Sunday 11 October 2015

TNI Memilih Hercules Tipe J

Hercules Tipe J [AFP]

TNI terus berupaya memperkuat diri, terutama di matra udara dan laut. Langkah ini guna mendukung visi pemerintah mewujudkan Poros Maritim Dunia.

Peremajaan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di dua matra itu pun terus dilakukan. Terbaru, TNI Angkatan Udara (AU) menyiapkan pembelian pesawat angkut Hercules tipe J.

"Untuk menggantikan Hercules tipe B yang sudah berusia sepuh," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Muda (Marsma) Dwi Bagarmanto kepada Jawa Pos kemarin (10/10). Kemungkinan, pesawat angkut Hercules tipe B akan segera dipensiunkan. Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan satu-satunya negara yang masih menggunakan pesawat angkut Hercules tipe B.

Terakhir, salah satu unit pesawat yang sudah ada sejak pemerintahan Soekarno itu jatuh di Medan pada akhir Juni lalu. Atas dasar tersebut, pembelian pesawat angkut baru menjadi kebutuhan yang mendesak bagi TNI AU. Permintaan untuk menggantikan Hercules B dengan tipe J yang merupakan tipe terbarunya telah disampaikan ke Kementerian Pertahanan.

"Mudah-mudahan segera direalisasikan, TNI AU butuh sekali itu," terangnya. Sayangnya hingga saat ini, pihaknya belum mendapatkan pernyataan resmi dari Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu. Oleh karenanya, sampai saat ini, pembelian Hercules tipe J belum bisa dikomunikasikan dengan perusahaan.

"Sudah masuk resnstra MEF (Minimum Esenstial Force red) tahap dua," imbuhnya. Dengan sudah dimasukkannya ke dalam MEF tahap dua (2015-2019), satu skuadron pesawat angkut terbaru buatan Lockheed Martin itu ditargetkan mendarat dalam waktu dekat. Sebelum memilih Hercules J, ada beberapa kandidat pesawat angkut lainnya yang sempat dipertimbangkan.

Di antaranya pesawat Airbus A-400 Prancis dan Boeing C-17, Amerika. Namun dengan pertimbangan mempermudah alih teknologi, TNI AU memilih Hercules J. sebab, beberapa alat pemeliharaan Hercules sudah dimiliki Indonesia. "Kan kita sudah punya tipe-tipe sebelumnya," pungkasnya. Dengan begitu, bukan hanya memudahkan teknisi, diharapkan bisa memangkas anggaran pengeluaran.

Panglima TNI, Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mengajukan permintaan tambahan anggaran ke Komisi I DPR beberapa waktu lalu. Dana tambahan sebesar Rp 35 triliun diajukan untuk menambah anggaran perbaikan dan penambahan alutsista. (far)

Jppn

Rusia Sorot Pembelian SU-35

Rusia menghindari kondisi politik yang mempengaruhi penjualan senjata

Super Flanker Rusia [sputnik]

Upaya perusahaan penerbangan asal Amerika Serikat (AS), Lockheed Martin jauh-jauh datang ke tanah air untuk merayu pemerintah Indonesia membeli varian terbaru F-16 sirna sudah. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) menyatakan menolak dan tetap melanjutkan rencana pembelian Sukhoi Su-35 dari Rusia.

Padahal, Lockheed Martin menawarkan serangkaian keunggulan dan sangat menggiurkan. Mulai dari negara pertama yang mengoperasikan F-16 Viper, hingga biaya operasional terjangkau serta penggunaan teknologi terkini. Meski tawaran menarik tersebut tak membuat TNI AU bergeming dari rencana semula.

Korps dengan semboyan 'Swa Bhuwana Paksa' tetap menjalankan rencana awal, yakni membeli Sukhoi Su-35 buatan Rusia untuk menggantikan F-5 Tiger II yang mulai termakan usia. Sikap Indonesia itu menarik perhatian media-media di Rusia. Mereka sampai mengulas alasan Indonesia yang memilih merapat ke Blok Timur dari pada kembali ke pelukan AS dan sekutunya.

