Saturday 19 December 2015

Pindad dan Badak, Sukses Curi Perhatian Presiden di Rapim TNI


Presiden RI, Joko Widodo mengunjungi booth Pindad di sela-sela acara Rapat Pimpinan (Rapim) TNI TA 2016 yang diselenggarakan pada 16-18 Desember 2015 di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Pada acara ini, PT Pindad (Persero) menampilkan beberapa produk pertahanan dan keamanan andalannya seperti senapan serbu SS1 berbagai varian, SS2 berbagai varian, senapan penembak runduk SPR 2 dan SPR 3, senapan mesin SM1 dan SM2, senjata genggam G2 Elite dan Combat, Mortar Mo-1, Mo-2, dan Mo-3. Selain itu, dipamerkan juga beberapa produk kendaraan khusus seperti Panser Anoa Amphibi dan Panser Kanon 90mm yang sedang mengalami proses sertifikasi Dislitbang AD, Badak. 

Dalam acara yang mengangkat tema “Meningkatkan loyalitas, moralitas, dan integritas sebagai landasan dalam mewujudkan TNI yang kuat, hebat, professional, dan dicintai rakyat” ini, Presiden memberikan apresiasi dan dukungan untuk kehadiran Badak dalam jajaran alutsista TNI yang dipamerkan hari itu. "Panglima TNI dan Kasad tentu akan dukung kehadiran alutsista buatan anak-anak negeri," ujar Jokowi. Rapim TNI TA 2016 dihadiri pula oleh Menko Polhukam Luhut B. Panjaitan, Menlu Retno Marsudi, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki,  Mentan RI Andi Amran Sulaiman, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Kasad Jenderal TNI Mulyono, Kasal Laksamana TNI Ade Supandi, Kasau Marsekal TNI Agus Supriatna dan 182 Perwira Tinggi (Pati) TNI yang terdiri atas 4 pimpinan TNI, 52 pejabat Mabes TNI, 49 pejabat Mabes TNI AD, 39  pejabat TNI AL, 25 pejabat TNI AU, serta 13 orang peninjau. 


Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kasad Jenderal TNI Mulyono yang turut mendampingi kunjungan Presiden Jokowi menyambut baik dukungan Kepala Negara untuk kehadiran panser Badak di jajaran alutsista TNI Angkatan Darat. "Kami ada rencana menggantikan jajaran tank Saladin yang sudah tua dengan Badak buatan Pindad," ujar Kasad. Direktur Komersial Pindad, Widjajanto, mengamini Pernyataan Kasad dan menjelaskan sosok Badak kepada Kepala Negara dan para petinggi TNI yang hadir di booth Pindad. "Pekan lalu Badak dengan dukungan Dislitbang TNI AD telah sukses jalani uji tembak di Cipatat. Akurasi tinggi dan kondisi kendaraan tercatat stabil dalam berbagai posisi penembakan sebagaimana bisa dilihat dalam video presentasi kami," ujar Widjajanto yang mengakhiri paparannya dengan menyerahkan souvenir Badak kepada Kepala Negara disaksikan Panglima TNI dan Kasad.


Badak merupakan produk kendaraan tempur terbaru buatan PINDAD. Panser 6x6 ini memiliki turret 90mm hasil kerjasama Pindad dengan CMI Defense dari Belgia. Dalam paparannya Widjajanto menjelaskan kini staf Pindad telah menyelesaikan program Transfer of Technology dan mampu melakukan proses manufaktur turret 90mm. "Tinggal laras senjata 90mm yang kami import dari Belgia selebihnya dikerjakan oleh anak-anak negeri di pabrik kendaraan tempur Pindad di Bandung," tambahnya. Direncanakan, Pindad siap memroduksi Badak untuk tahun anggaran 2016. (Ryan)

Pindad

Pindad Mulai Produksi Panser Badak Awal 2016

Panser varian terbaru buatan PT Pindad (Persero), Badak, saat ini sedang tahap sertifikasi dari Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI Angkatan Darat. Bila lolos sertifikasi, Panser Badak akan mulai diproduksi massal pada triwulan I-2016.

"Mulai 2016 akan diproduksi massal," kata Kepala Humas Pindad, Herdantono kepada detikFinance, Selasa (15/12/2015).

Dari data Pindad, Panser Badak yang memiliki senjata berat jenis canon 90 mm ini akan diproduksi sebanyak 25 unit sampai 30 unit per tahun. Mulai dari proses pengembangan hingga produksi dilakukan di Bandung, Jawa Barat.

"Konten lokalnya tinggi kayak Panser Anoa," tambahnya.

Tahap awal, Panser Badak akan diproduksi dan dijual untuk memenuhi Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) TNI.

"Pesan dirut untuk penuhi kemandirian Alutsista. Kalau ke depannya, nanti ada peluang ekspor," jelasnya.

Untuk harga, Hardantono belum bisa menyebutkan karena Panser Badak masih dalam tahap sertifikasi.

"Harga perlu konfirmasi karena panser masih proses sertifikasi," sebutnya.

Detik

Pulau Terluar Jadi Fokus TNI

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.(dok/SINDOphoto)

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan, pulau-pulau terluar Indonesia menjadi prioritas pengawasan TNI.

Hal itu diungkapkan Gatot usai menutup Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2016 di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, tadi malam. "Yang menjadi prioritas pulau-pulau terluar. Terdepan daerah perbatasan ini harus kita tuntaskan, semua tempat harus ada listrik, tempatnya tertata, komunikasi terintegrasi, apapun yang kejadian di perbatasan bisa kita pantau dari sini. KSAL bisa lihat dari tempatnya, KSAD juga sama" tegas Gatot, Jumat 18 Desember 2015 malam.

Meski pulau terluar mendapatkan prioritas, Gatot mengaku, TNI tidak akan melakukan penambahan pasukan. "Hanya aktivitas dan rentang kendali yang dipermudah," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Gatot menuturkan, TNI juga mengamati perkembangan yang terjadi di tingkat regional dan internasional. Termasuk ancaman terorisme negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Sementara itu, Kapuspen TNI Mayjen Tatang Sulaiman menjelaskan, pelaksanaan Rapim TNI  2016 membahas berbagai hal dan pembekalan dari Menko Polhukam seperti, penanggulangan ancaman sebagai bagian dari penyelenggaraan keamanan nasional, faktor-faktor penghambat disahkannya RUU Kamnas menjadi Undang-Undang, serta hal-hal lain yang perlu mendapat perhatian peserta Rapim TNI.

"Ada juga pembekalan oleh Menteri Luar Negeri terkait kebijakan politik luar negeri yang erat dengan pertahanan negara, fungsi pengamanan wilayah perbatasan dan pelaksanaan operasi di lingkup internasional terkait diplomasi luar negeri yang mampu menunjang pelaksanaan pengamanan perbatasan baik di wilayah darat, laut maupun udara," ujarnya.

Menurut dia, peran TNI diharapkan mendukung kebijakan luar negeri. Serta pembekalan dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) mengenai belum sinkronnya program pengelolaan wilayah pertahanan dan pembangunan di daerah, kebijakan Kemendagri dalam mendukung pembangunan di daerah melalui Program TMMD.

Sindonews