Friday 23 October 2015

[Dunia] Kunjungan Kejutan Assad

Rusia Sambut Kunjungan Kejutan Assad, AS Meradang

Presiden Suriah, Bashar al-Assad (kiri) lakukan kunjungan kejutan ke Moskow yang membuat AS meradang. (Sputnik)

Pemerintah Amerika Serikat (AS) meradang dengan sikap Rusia yang menyambut kunjungan kejutan Presiden Suriah, Bashar al-Assad. 

Presiden Assad dalam kunjungan langkanya itu mengucapkan terima kasih kepada Presiden Rusia Vladimir Putin yang menolong Suriah. Gedung Putih mengecam Rusia yang mereka anggap menyiapkan “karpet merah” untuk Assad di Moskow. ”Kami melihat sambutan karpet merah untuk Assad, yang telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri,” kata juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz, seperti dikutip Reuters, Kamis (22/10/2015). 

“Itu bertentangan dengan tujuan Rusia yang menyakan akan menciptakan transisi politik di Suriah,” lanjut Schultz. Departemen Luar Negeri AS, mengaku tidak terkejut dengan kunjungan pertama Assad ke luar negeri sejak awal perang sipil di Suriah itu. ”Ini tidak mengherankan bahwa Bashar al-Assad akan melakukan perjalanan ke Moskow, mengingat hubungan Suriah dengan Rusia, dan mengingat kegiatan militer baru-baru ini oleh Rusia di Suriah atas nama Bashar al-Assad,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby.

Dalam kunjungan langkanya ke Moskow, Assad disambut Presiden Putin. Dia mengucapkan terima kasih kepada Rusia untuk dukungan militer Kremlin dalam mempertahankan kedaulatan wilayah Suriah. ”Teroris akan menduduki wilayah yang jauh lebih besar jika tidak ada bantuan militer Rusia," kata Presiden Assad. ”Satu-satunya tujuan bagi kita semua adalah rakyat Suriah yang ingin melihat masa depan negara mereka,” lanjut Assad. (mas) 

AS Cs Marah Besar Rusia Buat Langkah Mengerikan


Kunjungan kejutan Presiden Suriah Bashar Assad ke Moskow dinilai sebagai indikasi bahwa pemimpin Suriah itu jadi lebih percaya diri di panggung dunia karena dibela Rusia. Menurut para analis politik dan perang, kunjungan Assad itu telah membuat Amerika Serikat (AS) dan sekutunya di NATO marah besar. ”Kami melihat Rusia mengambil peran kepemimpinan di panggung internasional,” kata analis geopolitik Patrick Henningsen kepada Russia Today, semalam. Dia menekankan bahwa upaya Barat untuk mengalahkan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) telah “menyeret tanpa hasil yang konklusif”.

“Rusia pada dasarnya ada di pihak bawah tanah yang telah berlangsung selama empat tahun,” kata Henningsen mengacu dukungan Kremlin untuk rezim Suriah sejak awal perang sipil di Suriah. ”Negara-negara seperti AS, Turki, Yordania dan sekutu NATO seperti Inggris dan Prancis telah mampu beroperasi dalam bayang-bayang. Rusia pada dasarnya menerobos dan menyalakan lampu,” ujarnya. ”Mereka sangat marah di Washington dan masih membuang amarah, dan mengatakan Rusia telah membuat langkah yang mengerikan,” imbuh Henningsen.

Dia berpendapat bahwa AS sejatinya ingin sekali melihat Rusia sama seperti saat berada di Afghanistan yang mengalami kekalahan di masa lalu. Hanya saja, operasi militer Rusia di Suriah kali ini sangat berbeda dibanding saat mereka beraksi di Afghanistan. ”Karena Rusia telah diundang oleh pemerintah yang terpilih secara demokratis hukum di Damaskus,” kata Henningsen, mengacu pada permintaan resmi Presiden Assad. Henningsen mengatakan bahwa jika Barat benar-benar serius menangani ancaman teroris, mereka akan bekerja dengan pemerintah Assad. Sebab, kekuatan darat mereka memiliki dasar intelijensi.

”Ini adalah apa yang Rusia lakukan. Negara ini baru saja pergi dan telah bekerja dengan pemain kunci yang mereka butuhkan untuk bekerja,” imbuh dia. Henningsen menambahkan bahwa dengan 22.000 bom yang dijatuhkan koalisi AS terhadap basis ISIS dalam 13 bulan terakhir, seharusnya kelompok itu sudah lenyap. Suriah Ingin Dipecah Pakar Timur Tengah, Willy Van Damme, mengatakan bahwa AS dan sekutu Barat serta Arab-nya telah berada dalam kekacauan yang lengkap. Mereka, kata, Damme, kini saling berdebat satu sama lain.

“Beberapa dari mereka ingin membagi Suriah, sedangkan yang lain ingin menaklukkannya seperti Prancis, Turki yang ingin bagian dari Suriah utara dimasukkan dalam semacam Kekaisaran Ottoman dengan ‘Sultan’ (Recep Tayyip) Erdogan.” Daniele Ganser, seorang peneliti perdamaian dan ahli NATO, mengatakan strategi Pentagon dalam perang melawan ISIS dan sekaligus mendukung militan yang melawan Assad sama sekali tidak bekerja.

