjinya dalam memberikan bantuan kepada Pemerintahan AD yang baru lahir.

Dengan bantuan 50.000 ton beras pada April 1966, dan 75.000 ton kapas, serta USD60 juta kredit pertukaran mata uang asing secara cepat dari Jerman, Jepang, Inggris, dan AS pada Juni 1966, pemerintahan baru AD itu ingin menunjukkan kepada rakyat Indonesia bahwa AD mampu memimpin mereka dan memerbaiki keadaan perekonomian yang buruk di masa Soekarno.

Sampai di sini, ulasan singkat Cerita Pagi tentang Keterlibatan AS dalam Gestapu yang diikuti dengan pembunuhan massal terhadap anggota dan simpatisan PKI dan berakhir dengan tumbangnya Soekarno dari kursi kepresidenan.

*Prof Benedict Anderson mempunyai kesan bahwa singkatan Gestapu itu sendiri merupakan satu alasan lain dengan menganggap bahwa Gestapu adalah buatan Amerika Serikat. Kata Gerakan September Tiga Puluh sendiri terdengar janggal dalam bahasa Indonesia. Hal ini sama dengan mengatakan Teenth Four (Mei Sepuluh Empat) sebagai ganti May Four Teenth (Empat Belas Mei).

Sumber Tulisan:
Bradley R Simpson, Economists with Guns, Amerika Serikat, CIA, dan Munculnya Pembangunan Otoriter Rezim Orde Baru, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2010.
Pater Dale Scott, Ameri Serikat dan Penggulingan Soekarno 1965-1967, Vision 03, Cetakan Kedua September 2003.
John Roosa, Dalih Pembunuhan Massal, Gerakan 30 September dan Kudeta Soeharto, Hasta Mitra, Jakarta 2008.

(san)

sindonews

[Dunia] Akankah Rusia Kirim Kapal Induk ke Suriah?

Kapal Induk Rusia Kuznetsov akan meninggalkan Murmansk minggu ini dengan kesiapan perang penuh

Armada Utara Angkatan Laut Rusia membantah laporan yang mengatakan bahwa armada kapal induk Admiral Kuznetsov telah melakukan pelayaran ke Suriah, seperti dikutip dari laman Xinhua, Kamis (15/10/2015).

Dalam pernyataannya, kapal induk Admiral Kutnetsov tengah menjalani pemeliharaan di pelabuhan utara Murmansk, Rusia. Setelah menyelesaikan pemeliharaan, kapal tersebut akan melakukan serangkaian tugas rutin di Laut Barents selama beberadap minggu mendatang.

Media di Rusia sebelumnya mengabarkan jika pihak Kremlin akan mengirimkan kapal induk Amiral Kuznetsov ke Suriah. Kabar itu didapatkan dari sebuah sumber di dalam militer Rusia.

The Russian carrier Kuznetsov

Selain itu, Rusia juga menurunkan beberapa kapal Angkatan Lautnya guna mensukseskan operasi militer tersebut. Kapal yang ikut berpartisipasi adalah Caspian Flotilla. Rusia juga mempertahankan sebuah pangkalan Angkatan Laut kecil di Mediterania, namun strategis di pelabuhan Tartus, Suriah.

Menteri Susi Segera Tenggelamkan Dua Kapal Tanker

Kapal nelayan ilegal yang ditenggelamkan perairan Bitung, Sulawesi Utara, (20/5/2015)
 
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengidentifikasi dua kapal tanker berukuran besar yang diduga ilegal. Kedua kapal tersebut yaitu MT Galuh Pusaka dan MT Mascot II.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiatuti bahkan siap menenggelamkan dua kapal tanker tersebut bersama 14 kapal pelaku illegal fishing yang ditangkap beberapa waktu lalu. “Rencana penenggelaman kapal pada19-20 Oktober 2015,” ujar Susi di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (15/10/2015).

MT Mascot II,Tanker Bermuatan 253 Ton Solar Kencing di Laut Ditangkap TNI AL (Tribun Batam/M Ikhsan)
Menurut menteri asal Pangandaran Jawa Barat itu, MT Galuh Pusaka ditemukan di perairan Tarempa, Anambas Kepulauan Riau pada 30 Juni 2014 lalu dalam keadaan tanpa awak dan ruang mesin tidak berfungsi.



