Saturday 14 November 2015

Prajurit Marinir Saat Latihan Renang Tempur


Ratusan anggota Batalyon Infantri-10 Marinir yang dipimpin sang komandan, Mayor (Mar) Nioko Budi Legowo Harumbintoro melakukan latihan renang tempur. Latihan ini berlangsung di Pantai Melur Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (12/11/2015).

Mayor Nioko mengatakan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka membina kemampuan renang prajurit Yonif-10 Marinir sebagai pasukan garda terdepan. Seusai melaksanakan renang dengan menggunakan senjata, dilanjutkan dengan menembak dengan senjata yang dipakai renang. Hasil yang didapat, senjata tersebut tidak mengalami masalah dan dapat dipergunakan untuk menembak.

Anggota Yonif-10 Marinir TNI AL. (Dispen Kormar)

Kegiatan yang diikuti seluruh prajurit Yonif-10 Marinir tersebut dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap pertama dilaksanakan masing-masing kompi tanpa menggunakan senjata. Sementara tahap kedua dilaksanakan secara bersamaan satu batalyon dengan menggunakan senjata dengan menempuh jarak sejauh 600 meter.


Batam adalah salah satu kota penting dan strategis di Indonesia karena kota ini langsung berbatasan dengan Singapura. Kota ini juga setiap menit dilewati kapal-kapal barang dan kapal angkut lainnya yang hendak melintas ke Selat Malaka. Untuk membuat Batam aman dari segala gangguan Batalyon Infanteri 10/Marinir yang bermarkas di Pulau Setoko, Batam Provinsi Kepulauan Riau, selalu menjaga kesiapan mereka di tingkat tertinggi.

Tidak Ada yang Berani Perang Dengan Indonesia

"Kita punya 100 juta rakyat, ada yang berani menyerang 100 juta? Tidak berani."

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. ©2015 merdeka.com/dwi narwoko

Konflik Laut Cina Selatan saban tahun terus memanas. Teranyar, kapal perang milik negara Abang Sam itu melanggar wilayah 12 mil laut yang diklaim Cina masuk wilayahnya. Kapal perang UUS Lassen dengan peluru kendali penghancur itu terdeteksi di sekitar karang Subi dan Mischief di kepulauan Spratly.

Tentunya ancaman bagi Indonesia begitu dekat jika perang terbuka oleh dua negara itu terjadi di Laut Cina Selatan. Sejak memanasnya Konflik Laut Cina Selatan, Indonesia sebagai salah satu negara yang punya posisi tawar akan konflik dua negara itu sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah menggelar patroli bersama.

Sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu juga berupaya agar Konflik Laut Cina Selatan benar-benar tak terjadi. Salah satunya ialah melakukan lawatan ke kedua negara itu untuk melakukan kunjungan membahas soal ini. "Kalau saya bilang hanya satu cara menyelesaikan ini, yaitu kebersamaan," ujar Ryamizard saat berbincang dengan merdeka.com di kantornya, Rabu kemarin.

"Saya bergerak tidak ngawur, ada patokan. Yaitu diplomasi Kementerian Pertahanan. Jadi saya tegaskan dalam pembukaan ikut serta mendamaikan dua negara bertikai, perdamaian dunia. Itu amanat untuk bangsa ini. Saya bergerak untuk mendamaikan. Saya bilang tidak ada lagi perang"

Namun sebagai Menteri Pertahanan, Ryamizard juga menyiapkan segala kemungkinan yang terjadi. Salah satunya ialah menguatkan strategi pertahanan perang Indonesia dengan menyiapkan bala tentara berikut rakyatnya melalui bela negara. Tujuannya adalah agar negara lain berpikir lebih jauh untuk bertindak dengan Indonesia.

"Kita punya 100 juta rakyat, ada yang berani menyerang 100 juta? Tidak berani," ujarnya menegaskan.

Berikut petikan wawancara dengan Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kepada Laurel Benny Saron Silalahi dan Arbi Sumandoyo dari merdeka.com soal Konflik Laut Cina Selatan dan pertahanan Indonesia.


Konflik Laut Cina Selatan tiap tahun selalu memanas, bagaimana Anda sebagai Menteri Pertahanan melihat ini ?

Tidak memanas. Kemarin sebelum saya melakukan aksi saya saksinya, kemarin itu zonanya masih merah sekarang tinggal kuning. Saya bergerak ke Cina, saya bergerak ke Amerika, saya makan malam dengan kedutaan di sana, saya bicara di sana juga. Akhirnya Cina terbuka, dulu mana bisa Cina terbuka. Sampai dia bilang, oke. Dulu tidak mau. Ini halaman rumah kita bersama-sama, mari kita jaga sama-sama kan terbuka. Sekarang sudah kuning.

Tetapi kemarin kapal perang Amerika sudah merapat ke laut Cina ?