Terpilihnya Su-35 sebagai armada pengganti F-5 Tiger II ini langsung menjadi pusat perhatian. Bahkan, Rusia sampai menganalisa sejumlah alasan yang membuat TNI AU memilih merapat ke Rusia dibandingkan kembali melirik jet tempur buatan AS.

Falcon n Flanker Indonesia [Ani Yudhoyono]
 
Sejak 2013, lima jet tempur Su-27 dan 11 Su-30 telah memperkuat TNI AU, upaya untuk mendatangkannya dimulai sejak pemerintahan Presiden Megawati Soekarnoputri. Padahal, di saat bersamaan, Indonesia juga masih mengoperasikan 10 pesawat F-16 Fighting Falcon yang dibeli pada 1990-an.

"Indonesia melirik pesawat Rusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sebab, 12 F-16A/B dan 16 F-5E/F tak bisa dirawat akibat aksi embargo AS," tulis majalah Rusia, Russia Beyond The Headlines (RBTH). Embargo ini dilakukan atas desakan Australia akibat bentrokan di Timor Timur pascajajak pendapat yang akhirnya melepas provinsi tersebut menjadi negara yang merdeka.

Pemerintah AS mengamini permintaan tersebut dan menuding Indonesia telah melakukan pelanggaran HAM. Untuk mengatasi embargo itu, Indonesia mendekat ke Rusia dan menandatangani kontrak kerja sama sebesar USD 192 juta lewat Rosoboronexport. Rencana pembelian makin dikuatkan lewat penandatangan perjanjian senilai USD 300 juta empat tahun setelahnya.

Di tahun yang sama, hubungan Jakarta dan Washington mulai membaik. Namun, kondisi ini tak membuat Indonesia mengalihkan perhatiannya untuk kembali mendatangkan jet tempur buatan AS. "Tentunya itu bukan merefleksikan orientasi politik Indonesia. Pembelian itu benar-benar terjadi karena Indonesia tertarik dengan pesawat Sukhoi," ujar seorang pengamat hubungan internasional Martin Sieff.

Keuntungan lainnya, komponen yang dimiliki Su-35 juga bisa digunakan varian sebelumnya, yakni Su-27 dan Su-30 yang sudah dimiliki Indonesia sebelumnya. Apalagi secara performa, pesawat tersebut dapat bersaing ketat dengan F-22A Raptor buatan AS. "Dengan kemampuan itu, ditambah kebijakan Rusia untuk menghindari kondisi politik yang mempengaruhi penjualan senjata, membuat Indonesia berpaling ke Rusia sebagai penyuplai senjata."

Kehadiran Su-35 ke Indonesia ini bisa mengubah peta kekuatan di kawasan Asia pasifik. Bahkan, diyakini mampu menandingi para penerbang F-18 Hornets Australia ketika berhadapan di udara. "Kedatangan seri terbaru dari Su-27SK dan Su-30MK dari negara terbesar telah mengubah wajah, di mana F/A-18A/B/F sudah kalah kelas dari seluruh parameter performanya telah melebar," tulis Air Power Australia.

(Foto) Korvet Kelas Buyan

Monster Laut Kaspia yang Mematikan

Korvet Rusia kelas Buyan yang bergabung dengan Armada Laut Kaspia, Grad Sviyazhsk meluncurkan rudal. Rusia melengkapi kekuatan lautnya dengan kapal berukuran kecil tetapi mampu membawa rudal jelajah jarak jauh 3M54 Kaliber (SS-N-27). [defencyclopedia.com]


Tiga corvet kelas Buyan, Grad Sviyazhsk, Uglich, dan Veliky Ustyug, bersama light frigate kelas Gepard, Dagestan, meluncurkan 26 rudal jelajah Kalibr NK untuk menghancurkan posisi Daesh di Suriah yang berjarak 1.500 km dari Laut Kaspia, pada 7 Oktober 2015. [deagel.com/Russian Ministry of Defense]

Rusia mulai membangun kapal kelas Buyan atau proyek 21630 pada 2004 di Almaz Shipyard di St. Petersburg. Pada 2010, diperkenalkan proyek 21631 yang merupakan pengembangan dari proyek 21630. Grad Sviyazhsk merupakan kapal pertama proyek 21631. [ann.az]