Sementara MT Mascot II ditangkap karena membawa muatan 253 ton bahan bakar solar tanpa dilengkapi dokumen yang sah di Laut China Selatan. Di luar penenggelaman kapal itu, KKP terus melakukan analisis hukum terkait dua kapal tanker tersebut.

MT Galuh Pusaka dapat dikenakan pasal perbuatan curang sebagaimana diatur pasal 378 KUHP dengan penjara paling lama 4 tahun. Sanksi lain berupa pidana penjara paling lama 1 tahun atau denda paling banyak Rp 200 juta juga menanti pemilik Kapal MT Galuh lantaran izinnya diduga telah habis.

Pemilik Kapal MT Mascott II yang mengangkut BBM tanpa izin terancam sanksi pidana paling lama empat tahun dan denda paling banyak Rp 40 miliar sebagaimana ditentukan pada pasal 53 jo Pasal 23 UU No 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 

jakartagreater 

[Foto] Radar AESA: Absen di Sukhoi Su-35, Hadir di Eurofighter Typhoon dan F-16 Viper


Pemerintah lewat Kementerian Pertahanan RI dan TNI AU telah memutuskan Sukhoi Su-35 Super Flanker sebagai pengganti jet tempur F-5 E/F Tiger II. Setelah pernyataan tersebut, lantas bagaimana dengan nasib dari Eurofighter Typhoon dan SAAB JAS Gripen NG yang terbilang gencar dipromosikan di Indonesia? Bahkan meski ada pengumuman atas ‘kemenangan’ Su-35, Lockheed Martin dengan F-16 Viper justru percaya diri menjajakan jet tempur generasi 4.5 tersebut ke Indonesia.



Yang unik, meski keputusan pengganti F-5 telah dimenangkan Su-35, namum sampai tulisan ini dibuat belum juga ada kontrak penandatanganan pembelian. Entah mungkin masih ada tarik ulur terkait detail pembelian, seperti nilai kontrak, jenis senjata, dukungan logistik sampai urusan ToT (transfer of technology), yang pastinya butuh waktu untuk mencari kata sepakat. Lain dari itu, para kompetitor Sukhoi masih melihat ada peluang untuk memasok jet tempur baru untuk Indonesia, toh sejatinya diluar pengganti F-5, TNI AU masih butuh beberapa skadron tempur.



Meski Sukhoi Su-35 terbilang superior dan punya banyak keunggulan komparatif, tapi ada satu yang terasa agak ketinggalan, yakni sistem radar yang menganut teknologi PESA (Passive Electronic Scanning Array), seperti yang digunakan pada Sukhoi Su-27. Padahal generasi Su-30MKI (hasil pengembangan Rusia dan India) telah dilengkapi radar Zhuk yang mengusung teknologi AESA (Active Electronically Scanned Array) yang lebih baru.


Radar CAPTOR-E

Nah, teknologi radar AESA ini sejatinya justru sudah hadir dalam paket sistem sensor Eurofighter Typhoon dan F-16 Viper. Typhoon versi awal dilengkapi mechanically scanned radar CAPTOR-M. Radar ini masih menganut sistem konvensional yaitu scanning dilakukan dengan mengarahkan fisik antena. Radar ini kemudian digantikan dengan Active Electronically Scanned Array (AESA) CAPTOR-E. Sementara F-16 Viper hadir dengan platform SABR (Scalable Agile Beam Radar) AESA yang mengusung antena radar APG-83 buatan Northrop Grumman.


Radar Sukhoi Su-35

Perbedaan mendasar dari kedua sistem radar terletak pada sumber tenaganya (Transmitter), dimana PESA masih menggunakan 1 sumber tenaga, seperti klystron atau Travelling Wave Tube yang dihubungkan ke antena melalui Kabel atau Waveguide (Pandu Gelombang) yang akan terhubung pada suatu “feed” (bisa Corporate Feed seperti pada N011M BARS atau Space Feed seperti pada N001 PERO) yang akan menyalurkan gelombang elektromagnetik dari Waveguide ke pemancar (Emitter). Sementara pada radar AESA, sumber tenaganya berasal dari banyak modul TR (Transmit-Receive)yang terdapat pada antena.