Itu patroli saja, ide kan dari saya. Sekarang Amerika juga. Kalau saya bilang hanya satu cara menyelesaikan ini, yaitu kebersamaan. Bahkan patroli perang tidak bagus, saya bilang patroli perdamaian. Kemarin Amerika dialog juga sama kita, kenapa Laut Cina Selatan begini, Cina bilang ribuan orang lalu-lalang lewat wilayah mereka tetapi apakah mereka lewati wilayah kita, kita larang, tidak silakan saja. Kalau berapa mil dari tempat tanah segala macam tidak boleh, kalau yang lain silakan saja, sudah terbuka dia.

Sebelumnya Cina juga mengklaim Pulau Natuna itu masuk wilayah mereka ?

Enggak itu. Tetapi memang ada batasan sedikit yang milik mereka, Siapa yang bilang Pulau Natuna. Jadi memang ada batasan antara milik Cina dan milik kita, tetapi itu tidak ada masalah

Selain patroli bersama apa upaya Anda, mengingat Indonesia punya posisi tawar menyelesaikan konflik laut Cina Selatan ?

Saya bergerak tidak ngawur, ada patokan. Yaitu diplomasi Kementerian Pertahanan. Jadi saya tegaskan dalam pembukaan ikut serta mendamaikan dua negara bertikai, perdamaian dunia. Itu amanat untuk bangsa ini. Saya bergerak untuk mendamaikan. Saya bilang tidak ada lagi perang. Sampai ada tulisan dari Amerika berapa bulan lalu, Menhan Ryamizard menyatakan 'Mari kita menyatakan tidak ada perang lagi, perhatian tidak membunuh tetapi menyelamatkan manusia'. Itu langsung tulisan dari Amerika. Jadi saya pergi ke Cina, Amerika percaya tidak cemburu. Saya ke sini Cina tidak apa-apa. Dia bilang sama staff saya, saya setuju sama Menhan, dia netral mau ke Amerika tidak ada masalah. Kita tunjukkan kita netral, kalau tidak netral susah masuk kita. Tidak terima. Di Asia sendiri ada yang ke Cina, ada yang ke Amerika. Kemudian kita ini negara Non Blok. Kita, seperti Mesir dan Maroko. Itu kita pegang. Dengan itu kita laksanakan politik bebas aktif. Bebas ke mana-mana saja. Aktif, saya aktif.

Amerika mendorong patroli di Laut Cina Selatan ditingkatkan, termasuk dia akan mengirimkan bantuan ?

Iya semuanya, Amerika , Cina tuh berebut memberikan bantuan. Kita bangun Pulau Natuna. Nanti kalau sulit baru minta bantu, sekarang kita kerja sendirilah, masa minta-minta. Niat baik mereka ada, karena apa, mereka percaya. Kepercayaan ini tidak boleh sampai hilang. Ini mahal. Tensi tidak meningkat, tetapi turun. Hijau, kuning, merah. Sekarang merah, lalu kuning. Kalau hijau masih sangat lama, tidak gampang. Kalau mepet-mepet hijau sudah bagus kan. Kita masih mepet merah.

Apakah ada upaya bersama negara-negara Asean untuk menentukan wilayah udara maupun laut untuk mengamankan Laut Cina Selatan ?

Sekarang tinggal koordinasi saja. Saya minta nanti koordinasi angkatan udara kita dengan angkatan udara dia. Kemudian saya juga menyekolahkan hukum-hukum udara di Kanada. Hukum laut di Belanda kalau enggak salah. Kita belajar supaya tahu hukum begitu. Yang penting di Asean ini harus jadi contoh, terutama Timur Tengah. Saya ngomong waktu ke Iran kemarin, kenapa kamu begitu, contoh dong Indonesia. Waktu kita membentuk Asean ada kesepakatan kalau terjadi perselisihan jangan menggunakan dengan kekerasan bersenjata, lakukan dengan dialog. 48 tahun sudah teruji. Waktu saya dulu Bagaimana keamanan di Asia. Saya bilang contoh Asean dong, contoh yang benar. Ini 48 tahun, ini contoh. Jadi komunikasi yang penting, saya buka komunikasi dengan Cina, komunikasi dengan Amerika, komunikasi dengan Cina, Amerika, korea, Jepang, bagaimana ini gini gini gini.

Pokoknya kita jangan buat hal-hal yang membuat ribut, kalau ribut kenapa, rakyat susah. Kemarin di koran Malaysia ada tiga yang dimuat, Cina, Amerika, dan kita paling panjang tulisannya. Mari kita kecilkan perbedaan, besarkan persamaan. Itu ditulis besar-besar. Kalau kita membesarkan perbedaan tidak akan sampai. Memperbanyak persamaan ini menjadi penting. Itu tulisan besar-besar lho. Terus terang berapa kali saya bicara itu menjadi ditunggu orang, karena saya lain dari yang lain. Mulai dari di Hotel Shangrila, kemudian Beijing, kepala staff angkatan darat ditunggu, difoto-foto. Kok tentara bisa bicara keamanan sih, bicara perdamaian. Berarti saya sudah mengesahkan undang-undang. Nah untuk begitu netral. Maka saya jaga netralitas itu. Kita negara besar lho.