Korvet kelas Buyan dipersenjatai delapan peluncur rudal jelajah 3M54 Kaliber (SS-N-27), sistem peluncuran roket multi (MRLS) A-215 Grad-M yang dapat menembak40 roket 122 mm terhadap sasaran di darat, dan meriam utama A-190 100 mm. Untuk pertahanan udara, korvet ini dipersenjatai dengan 2 CIWS AK-306 30 mm, 4 tabung peluncur rudal Gibka 3M47 yang dapat menembakkan rudal anti pesawat Igla atau Igla-S. Buyan juga dipersenjatai senapan mesin 14.5 mm dan 7.62 mm. [ru-an.info]

Korvet kelas Buyan merupakan kapal perang pesisir. Buyan memiliki panjang 62 m, lebar 9,6 m, dan draft 2 meter. Kecepatan maksimum kapal ini adalah 28 knots (52 km/jam, dan mampu menjelajah hingga 1.500 mil laut atau 2.800 km. Pada kecepatan 12 knot, kapal ini dapat menjelajah hingga 2.300 mil laut atau 4.300 km. [deagel.com/Russian Ministry of Defense]


Korvet kelas Buyan mampu beropreasi pada kondisi permukaan laut bergelombang setinggi empat hingga enam meter (sea state enam) dan mampu menembakan rudal pada sea state empat atau kondisi laut bergelombang setinggi 1,25 hingga 2,5 meter. [defencenet.gr]

Tempo


Tim Reaksi Cepat Komando Armada Barat TNI AL diberi Penghargaan

KRI Kujang 642 [pr1v4t33r]

Panglima Komando Armada Indonesia Kawasan Barat TNI AL, Laksamana Muda TNI Achmad Taufiqoerrochman, mengapresiasi langkah tim reaksi cepat (WQFR) Pangkalan Utama TNI AL IV/Tanjungpinang, dalam menumpas kejahatan di wilayah perairan Kepulauan Riau.k

"Kinerja anggota tim reaksi cepat ini memberi dampak positif dalam pengamanan di perairan Kepulauan Riau," kata dia, di Tanjungpinang, Minggu.

Dia ada di Tanjungpinang sejak kemarin untuk meninjau kantor tim reaksi cepat itu, di Sekupang dan Punggur Batam. Setiap hari petugas tim itu bekerja selama 24 jam secara bergiliran dalam merespons laporan, dan melakukan tindakan cepat terhadap kejahatan yang dilakukan.

"Mereka siaga satu kali 24 jam tiap hari. Mobilitas mereka sangat tinggi," ucapnya. Tiga grup besar pencoleng di perairan Kepulauan Riau telah mereka tangkap, termasuk dalang dan aktor intelektualnya.

Prestasi unit ini dalam mengungkap sindikat Internasional membuat banyak media asing tertarik, dan mempublikasikan mereka. Juga membuat mereka meraih penghargaan dari Singapura, Viet Nahm, dan Malaysia, plus Kepolisian Indonesia. "Kami pun menjamin bahwa perairan Indonesia wilayah barat aman dari segala bentuk kejahatan," kata dia.

Antara

KRI Bung Tomo-357 raih predikat "Perfection"

KRI Bung Tomo [uwa212]

Kapal Republik Indonesia Bung Tomo-357 sebagai salah satu unit Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-H/UNIFIL (United Nations Interim Forces in Lebanon) Tahun 2015 meraih predikat "Perfection" atau sempurna dari Perserikatan Bangsa Bangsa.

Penerangan Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVIII-H/UNIFIL 2015 dalam keterangan pers dari Lebanon yang diterima Antara di Surabaya, Sabtu, melaporkan, predikat itu diberikan tim inspeksi dari PBB yang melaksanakan Contingent Owned Equipment (COE) Inspection atau inspeksi terhadap peralatan/kelengkapan yang dimiliki Kapal Republik Indonesia (KRI) Bung Tomo-357.

Tim inspeksi dari PBB telah melaksanakan COE Inspection kepada Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL 2015 pada Rabu (7/10) dengan melakukan serangkaian pengetesan dan pengecekan peralatan/perlengkapan serta material lainnya. Mereka melakukan pengecekan itu untuk menilai ada-tidaknya kesesuaian dengan standar yang telah ditetapkan PBB.