Radar AESA memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan sistem mekanik konvensional. Radar beam bisa diarahkan lebih cepat dan fleksibel (agile beam steering) secara elektronik. Hasilnya radar ini bisa mendeteksi dan tracking lebih banyak target. Selain itu radar AESA ini juga memiliki kemampuan LPI (Low Probability of Intercept). LPI berarti emisi radar lebih sulit dideteksi lawan. Typhoon bisa menggunakan radar aktif untuk mendeteksi lawan dengan kemungkinan kecil lawan bisa tahu bila sedang di deteksi.



Radar AESA biasanya dipasang mati ke rangka pesawat. Proses scanning bisa dilakukan dengan cepat secara elektronik. Akan tetapi cara seperti ini hanya bisa mengcover area 120 derajat di depan. Pada CAPTOR-E, array AESA dipasang dalam sebuah gimbal, sehingga bisa digerakkan untuk mengcover area 180 derajat di depan. Gimbal AESA ini adalah sebuah prestasi engineering tersendiri. Jika sistem mekanik konvensional hanya butuh kabel untuk satu antenna transmit/receive. AESA butuh jalur untuk puluhan bahkan ratusan modul transmit receive.

Pada simulasi radar APG-68 AESA di F-16 Viper yang punya kemampuan deteksi jarak jauh (160 nautical mile), pesawat dengan sudut hidung 60 derajat dapat men-track 20 target sekaligus, baik yang terbang rendah maupun terbang tinggi. Radar tentunya dapat di setting sesuai misi air to surface, air to air, dan air to sea. Selain telah digunakan AS, APG-68 AESA saat ini baru digunakan F-16 AU Korea Selatan.

Katakankan untuk dalam suatu kondisi penggunaan radar untuk penjejakan sudah tak maksimal, semisal dalam pertempuran jarak dekat (dog fight), maka yang akan mengambil peran adalah penjejak target berbasis elektro optik. Meski bukan istilah yang populer, penjejak canggih ini mudah dilihat, pasalnya punya bentuk desain bola kaca yang disematkan di sisi luar depan kokpit. Di Typhoon perangkat ini disebut PIRATE (Passive InfraRed Airborne Track Equipment) buatan Eurofirst yang merupakan konsorsium dari Sales EX, Thales Optronics, dan Tecnobit. Ketiganya adalah pemasok utama perangkat avionic Typhoon. Dari perannya, PIRATE di Typhoon sebagai pendukung sistem penjejak utama pada radar AESA. Dengan basis FLIR (Forward looking Infra Red), dalam suatu misi bisa saja pilot diharuskan harus melakukan radar silient, atau jaga-jaga bila radar mengalami error, maka PIRATE bakal menjadikan pilot percaya diri meladeni dog fight. Selain Typhoon, PIRATE juga digunakan pada JAS 39 Gripen.




Begitu pun di Sukhoi Su-27/Su-30 dan Su-35, hadir penjejak elektro optik model OEPS-27. Nah, disini minusnya F-16, jet tempur mesin tunggal ini tak dibekali penjejak elektro optik internal. (Gilang Perdana)

Indomiliter

[Foto] Rudal Stinger

Rudal Panggul Perisai Udara


Stinger rudal panggul pertahanan udara buatan Amerika ini terkenal akan kehandalannya. Diciptakan dari 3 jenis generasi Stinger basic, Stinger-passive optical seeker technique, Stinger-reprogrammable microprocessor. Sebagai senjata buatan Amerika, Stinger diciptakan dengan teknologi yang sangat tinggi. Stinger diciptakan untuk menggantikan rudal FIM-92A/B, yang dianggap kinerjanya kurang mumpuni. [Getty Images]


Stinger diciptakan dan dirancang oleh General Dynamics/Raytheon Missile System. Pertama kali digunakan oleh militer Amerika pada tahun 1978, dan dirancang dengan teknologi modular. Sistem ini memungkinkan Stinger untuk ditembakan dari beragam platform. Stinger tergolong ke dalam rudal MANPADS. [Getty Images]