Bagaimana dengan kondisi pertahanan Indonesia saat ini ?

Kalau di kawasan kita sudah bagus tak ada masalah, tetapi yang dihitung bukan Alutsista. Saya sebagai Menteri Pertahanan menyiapkan strategi untuk pertahanan, untuk perang dan lain-lain, pertama saya menyiapkan tentaranya, profesional mampu militan kedua Alutsista yang terakhir rakyat itu bela negara tadi. Kita punya 100 juta rakyat, ada yang berani menyerang 100 juta?, tidak berani.

Bisa dikatakan bela negara itu disiapkan sebagai persiapan perang ?

Negara dalam keadaan perang yah harus siap. Masa ada orang perang dia malah pergi, enak saja. Mari kita hadapi bersama begitu seharusnya. Kita harus belajar, orang yang tidak belajar itu bodoh betul, coba saja dari kecil kita sudah belajar sejarah misalkan riwayat Nabi Adam, pembunuhan pertama kali dilakukan Nabi Musa, itu pelajaran. Semua itu kan otak kita yang mengendalikan, kita berjalan otak kita yang mengendalikan, benar kan, jadi wawasan kebangsaan dan moral agama itu penting.

Bagaimana dengan Alutsista kita ?

Kita sudah bisa produksi kepal selam sendiri nanti ke depan kita buat saja sebanyak banyaknya, pesawat terbang kita akan buat, kita sudah kerjasama sama Jepang. Dia sudah tanya tanya bagaimana jadi tidak buat pesawat saya bilang gampang itu, Korea juga sudah tanya tanya, kapal selam segala macam kita beli. Jadi tidak kalah-kalah lah, tetapi yang dilihat orang bukan Alutsista, yang dilihat tentaranya, rakyat itu dilihat. Sudah saya katakan waktu diskusi di Texas 2013 kalau perang di Indonesia bukan melawan tentara tetapi seluruh rakyat mana mampu. Apalagi saya bilang sudah militan wah tambah takut.

Banyak yang melihat model pertahanan kita tidak sesuai dengan perkembangan, karena perang saat ini menggunakan teknologi ?

Salah, dia melihat orang negara mana. Negara kita tidak bisa dibilang begitu kuat negara kita, bela negara dulu. Dari situ tidak bisa bilang gitu. Jadi jangan dianggap remeh, Singapura macam-macam sama kita, sejuta saja orang menyeberang kesan kalang kabut mereka. Kemudian perang, dulu kalau mau perang itu yang dilihat Alutsista selalu itu, kalau saya tidak, ada dua. Satu ancaman yang belum nyata perang, saya bilang perang itu belum nyata negara Asia saja tidak ada. Kita kan lihat kawasan dekat dulu tidak usah jauh-jauh. Negara di Asia sudah berjanji, Australia juga sudah berjanji, padahal mereka menganggap kita ancaman, padahal kita biasa saja kita tidak menganggap. Jadi orang itu kita lihat sangat sedikit kemungkinannya, kecuali dilihat dari situasi ke depan nanti.

Melihat situasi sekarang saya rasa tidak akan ada perang. Perang sekarang itu tidak gampang, banyak orang di dunia juga memarahi. Yang kedua itu ancaman yang nyata ada delapan yaitu, teroris, bencana alam, pecahan bumi, pelanggaran pencurian ikan, pemberontakan separatis, wabah penyakit, ancaman cyber dan terakhir narkoba.

Menurut Anda apakah masih perlu anggaran Alutsista kita masih diambil dari APBN ?

Saya tekankan tidak boleh ada pihak ketiga ikut campur, yang menentukan adalah kita Menteri Pertahanan dengan saran dari panglima TNI. Saya tidak boleh menggunakan rekanan, pasti selalu ada orang ketiga. Tetapi saya selalu menentukan kalau mau beli ini temukan saya sama penjual, itu ada aturannya begitu. Saya kadang langsung ketemu, sekarang saya rubah.

Kalau dibanding negara lain seberapa besar kekuatan kita ?

Pertahanan kita itu di dunia nomor 12 dihitung rakyatnya. Apalagi kalau bela negara ini sukses saya yakin akan masuk 10 besar itu yang saya bilang. Banyak orang yang tidak mengerti. Kebenaran itu melewati tiga tahap satu ditertawakan orang, dikritik dan baru nanti berasa benarnya ketika kita sudah tidak ada.


Prajurit Taipur Miliki Kemampuan Operasi di Rawa, Laut, Gunung, Hutan dan Kota

Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi menutup latihan pembentukan Taipur VI Kostrad 2015, di Lapangan Subdenharlat Kostrad Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (13/11/2015). Pada kesempatan itu, Pangkostrad menyematkan Brevet Kehormatan Pengintai Tempur (Taipur) kepada sejumlah perwira TNI AD. PUSPEN TNI

Tujuan pembentukan Taipur adalah untuk melatih dan membentuk prajurit satuan jajaran Kostrad menjadi prajurit yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi di berbagai bentuk medan baik di rawa laut, hutan gunung dan perkotaan.