Komandan KRI Bung Tomo-357 Kolonel Laut (P) Yayan Sofiyan, S.T. selaku Dansatgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL menyambut dan mendampingi secara langsung terhadap tim inspeksi dari PBB dalam pelaksanaan inspeksi. Inspeksi diawali dengan beberapa pertanyaan yang dilayangkan kepada Komandan KRI dan perwira staf yang hadir mendampingi.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut berkaitan dengan vessel capability and equipment, termasuk di dalamnya adalah "performance standard" dari masing-masing sub-kategori sesuai dengan check list yang sudah disiapkan. Kegiatan tersebut merupakan inspeksi pertama sejak KRI Bung Tomo-357 tiba di Beirut dan Inchop pada tanggal 30 September 2015 yang rencananya dilaksanakan inspeksi secara berkala setiap tiga bulan sekali selama berada dan bergabung dalam Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda.

Tim inspeksi dari PBB yang datang adalah CDR Gerhard Sender (Germany Navy) Deputy MAROPS UNIFIL selaku COE Inspector dan LTCDR Suad Delgen (Turkey Navy) Marops-Plan SO. Setelah proses pemeriksaan administrasi selesai, kegiatan dilanjutkan pemeriksaan COE untuk mengecek perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Bung Tomo-357. Pengecekan itu antara lain dengan pemeriksaan fisik sistem dan peralatan ke setiap bagian, mulai dari anjungan, Pusat Informasi Tempur (PIT), ruang akomodasi, ruang kesehatan, kamar mesin dan Main Control Room (MCR). 

Hasil dari inspeksi tersebut menyatakan bahwa perlengkapan dan peralatan yang ada di KRI Bung Tomo-357 telah sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh United Nations Security Council untuk menjadi peace keeper di Lebanon. Inspeksi diakhiri dengan penulisan hasil observasi tim pada Verification Inspection Worksheet diikuti penandatanganan COE Inspector, COE Team Member dan ship representative.

Dansatgas mengatakan satu hari sebelumnya pihaknya menerima kedatangan tim COE Inspector dari Regional Air Safety Officer (RASO), Anatoli, yang didampingi Riad Haran Rabbani (Second Chief RASO), Mirwais Mohammad dan Youssef Mouammar dari Chief Airfield Management Unit. Dari hasil Inspeksi, Helikopter NBO-105/NV-414 dinyatakan memenuhi persyaratan untuk mendukung kegiatan Satgas Maritim TNI Kontingen Garuda di Lebanon.

Satuan tugas Maritim TNI Kontingen Garuda XXVIII-H/UNIFIL juga menerima sosialisasi HIV/AIDS oleh Kinhara selaku Konsultan HIV/AIDS yang bertugas di Staff HIV/AIDS Training Officer UNIFIL. Dari keseluruhan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh inspektor PBB tidak ditemukan hal-hal yang dapat menghambat tugas-tugas yang akan diemban Satgas Maritim TNI Konga XXVIII-H/UNIFIL Lebanon, sehingga KRI Bung Tomo-357 dan Helly BO NV-414 meraih predikat "Perfection".

Di Surabaya (9/10), Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi menggelar tasyakuran bersama prajurit TNI AL Wilayah Timur, sebagai bentuk rasa syukur atas sukses International Maritim Security Symposium (IMSS), Sail Tomini, Surya Bhaskara Jaya (SBJ), peringatan HUT ke-70 TNI tahun 2015, dan kedatangan KSAL dari Tanah Suci.