Pada tahun 1992 militer Amerika meminta kemampuan Stinger ditingkatkan, sehingga lahirlah Stinger varian FIM-92 Block 1. Dimana teknologi penjejak dan perangkat lunak mampu memburu target seperti helikopter dan pesawat tempur melalui penjejakan infra merah atau IR Signature. [Getty Images]


Uni Soviet merupakan negara pertama yang merasakan betapa hebatnya rudal panggul Stinger. Lantaran Amerika menyuplai taliban dengan rudal Stinger untuk menundukan AU Soviet pada perang Afganistan-Soviet. Namun sayang dari sekian banyak rudal Stinger yang disuplai oleh Amerika, tidak sedikit yang digunakan kembali untuk menyerang mantan sekutunya pada perang Amerika-Afganistan. [Getty Images]


Rudal Stinger menggunakan sistem berpemandu passive IR Homing, yang sensornya terbuat dari indium antimon dengan sistem pendingin gas argon. Rudal ini dilengkapi dengan bahan bakar padat untuk mendorong rudal menuju sasaran. Memiliki bobot yang cukup ringan sekitar 15 Kg, sehingga dapat dioperasikan oleh 1 orang. [Getty Images]


Stinger dilengkapi dengan hulu ledak annular blast fragmentation, dengan mekanisme detonasi tipe delayed impact fuze dan penetrating fuze. Dengan kecepatan melesat mencapai mach 2,2 dengan jangkauan maksimal mencapai 3 Km. [Getty Images]

Tempo

Sang Penyelamat Korban Helikopter EC 130

Fransiskus korban selamat dari helikopter yang jatuh di Danau Toba, saat dibawa ke RSU Hadrianus Sinaga, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Selasa (13/10/2015).

Serma Marinir Joko Santoso adalah salah seorang yang tergabung dalam tim SAR gabungan pencarian helikopter EC 130 yang hilang. Joko wajar disebut sang penyelamat karena anggota Satuan Angkatan Laut dari Lantamal I Belawan ini berhasil menyelamatkan Fransiskus (22), salah seorang penumpang helikopter yang jatuh pada Minggu (11/10/2015).

Diwawancarai di Pelabuhan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, sesaat setelah turun dari kapal SAR, Rabu (14/10/2015), Joko mengisahkan penyelamatan Fransiskus. Awalnya, Joko bersama tim gabungan yang berjumlah delapan orang melihat sebuah benda mencurigakan muncul dan tenggelam. Dalam hati, Joko meyakini benda tersebut merupakan barang bukti dari helikopter. Setelah jarak cukup dekat, Joko bersama timnya melihat sosok manusia yang mengapung.

Dia melihat Fransiskus masih sempat berenang beberapa kayuhan. "Saya salah satu korban helikopter," kata Fransiskus lemah. Melihat pria itu sudah terlihat sangat lemah, tim langsung melemparkan pelampung. Namun, saat itu, Fransiskus tak bisa meraih pelampung itu dan malah tenggelam. Tanpa berpikir panjang, Joko langsung terjun ke danau dan menarik tubuh Fransiskus yang mulai tenggelam itu

"Saya langsung terjun ke air dan menarik korban yang sudah mulai tenggelam," tutur pria berkulit legam dengan logat Jawanya yang kental itu. Saat ditanya soal imbalan yang diinginkannya setelah menyelamatkan nyawa Fransiskus, Joko mengatakan, dia tidak mengharapkan apa pun karena yang terpenting adalah dia bisa menyelamatkan nyawa seseorang. "Memang saya punya firasat bahwa saya akan menemukan sesuatu dalam pencarian," kata Joko.

Joko yang sudah berpengalaman dalam berbagai aksi penyelamatan di air itu menemukan korban tanpa pakaian dan hanya sebuah jam tangan yang melekat di tangan. Belajar dari pengalamannya, Joko langsung memberikan pertolongan pertama. Joko langsung menanggalkan pakaiannya dan memberikan pakaian itu kepada korban agar tubuhnya hangat. Saat melihat tubuh korban menggigil, saat itu juga Joko memeluk korban dan berbagai cara dilakukan untuk menolong korban.