Demikian dikatakan Pangkostrad Letjen TNI Edy Rahmayadi pada upacara penutupan Latihan Pembentukan Taipur VI Kostrad 2015, di Lapangan Subdenharlat Kostrad Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat, Jumat (13/11/2015).

“Sasaran yang ingin dicapai adalah terwujudnya prajurit Taipur Kostrad yang memiliki kemampuan khusus dalam melaksanakan tugas operasi lawan gerilya, pertempuran pemukiman dan perkotaan, pertempuran jarak dekat, tugas intelijen Sandhi Yudha serta intelijen tempur aspek laut”, ujar Letjen TNI Edy Rahmayadi dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com.

Pada kesempatan ini Pangkostrad menyematkan Brevet Kehormatan Pengintai Tempur (Taipur) kepada Kaskostrad Mayjen TNI Meris Wiryadi, Pangdam 1/BB Mayjen TNI Lodewyk Pusung, Pangdivif 1 Kostrad Mayjen TNI Sudirman, Kasdivif 1 Kostrad Brigjen TNI Agus Suhardi, Waaspam Kasad Brigjen TNI Ilyas Alamsyah, Kasgartap 1 Jakarta Brigjen TNI Pandit Sembiring, Irkostrad Kolonel Inf Besar Harto Karyawan, Koorsahli Gol. IV Pangkostrad Kolonel Inf Josias Mamuko, Asren Kostrad Kolonel Inf Chanlan Adilane, Asops Kaskostrad Kolonel Inf Dwi Darmadi, Aspers Kaskostrad Kolonel Inf Yudianto Putrajaya, Aslog Kaskostrad Kolonel Inf Joni Pardede, Aster Kaskostrad Kolonel Inf Bahram, Pabansisdik Sdirdik Kodiklat TNI AD Kolonel Inf Yufti Senjaya dan Dirbinlitbang Pussennif Kodiklat TNI AD Kolonel Inf Ikram Papuntungan.


Menhan RI Ryamizard Ryacudu adalah penggagas sekaligus pendiri satuan Taipur pada Tahun 2001, pada saat menjabat sebagai Panglima Kostrad.


Tujuannya agar Kostrad memiliki satuan khusus dengan kualifikasi khusus yang mampu melaksanakan operasi pengintaian dan eksekusi langsung di sasaran.

Saat ini Kostrad telah memiliki satuan tempur yang berkualifikasi khusus, yaitu Satuan Para Raider, Satuan Raider dan satuan Taipur.
 

Pembentukan Taipur ke-6 Tahun 2015 ini berjalan selama 6 bulan, dimana sebelumnya telah di awali dengan pembentukan Taipur ke-1 pada Tahun 2001, pembentukan Taipur ke-2 Tahun 2002, Taipur ke-3 Tahun 2003, Taipur ke-4 Tahun 2004, Taipur ke-5 Tahun 2009 dan Taipur ke-6 Tahun 2015.

Satuan Taipur tersebut selain memiliki kemampuan tempur khusus juga dilengkapi dengan peralatan tempur khusus, seperti alat selam tempur close circuit, kendaraan bawah air dan berbagai jenis senjata canggih lainnya.



Pesawat N-219 Banyak Dipesan

Tidak Hanya untuk Sipil, tetapi Juga untuk Kepentingan Militer

Pesawat N-219 yang dikembangkan PT DI bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional. (photos : Kaskus Militer)
 
Pesawat baru produksi PT Dirgantara Indonesia (Persero), yakni N-219, diminati sejumlah perusahaan penerbangan baik di dalam negeri maupun luar negeri. Pemesanan sudah mulai dilakukan meski saat ini PT DI sedang dalam tahap perakitan akhir untuk pembuatan prototipe pesawat tersebut.
Budi mengemukakan hal itu seusai acara syukuran atas Pencapaian Tahap Validasi Rekayasa Rancang Bangun Struktur N-219 Hasil Kerja Sama PT DI dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) di hanggar N-219, Bandung.

PT Dirgantara Indonesia, Bandung,  membuat  pesawat N-219, seperti terlihat Kamis (12/11). Pesawat dengan desain, teknologi, serta interior yang seluruhnya dikerjakan oleh Indonesia ini memiliki banyak kelebihan, antara lain  mampu menjelajah ke daerah pelosok yang memiliki  landasan  pendek. Pesawat ini dikembangkan  PT DI bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional.

Pesawat itu telah selesai dirancang dan dibangun strukturnya secara utuh berbentuk pesawat asli, dan direncanakan diresmikan Presiden Joko Widodo. Pesawat komuter berkapasitas 19 penumpang dengan dua mesin turboprop dan bernilai investasi sekitar 50 juta dollar AS itu direncanakan pula dapat terbang perdana pada tahun 2016.