Antara

Rudal Panggul Igla

Senjata Penghancur Pesawat Tempur



MANPADS atau Man-portable air-defense systems, adalah rudal panggul pertahanan udara jarak pendek. Senjata ini bertugas menghancurkan pesawat, drone dan helikopter dengan sistim operasi yang sangat sederhana dan mudah dibawa. Rusia sebagai salah satu negara penghasil senjata terbesar, menelurkan salah satu MANPADS paling mematikan dan paling berbahaya di dunia, 9K310 Igla-1. Senjata ini diciptakan untuk menggantikan rudal panggul sebelumnya Strela-2/3 yang memiliki performa buruk. [sputniknews.com]



Igla dirancang oleh KBM Kolomna pada tahun 1970, Igla dirancang dengan tujuan agar rudal ini lebih kebal terhadap senjata anti rudal udara seperti chaff atau flare, dan memiliki wider engagement envelope atau daya serang yang luas. Igla digunakan oleh militer Soviet pada tahun 1983, dengan menggunakan rudal 9M39. Igla merupakan rudal udara paling laris dipasaran. [armyphotos.net]



Igla dirancang dengan beragam teknologi tinggi salah satunya adalah penambahan perangkat IFF (Identification Friend or Foe) agar rudal tidak salah tembak, roket pendorong yang lebih mumpuni, dan bodi yang lebih aerodinamis, serta daya ledak yang sangat tinggi. Rudal ini mencatatkan rekor combat proven, pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dan pesawat pembom Tornado bertekuk lutut dihajar Igla pada perang teluk 1991. Selain itu pesawat tempur Prancis Mirage 2000N hancur berkeping-keping akibat disengat Igla pada perang Balkan di tahun 1995, sangat sulit bagi pesawat tempur menghindar dari serangan Igla. [news.zing.vn]


Igla digunakan oleh 23 negara selain mudah digunakan dan memiliki catatan rekor yang baik, soal harga tergolong paling murah dibandingkan dengan rudal udara sejenis. Igla mengunakan sistem pemandu infra merah pasif, dengan sistem sensor timbal sulfida dengan pendingin nitrogen cair, Indium antimon dengan pendingin cair. Pendingin tersebut digunakan ketika operator membidik target di udara, laser mengarahkan rudal menuju sasaran. [news.zing.vn]



Igla menggunakan hulu ledak 1,17 Kg directed-energy blast fragmentation dengan 20 gram peledak sekunder. Igla mampu meledak dengan mekanisme detonasi kombinasi dari delayed impact fuze dan grazing fuse. Artinya Igla harus menabrak tubuh pesawat agar dapat meledak, Igla menyasar target dan mengejarnya kemanapun target bergerak. [wikipedia.org]



Kemampuan Igla dalam menyasar target sangatlah luar biasa, kecepatan maksimal rudal ini mencapai 600 m/perdetik. Igla memiliki jangkauan mencapai 5,2 Km dengan ketinggian terbang mencapai 3.500 m. Rudal MANPADS QW-3 Tiongkok yang digunakan oleh TNI AU merupakan pengembangan dari versi Igla Rusia, dan memiliki karakteristik yang hampir mirip. [defence.pk]

Tempo

Prajurit TNI Peringati HUT TNI ke-70 di Afrika

Kontingen Garuda

Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-B/Minusca (Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) Central African Republic (CAR) melaksanakan Upacara HUT TNI ke-70 tahun 2015, bertempat di lapangan upacara Garuda Camp (Indoengcoy Camp) di Mpoko- Bangui, Afrika Tengah, beberapa waktu lalu. Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Satgas Kizi TNI Letkol Czi Denden Sumarlin S.E, dengan Komandan Upacara Lettu Czi Suratmin, yang sehari-hari menjabat sebagai Danton Alber 2 Satgas Kizi TNI.
 
Satuan Tugas Kompi Zeni (Satgas Kizi) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-B/Minusca (Multi-Dimensional Integrated Stabilization Mission in Central African Republic) Central African Republic (CAR) melaksanakan Upacara HUT TNI ke-70 tahun 2015, bertempat di lapangan upacara Garuda Camp (Indoengcoy Camp) di Mpoko- Bangui, Afrika Tengah, beberapa waktu lalu. Bertindak selaku Inspektur Upacara Komandan Satgas Kizi TNI Letkol Czi Denden Sumarlin S.E, dengan Komandan Upacara Lettu Czi Suratmin, yang sehari-hari menjabat sebagai Danton Alber 2 Satgas Kizi TNI.