"Bahkan, sewaktu saya melepas tangan dari genggaman korban, malah korban kembali menarik tangan saya. Mungkin karena menggigil dan ketakutan," kata dia. Joko lalu menghubungi posko pencarian agar menyiapkan ambulans untuk mengangkut korban yang langsung dilarikan ke Puskesmas Onan Runggu guna mendapat pertolongan. Setengah jam berada di puskesmas, korban kemudian sadar dan dapat memberikan keterangan singkat.

Selanjutnya, dia dirawat secara intensif di Rumah Sakit Umum Hadrianus Sinaga, Pangururan, Kabupaten Samosir. Menurut Joko, korban Fransiskus lolos dari maut merupakan keajaiban Tuhan, apalagi melihat kondisi air yang sangat dingin, diperkirakan korban tidak bisa bertahan selama tiga hari dua malam. "Saya sendiri sebagai anggota marinir mengakui air Danau Toba sangat dingin dan satu malam saja saya dalam air, terus terang tidak mampu bertahan," kata Joko.

"Tapi, inilah mukjizat Allah. Saya bangga bisa menyelamatkan nyawa manusia. Itu merupakan tugas saya dan saya bangga melakukan pekerjaan ini. Terlepas dari suku, ras, agama, saya tidak pernah membedakannya," kata sang marinir. Sepanjang pengalamannya sebagai anggota marinir, Joko Santoso juga pernah menyelamatkan seorang korban gempa Nias yang sudah lima hari terombang-ambing di laut tetapi bisa bertahan hidup.

"Ini pengalaman berharga bagi saya. Mudah-mudahan korban lainnya bisa ditemukan secepatnya dan berharap masih hidup," ujar Joko mengakhiri penjelasannya.

Kmpas

[Dunia] Iran Pamerkan Pangkalan Rudal Bawah Tanah

Iran untuk pertama kalinya memamerkan pangkalan rudal yang terletak 500 meter di bawah tanah. (Fars News Agency/FNA)

Iran untuk pertama kalinya memamerkan pangkalan rudal bawah tanah mereka melalui kantor berita Fars. Diberitakan CNN, Kamis (15/10), terowongan itu terletak sekitar 500 meter di bawah sebuah gunung.

Terowongan itu sangat besar, terdiri dari sekitar tiga jalur truk yang mampu membawa rudal besar. Dalam video yang diunggah Rabu itu, terlihat truk-truk pembawa rudal terparkir di sepanjang terowongan milik Kekuatan Angkasa Garda Revolusi Iran. Video itu dipublikasi selang beberapa hari setelah media Iran melaporkan uji coba rudal balistik jarak jauh.

Pejabat Amerika Serikat mengatakan, uji coba ini merupakan pelanggaran resolusi PBB terkait larangan aktivitas rudal balistik. Namun pejabat AS melanjutkan, uji coba ini bukan pelanggaran kesepakatan nuklir antara AS, Iran dan lima negara peserta perundingan.

Iran saat ini memang tengah memperbarui teknologi rudal mereka untuk mengganti pasokan yang sudah tua. "Per tahun depan, generasi baru dan lebih canggih dari rudal jarak jauh berbahan bakar padat dan cair akan menggantikan produk yang ada saat ini," kata juru bicara militer Iran, Brigadir Jenderal Amir Ali Hajizadeh.

Hajizadeh mengatakan, pangkalan rudal bawah tanah yang ditampilkan di situs Fars hanya satu dari banyak fasilitas serupa di seluruh Iran. Berbicara dalam sebuah kuliah umum di universitas Teheran awal bulan ini, Hajizadeh mengatakan semua pangkalan militer AS di Timur Tengah masuk dalam jangkauan rudal Iran.

CNN

[Dunia] A-330 Pertama Angkatan Udara Singapura Siap Menjalani Konversi ke MRTT

Pesawat A-330 yang akan dijadikan sebagai pesawat tanker AU Singapura (photo : Ramon J)

Pada situs penerbangan plane mad beberapa waktu lalu telah diunggah gambar yang diambil pada 10 September 2015 di Toulouse Blagnac, Prancis.