Sejumlah perusahaan penerbangan yang berminat membeli N-219 di antaranya Aviastar dan Trigana Air. Perusahaan ini telah menandatangani nota kesepahaman dengan PT DI. Selain itu, sejumlah negara juga telah menyatakan minatnya untuk membeli pesawat angkut ringan yang dapat beroperasi di daerah penerbangan perintis ini, yaitu Kroasia, Laos, dan Thailand. Thailand yang pernah membeli pesawat NC-212 dan CN 235 itu ingin membeli N-219 untuk kegiatan menurunkan hujan buatan guna mendukung pertaniannya. “Kanada juga menawarkan kerja sama untuk produksi N-219,” ujar Budi.

PT DI menargetkan produksi N-219 pada 2017 rata-rata 6 unit per tahun, lalu pada 2018 sebanyak 10 unit per tahun, dan pada 2019 ditingkatkan sebanyak 18 unit per tahun, dan maksimal adalah 20 unit per tahun dengan melihat pula kebutuhan pasar.


Budi mengemukakan, pihaknya optimistis pesawat N-219 mampu menguasai pasar pesawat terbang di kelasnya. Harga jual pesawat ini juga diupayakan berkisar 5 juta – 6 juta dollar AS per unit. Harga ini relatif lebih murah dibandingkan dengan kompetitor, yakni pesawat Twin Otter buatan Kanada yang dijual sekitar 7 juta dollar AS per unit.

Pesawat N-219 juga memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya dapat lepas landas dan mendarat dalam jarak pendek di landasan sepanjang 600 meter, dapat lepas landas dan mendarat di landasan yang tidak beraspal, mudah dioperasikan di beberapa daerah terpencil, kabin terluas di kelasnya, serta biaya operasional yang kompetitif.

“Pesawat N-219 juga unggul karena desainnya mengacu pada teknologi tahun 2000-an, sedangkan kompetitor desainnya adalah teknologi tahun 1960-an. Pesawat ini juga dapat dikendalikan dengan kecepatan rendah, yaitu 59 knot. Itu sebabnya pesawat ini dapat mendarat dalam jarak pendek di landasan sepanjang 600 meter. Dengan demikian, pesawat ini sangat cocok untuk melayani penerbangan perintis dengan kondisi bandara di daerah- daerah terpencil, yang umumnya kondisi landasan pendek dan tidak beraspal,” tutur Budi.

Budi juga menjelaskan, pesawat N-219 dapat digunakan untuk menjangkau seluruh daerah penerbangan perintis di Indonesia yang tersebar di 21 provinsi, meliputi 170 rute penerbangan. Rute penerbangan perintis terbanyak adalah di kawasan Sulawesi dan Papua. “Paling tidak dengan 100 unit pesawat N-219 sudah dapat melayani semua rute penerbangan perintis,” ujarnya.

Chief Engineering N-219 PT DI Palmana Bhanadhi mengatakan, pesawat N-219 juga dapat difungsikan untuk kegiatan militer, patroli maritim, ataupun evakuasi di daerah bencana. Palmana menyinggung pula, mesin N-219 menggunakan PT6-42A, 850 shaft horse power (shp) buatan Kanada, dan baling-baling Hartzell buatan AS.

“Untuk sistem avionik, kami menggunakan Garmin 1000 buatan AS. Dalam pemilihan mesin ini, kami tidak pilih satu perusahaan, tetapi melalui seleksi pada sejumlah perusahaan. Kami juga beraudiensi dengan customer, dan mereka lebih menyukai mesin dari Kanada ini yang reputasinya dikenal bagus. Mesin ini telah digunakan lebih dari 2.500 pesawat. Dengan begitu, harganya tidak mahal, pemeliharaan dan suku cadang juga mudah diperoleh,” katanya. 

kompas

Menhan Terima Kunjungan Chief of Denfence Force Australia


Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu menerima kunjungan Chief of Defence Force Australia Air Chief Marshal (ACM) Mark Binskin, Kamis (12/11) di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta. 
 
Kunjungan Air Chief Marshal Mark Binskin kepada Menhan ini, dilakukannya disela-sela kunjungann kepada Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam rangka melaksanakan High Level Committee(HLC) Meeting  ke-3 Australia dan Indonesia (Ausindo) tahun 2015 di Mabes TNI Cilangkap.

Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertahanan  menyampaikan selamat datang kepada Air Chief Marshal Mark Binskin dan berharap melalui kunjungan ini hubungan Indonesia dan Australia terutama di bidang pertahanan semakin erat dan meningkat.

Hubungan  persahatan kedua negara yang bertetangga terutama hubungan antar Angkatan Bersenjata harus terus dijaga. Meskipun hubungan politik antar kedua negara turun naik, kadang baik kadang kurang baik, tetapi untuk hubungan antar Kementeria Pertahanan dan Angkatan Bersenjata tidak boleh turun naik dan harus tetap stabil.