Presiden RI Ir. Joko Widodo dalam amanatnya yang dibacakan oleh Dansatgas Kizi TNI Konga XXXVII-B/Minusca TNI Letkol Czi Denden Sumarlin S.E menyampaikan ucapan selamat hari jadi kepada seluruh personel TNI dimanapun berada dan bertugas.


Lebih lanjut Presiden RI menyampaikan, bahwa TNI lahir dari rahim rakyat. Oleh sebab itu, TNI tidak boleh menyakiti hati rakyat, bahkan bersama rakyat, TNI menjadi kuat. Kesejahteraan prajurit TNI juga menjadi salah satu perhatian Presiden, disebutkan bahwa pemerintah akan memperhatikan kesejahteraan prajurit TNI, termasuk mereka yang bertugas di perbatasan dan daerah terpencil dan terisolir.

Upacara HUT TNI ke-70 di Ibu Kota negara Central Afrika ini dihadiri oleh Komandan Kontingen TNI di Central Africa, Kolonel Czi IGBN Tedja Sukma Eka Putra, beberapa Perwira Millops / Milstaf HQ Minusca, seluruh Perwira Satgas dan seluruh personel Satgas Kizi TNI Konga XXXVII-B/Minusca. Usai upacara, dilaksanakan pemotongan tumpeng, foto bersama dan diakhiri acara ramah tamah.

Tribunnews

KPK, TNI, dan Presiden Peroleh Kepercayaan Publik Tertinggi

Presiaen Inspeksi pasukan pada HUT TNI ke 70 di Cilegon [viva]
Hasil survei Indo Barometer menyatakan bahwa Presiden, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) memperoleh kepercayaan paling tinggi dari masyarakat sebagai motor perubahan.

"Presiden, KPK dan TNI ketiganya saling berhubungan. Pemulihan dan pertumbuhan ekonomi membutuhkan kepastian keamanan dan hukum," kata direktur eksekutif Indo Barometer M Qodari kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu (9/10/2015).

Hasil survei Indo Barometer menyebutkan bahwa lembaga Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan Kepresidenan memperoleh kepercayaan tertinggi di mata publik dalam kurun satu tahun Pemerintahan Jokowi-JK. KPK memperoleh nilai 82 persen, disusul TNI dengan 81 persen, dan Kepresidenan RI 78,6 persen.

Dengan demikian, tambah Qodari tiga lembaga tersebut dapat menjadi motor perubahan Indonesia dalam sektor hukum, keamanan, dan ekonomi. Dari kacamata publik, lanjut Qodari, reformasi kelembagaan paling besar telah dilalui lembaga Kepresidenan dan TNI.

Kepresidenan tambahnya tidak lagi absolut seperti di masa Orde Baru, reformasi TNI telah berlalu dari Dwi-Fungsi ABRI ke tentara profesional, dan KPK sebagai motor pemberantasan korupsi di negara ini.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Lingkar Madani (LIMA), Ray Rangkuti mengaku tidak heran dengan tingkat kepercayaan tinggi yang diraih lembaga Kepresidenan, KPK, dan TNI. "Saya tidak kaget kalau publik masih sangat percaya kepada Presiden, KPK dan TNI, karena ketiga lembaga ini yang sukses di mata publik," katanya.

TNI tambahnya selama ini sangat konsisten dan sukses dengan reformasi yang dilakukan. Demikian juga KPK menjadi lembaga antirasuah yang paling sukses di mata publik. "Hasil survei ini juga mengkonfirmasi bahwa publik sangat mengharapkan KPK tetap ada.

Karena itu, rencana DPR dan pemerintah merevisi UU untuk melemahkan KPK tidak tepat," katanya. Mengenai tingkat kepercayaan kepada Presiden Jokowi yang tinggi, Ray mengatakan, ini bukti publik masih sangat berharap Presiden bisa menuntaskan semua persoalan bangsa dana negara ini. 

"Walau popularitas Jokowi kali ini turun, tapi tingkat kepercayaan publik kepada Presiden tetap tinggi. Ini modal bagi Presiden untuk terus berbuat yang baik bagi bangsa ini," katanya. Survei Indo Barometer tersebut dilaksanakan tanggal 14-22 September 2015 di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Jumlah responden tercatat 1.200 orang dengan margin of error plus minus tiga persen.

Kompas