Gambar yang diposting oleh Ramon J ini merupakan penerbangan pertama dari pesawat Airbus A-330 Angkatan Udara Singapura sebelum dikonversi menjadi pesawat dengan kemampuan Multi Role Tanker Transport (MRTT). Pesawat ini menggunakan registrasi EC-333.

Singapura telah memesan sejumlah pesawat tanker berbasis pesawat sipil Airbus A-330, tidak disebutkan jumlah pesawat yang dipesan namun diperkirakan pesanan berjumlah enam unit. Saat ini Angkatan Udara Singapura telah mengoperasikan empat pesawat tanker jenis KC-135R dengan jumlah pesawat empat unit.

Kesatuan yang menaunginya adalah Skuadron 112 Aerial Refuelling yang bermarkas di Changi. Pesawat ini selanjutnya akan menjalani konversi sebagai pesawat tanker-transport yang akan memakan waktu 10 hingga 12 bulan.

Kemampuan pesawat tanker ini adalah mempunyai daya jelajah ferry range hingga 14.800 km, dan dapat mengangkut bahan bakar maksimal 111.000 kg, lebih besar 20% dibandingkan tipe pesawat KC-135R yang dipunyai saat ini.

defense studies

[Dunia] Arab Saudi Borong Ratusan Rudal Patriot AS

Pembelian lebih dari 300 rudal Patriot buatan AS dirasa mendesak oleh Saudi, menyusul ancaman yang semakin nyata dari pemberontak Yaman dan Iran. (Dok. U.S. Department of Defense)

Arab Saudi memborong 320 rudal Patriot PAC-3 buatan Lockheed Martin Corp yang disepakati dengan Amerika Serikat pekan lalu. Saudi juga akan membeli sistem anti-rudal jarak jauh buatan Lockheed dalam waktu dekat.

Menurut staf senior Lockheed kepada Reuters, Rabu (14/10), kesepakatan pekan lalu itu adalah bagian dari rencana pembelian 600 rudal Patriot AS oleh Saudi senilai US$ 5,4 miliar atau lebih dari Rp 72,8 triliun yang disetujui dalam pembicaraan kedua negara Juli lalu. Arab Saudi, sekutu dekat AS di Timur Tengah, saat ini berpartisipasi dalam upaya koalisi pembasmi ISIS di Suriah serta memerangi pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.

Rudal Patriot PAC-3 yang ampuh menghadang pesawat tempur dan rudal musuh saat ini digunakan oleh AS, Belanda, Jerman, Jepang, Taiwan dan Uni Emirat Arab. Joe Garland, wakil presiden divisi pengembangan rudal dan senjata api Lockheed mengatakan Saudi akan membeli 280 rudal Patriot lainnya pada tahun depan.

Dia mengatakan Saudi juga tertarik membli sistem anti-rudal balistik Lockheed yaitu Terminal High Altitude Area Defence atau THAAD. Rencananya kesepakatan pembelian akan dilakukan pada 2017 mendatang. Sebelumnya Lockheed telah mengatakan Saudi berpotensi membeli THAAD, namun kesepakatan pembelian akan memakan waktu tiga hingga lima tahun ke depan. Kementerian Luar Negeri AS menolak mengomentari pembelian ini.

Menurut Garland, Saudi meningkatkan pertahanannya menyusul meningkatnya ancaman di kawasan. Riki Ellison, pendiri lembaga non-profit Missile Defense Advocacy Alliance, mengatakan pengembangan alat pertahanan bagi Saudi sangat mendesak karena militan di Yaman mulai menembakkan rudal Scud ke wilayah Saudi dan pertahanan Iran juga semakin meningkat.

Terpisah, pemerintah AS pada Rabu kemarin mengatakan telah menyetujui rencana penjualan sembilan helikopter Black Hawk UH-60M buatan Sikorsky Aircraft, bagian dari perusahaan United Technologies Corp, seharga US$ 495 juta. (den)

CNN