Senada dengan Menhan, Air Chief Marshal Mark Binskin juga berharap hubungan  kerjasama pertahanan akan terus meningkat di masa mendatang. Menurutnya, saat ini kerjasama di bidang pertahanan kedua negara sudah mengarah kepada yang sangat positif sekali terutama peningkatan kerjasama di bidang latihan bersama, kerjasama di bidang operasi dan kerjasama pendidikan dan latihan.   (BDI/SAS)

Pabrikan AS Berharap Indonesia Beli Helikopter

Helikopter Sikorsky Blackhawk (photo : Defense Update)

Pabrikan pembuat helikopter asal Amerika Serikat, Sikorsky, berharap Pemerintah Indonesia melanjutkan rencana pembelian helikopter UH-60 Black Hawk buatannya. Rencana pembelian helikopter utilitas militer legendaris ini pernah digagas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat pada 2013.

Menurut Christophe A Nurit, Wakil Presiden Penjualan dan Pemasaran Sikorsky Asia Pasifik, belum ada lanjutan tentang rencana tersebut. Yang ia ketahui, Indonesia sempat menunda rencana pembelian tersebut karena ada kendala anggaran.

"Saya mendengar telah ada pembicaraan antarpemerintah (Indonesia dan AS). Namun, kami belum mendapat kabar terbarunya hingga saat ini," kata Nurit kepada wartawan di Singapura, Kamis (12/11), yang dihadiri wartawan Kompas, Dahono Fitrianto.

Dalam catatan Kompas, rencana pembelian helikopter Black Hawk ketika itu dilontarkan oleh Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo di Banda Aceh, Aceh, pada 11 Februari 2013. Saat itu, Pramono Edhie Wibowo mengatakan, TNI AD ingin membeli 20 unit Black Hawk di samping 24 helikopter Bell 412.

Menurut Nurit, helikopter Black Hawk sangat sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Selain bisa digunakan untuk mengangkut pasukan, helikopter tersebut juga terbukti sangat berguna untuk dalam operasi kemanusiaan.

"Selain itu, Indonesia akan memiliki peluang untuk berlatih bersama negara-negara lain yang sudah banyak mengoperasikan Black Hawk," tutur Nurit.

Ia mengatakan, ada potensi besar untuk kerja sama antara Sikorsky dan PT Dirgantara Indonesia (Persero) di Bandung, Jawa Barat. "Saya sudah berkunjung ke sana dan saya lihat sumber dayanya bagus. Ada potensi sangat besar," ujarnya.

Jika rencana pembelian ini jadi diwujudkan, helikopter Black Hawk akan melengkapi armada helikopter TNI AD yang sudah dioperasikan. Sebelumnya, TNI AD juga telah membeli sejumlah helikopter serbu AH-64E Apache buatan Boeing dari AS. Di kategori helikopter utilitas, TNI juga sudah mengoperasikan Bell 412 buatan AS serta dan Mi-17 dan Mi-35 buatan Rusia.

Helikopter Black Hawk selama ini menjadi tulang punggung angkatan bersenjata AS untuk fungsi utilitas medium dalam berbagai misi, seperti mengangkut pasukan, persenjataan, logistik, dan evakuasi medis.

Menurut Shane G Eddy, Presiden Commercial System and Services Sikorsky, pihaknya telah memproduksi sedikitnya 4.000 helikopter Black Hawk dari berbagai varian untuk tiga matra angkatan bersenjata AS.

Peremajaan

Di Jakarta, Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigadir Jenderal M Sabrar Fadhilah mengatakan, peremajaan helikopter memang sedang dilakukan. "Tetapi, kalau jenis Black Hawk buatan Sikorsky, kami belum mendengar kabar pastinya," ujarnya.

Sabrar menambahkan, helikopter baru untuk TNI AD yang didatangkan tahun depan adalah helikopter serbu AH-64 Apache.

Adapun Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama Dwi Badarmanto, yang dihubungi terpisah, mengatakan, peremajaan helikopter kepresidenan di Skuadron 17 VVIP sedang diajukan. "Ada usulan pengadaan dua unit helikopter AW-101 Agusta untuk pengganti helikopter Super Puma. Kalau jadi, itu diadakan tahun depan," kata Dwi. (ONG)


Prajurit TNI Ajarkan Cara Bercocok Tanam pada Masyarakat Lokal Afrika Tengah

Prajurit TNI Satgas Kizi (Satuan Tugas Kompi Zeni) Kontingen Garuda XXXVII-B/Minusca (Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) dibawah pimpinan Letkol Czi Denden Sumarlin, S.E. selaku Komandan Satgas (Dansatgas) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB di Central Africa Republic (CAR), juga mengajarkan cara bercocok tanam kepada masyarakat lokal di Afrika Tengah. FOTO: DOK.TNI for JPNN.com

Benua Afrika dikenal dengan suhunya yang sangat ekstrem serta tumbuhan Kaktus yang menjadi ciri khas di daerah gurun. Namun, dengan metode dan tata cara tanam yang benar, tanaman sayuran dapat juga tumbuh dengan subur, seperti yang dilakukan oleh Prajurit TNI Satgas Kizi (Satuan Tugas Kompi Zeni) Kontingen Garuda XXXVII-B/Minusca (Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) dibawah pimpinan Letkol Czi Denden Sumarlin, S.E. selaku Komandan Satgas (Dansatgas) yang tengah melaksanakan misi perdamaian PBB di Central Africa Republic (CAR).

Menurut Letkol Czi Denden Sumarlin, jenis sayuran yang telah dikembangkan di Kota Bangui, Afrika Tengah diantaranya tomat, cabe, kangkung, kacang panjang dan ubi kayu. 


“Selain sebagai tambahan sumber protein nabati, menanam sayuran tersebut juga menjadi kegiatan yang bermanfaat guna mengisi waktu luang anggota Kontingen Garuda pada sore hari, yang mana dari pagi hingga siang melaksanakan aktivitas,” ujar Letkol Czi Denden Sumarlin seperti siaran pers Perwira Penerangan Konga XXXVII-B/Minusca, Mayor Marinir Daulat Situmorang melalui Pusat Penerangan TNI, Jumat (13/11).

Letkol Czi Denden Sumarlin, juga menyampaikan bahwa kegiatan bercocok tanam yang dilakukan oleh personel Satgas Kizi TNI dengan memanfaatkan area atau tanah kosong yang berada di dalam Camp Bumi Garuda Indoengcoy, Mpoko Bangui. Kegiatan tersebut tidak hanya sampai disitu saja, akan tetapi ilmu cara bercocok tanam yang dimiliki anggotanya juga diberikan kepada masyarakat lokal yang berada di sekitar Camp Garuda.

“Masyarakat lokal diajari bagaimana menyiapkan lahan sebelum ditanam, proses penanaman, pemupukkan serta perawatan sayuran tersebut. Hal ini dilakukan juga pada sore hari sebelum melaksanakan olah raga,” ujarnya.

Dengan bekal ilmu bercocok tanam yang telah diperoleh, Dansatgas Kizi TNI Letkol Czi Denden Sumarlin, mengharapkan masyarakat setempat dapat mempraktekkan sendiri dikampungnya masing-masing, dimana masih terdapat banyak lahan kosong.

“Selain dapat memenuhi kebutuhan keluarga mereka, juga dapat menambah penghasilan, yaitu dengan menjual hasilnya dipasar,” katanya.(fri/jpnn)
jpnn 

Menhan Yakin Militer Indonesia Masuk 10 Besar Dunia


Menteri Ryamizard Ryacudu menyatakan optimismenya tentang program bela negara yang diwacanakan kementeriannya. Ia berkata, program bela negara tidak hanya akan membuat warga negara menjadi semakin mencintai tanah air tapi juga mendongkrak posisi Indonesia ke sepuluh besar kekuatan militer dunia.

Ryamizard menuturkan, ketika ia ditunjuk Presiden Joko Widodo menjadi orang nomor satu di Kemhan, kekuatan militer Indonesia berada di peringkat 19 pada tabel yang dibuat Global Fire Power. Saat ini posisi Indonesia meningkat ke peringkat 12 dengan total indeks 0,5238.
Sebagaimana target yang dicanangkan Kemhan, Ryamizard optimis, jika kader bela negara telah mencapai 100 juta orang, maka Indonesia bisa masuk ke sepuluh besar kekuatan militer dunia.

“Saya canangkan 100 juta militan, mungkin kita sudah masuk sepuluh besar. Artinya kekuatan bangsanya yang diukur, bukan alutsistanya,” ujar Ryamizard di Jakarta, Jumat (13/11/2015).
Global Fire Power merilis tabel negara-negara berkekuatan militer besar. Mereka mendasarkan penilian berdasarkan kemampuan angkatan bersenjata masing-masing negara, baik di darat, laut dan udara. Kepemilikan atas sumber daya manusia, keuangan dan kondisi geografi merupakan tiga faktor penilai lainnya.

Selain China, terdapat tiga negara dari benua Asia yang masuk sepuluh besar dalam tabel itu, yakni India di peringkat empat (0,2698), Korea Selatan di peringkat tujuh (0,3098) dan Jepang di posisi sembilan (0,3841).

Untuk mewujudkan program bela negara, Ryamizard telah mengeluarkan surat perintah nomkr 367/IV/2015 tentang pokja pembentukan badan pendidikan dan pelatihan bela negara.
Kepala Badiklat Kemhan Mayor Jenderal Hartind Asrin menuturkan, program bela negara akan mulai dilaksanakan tahun 2016. Secara simultan, program itu akan terus berjalan di seluruh tingkat pendidikan. Ia berkata, 100 juta kader bela negara dapat tercapai dalam 10 tahun. 

[Dunia] Rusia Kembangkan Rudal Nuklir untuk Menembus Pertahanan AS

Menurut Putin, Amerika Serikat dan negara NATO selama ini mencoba mengantisipasi serangan nuklir Rusia dengan membangun sistem pertahanan rudal. (Reuters/Aleksei Nikolsky)

Presiden Vladimir Putin mengatakan bahwa Rusia akan mengembangkan rudal nuklir yang mampu menembus sistem pertahanan serangan udara Amerika Serikat. Menurut Putin, AS dan negara NATO selama ini mencoba mengantisipasi serangan nuklir Rusia dengan membangun sistem pertahanan rudal.

Dikutip dari kantor berita Rusia, TASS, Putin dalam pertemuan membahas pengembangan angkatan bersenjata Rusia Selasa pekan ini mengatakan bahwa kemajuan rudal nuklir akan menjadi target angkatan bersenjata mereka satu dekade ke depan demi merespon tantangan dari negara pesaing.


 "Kami akan mengembangkan sistem pertahanan anti-rudal juga, tapi di tahap pertama, kami juga akan mengerakan sistem serangan yang mampu menembus semua tameng pertahanan anti-rudal," kata Putin.

Pernyataan Putin disampaikan di tengah upaya AS membangun pertahanan anti-rudal di negara-negara anggota NATO. Bulan lalu, sembilan negara NATO melakukan uji gabungan sistem anti rudal di kapal perang Aegis di perairan Skotlandia.

Beberapa hari kemudian, AS melakukan uji coba intersepsi serangan nuklir yang merogoh kocek hingga US$230 juta di Pulau Wake di Pasifik.

Rencana sistem pertahanan rudal NATO ini pertama kali digagas oleh Presiden AS Ronald Reagan dan dilanjutkan oleh George W. Bush tahun 2002. Barack Obama tahun 2008 juga melanjutkan program ini namun mengurangi biayanya.

Jika beroperasi penuh, kapal dengan sistem pertahanan Aegis akan berpatroli dari Spanyol. Di Romania dan Polandia, akan ditempatkan roket pengintersepsi, sedangkan di Turki, Jerman dan beberapa negara NATO lainnya akan ditempatkan radar.

Rencana ini tahun 2007 dikecam Rusia setelah Polandia dan Republik Ceko mengizinkan pangkalan rudal di wilayah mereka. Ceko belakangan mundur dari rencana pertahanan AS itu.

Sejauh ini, menurut Putin, protes dan keresahan Rusia diabaikan oleh AS dan sekutunya. Putin mengatakan, alasan AS yang ingin mempertahankan NATO dari serangan rudal nuklir Iran dan Korea Utara hanyalah omong kosong.

Menurut dia, tujuan utama pertahanan rudal AS di negara NATO adalah demi mengantisipasi kekuatan militer Rusia yang kian pesat.

"Tujuan sebenarnya dari AS adalah untuk menghadapi serangan dari negara pemilik senjata nuklir lainnya, kecuali AS dan sekutunya, terutama ancaman nuklir dari negara kita, Rusia. AS ingin berkuasa dengan semua konsekuensinya," kata Putin.

Dalam tiga tahun terakhir industri pertahanan Rusia telah sukses menguji persenjataan yang bisa menembus sistem pertahanan rudal berlapis, kata Putin.

Juni lalu, Putin mengumumkan Rusia akan menambah lagi 40 rudal balistik antarbenua generasi terbaru tahun ini.

"Kami telah mengatakan di banyak kesempatan bahwa Rusia akan melakukan semua langkah yang diperlukan demi memperkuat persenjataan nuklir strategis," tegas Putin. (den)


CNN 

[Dunia] 2 Pesawat Pengebom AS Terbang di Atas Laut Cina Selatan

Kapal China tampak melakukan upaya reklamasi di sebuah pulau karang di Laut China Selatan

Dua pesawat pengebom milik Amerika Serikat, B-52, terbang di dekat pulau buatan yang dibangun China di wilayah sengketa Laut Cina Selatan, kata Pentagon.

Misi mereka tetap dilanjutkan meskipun telah diperingatkan oleh pengawas daratan pihak China.

Peristiwa ini terjadi menjelang kunjungan Presiden Barack Obama untuk menghadiri KTT APEC di Manila, Filipina, minggu depan, yang juga akan dihadiri Presiden China, Xi Jinping.

China terlibat sengketa wilayah laut dengan sejumlah negara tetangga di Laut Cina Selatan.

Beijing mengklaim wilayah kaya sumber daya alam dan secara agresif menguasai daratan dan mendirikan bangunan di karang sengketa. Amerika dan pihak-pihak lain menentang aksi ini.

AS menyatakan rencana menunjukkan prinsip kebebasan navigasi di laut, yang mempertanyakan "klaim berlebihan" wilayah laut dan udara dunia.

Patroli Amerika, yang dilakukan pada hari Minggu malam di dekat Kepulauan Spratly, adalah "misi rutin di SCS (Laut Cina Selatan)," kata juru bicara Pentagon, Bill Urban