“Pentagon selalu mengatakan, 'Kami tidak ingin menjatuhkan senjata ke ISIS,' dan mereka selalu mengatakan mereka tidak mendukung musuh radikal Assad. 'Kami mendukung musuh moderat Assad’,” kata Ganser menirukan klaim AS selama ini. ”Ini selalu menjadi perbedaan yang sangat sulit untuk, membuat kami paham, kami memiliki orang-orang di Irak yang berjuang di gadis depan bertahun-tahun lalu dan mengatakan, 'Ada senjata yang dijatuhkan oleh Inggris dan AS' dan senjata itu jatuh ke tangan ISIS," imbuh Ganser. (mas)


Rusia Nilai Sikap AS Soal Kunjungan Assad Berlebihan


Rusia menilai sikap Amerika Serikat (AS) terkait kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Rusia telalu berlebihan. (Itar-tass)

Rusia menilai sikap Amerika Serikat (AS) terkait kunjungan Presiden Suriah Bashar al-Assad ke Rusia telalu berlebihan. Negeri Beruang Merah itu benar-benar mengaku kecewa dengan sikap yang ditunjukan oleh AS.

"Kami hanya bisa menyesali bahwa Washington melihat dengan kecurigaan dan permusuhan upaya kami, yang dilakukan pada tingkat tertinggi dengan tujuan untuk menyelesaikan krisis, yang sebagian besar dari kebijakan dan kekeliruan AS di Timur Tengah," Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov saat melakukan kunjungan kerja ke Argentina, seperti dilansir Itar-tass pada Kamis (22/10). 

Seperti diketahui, Gedung Putih mengecam Rusia yang mereka anggap menyiapkan “karpet merah” untuk Assad di Moskow. Menurut mereka, sikap Rusia yang menerima Assad itu bertentangan dengan tujuan Rusia yang akan menciptakan transisi politik di Suriah. ”Kami melihat sambutan karpet merah untuk Assad, yang telah menggunakan senjata kimia terhadap rakyatnya sendiri. Itu bertentangan dengan tujuan Rusia yang akan menciptakan transisi politik di Suriah," ujar juru bicara Gedung Putih, Eric Schultz.

Terkait pernyataan Schultz tersebut, Ryabkov juga tidak luput untuk memberikan komentar. Menurutnya, dalam pembicaraan antara Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin, isu mengenai penyelesaikan konflik melalui jalur politik di Suriah menjadi pembahasan utama. "Selama pembicaraan di Kremlin, penyelesaian konflik di Suriah melalui jalur politik menjadi fokus perhatian. Percakapan terbuka antara ​​Presiden Rusia dengan Presiden Suriah yang sah telah menjadi prioritas utama untuk mencari cara untuk solusi politik," ucapnya. (esn) 
 sindonews

Mengenal Teknologi Pesawat F-16 Super Canggih

Pesawat tempur F16 Viper. [Manilalivewire]

Perkembangan teknologi pesawat tempur saat ini sudah semakin canggih. Salah satunya produsen perusahaan industri pertahanan Amerika Serikat yang memproduksi pesawat F-16 Fighting Falcon.

Dari generasi ke generasi kecanggihan fitur maupun teknologi terus ditingkatkan. Namun intinya pesawat ini mempunyai ketepatan perbandingan antara berat pesawat dan tenaga yang dihasilkannya. 

Diantaranya adalah kemampuan menanjak dan radius putarnya serta ditambah sistem kontrol kemudi fly-by wire. Bentuk canopy yang menggelembung memungkinkan sang pilot mendapatkan ruang pandang luas dan baik. Sebagai informasi generasi pertama (blok 15) pesawat ini mempunyai panjang mencapai 15 meter dan lebar sayap 9 meter ini mampu membawa rudal AIM-9 Sidewinder. Sedangkan untuk F-16 generasi terakhir (blok 50) hampir semua rudal anti pesawat dapat dibawa termasuk AIM-120 AMRAAM.

Keunggulan F-16 dibanding pesawat tempur yang lainnya diantaranya pertama adalah bentuknya yang tak terlalu besar. Bentuknya yang mungil membuatnya sulit terlacak radar dan pesawat musuh kesulitan untuk menembaknya. Pada air intake dan sirip tegaknya yang besar serta banyaknya pengait persenjataan (pylon) pada sayap membuatnya tidak stealth. Tapi kekurangan ini sedikit teratasi dengan bentuk punggung dan sayap utama yang melengkung menyatu.

Bentuk hidung F-16 mengecil ini memperkecil ruang radar namun General Dinamic berhasil mensiasati dengan menempatkan radar ukuran kecil berkekuatan dasyat, yakni APG-66 buatan Westinghouse. Radar yang memanfaatkan prosesor sinyal digital ini mampu menyapu sasaran dibawah radius 35 mil laut dan sasaran di depan hingga sejauh 84,1 kilometer. Sedangkan keunggulan lainnya yang merupakan ciri khasnya adalah kaca kokpit yang menggelembung hingga belakang kursi pilot.

Desain seperti ini agar pilot leluasa melihat sasaran, termasuk ke arah belakang dan ke bawah. Beberapa negara yang menggunakan F-16 generasi C/D yang telah memperkenalkan kemajuan dalam hal avionik, radar kokpit dan mesin pesawat adalah Amerika Serikat, Bahrain, Indonesia, Korea Selatan, Turki, Israel, Mesir dan Yunani. Bahkan belum lama ini telah muncul generasi F-16 Viper yang mempunyai kemampuan dedicated untuk misi intai maritim. Keunggulan dari jet tempur generasi keempat ini, seperti hadirnya radar AESA (active electronically scanned array) dan digital flight control & auto GCAS (Ground Collision Avoidance System).

Radar dapat mempertahankan lebih dari 20 target musuh. Radar ini setipe dengan radar yang digunakan di pesawar siluman F-35 hanya saja beda versi. Jenis radar Viper sedikit lebih canggih dan memiliki kemampuan untuk membidik 3 sasaran baik di darat, udara, dan laut. Untuk menunjang misi tempur, F-16 V yang dilengkapi conformal fuel tanks ini juga punya payload senjata lebih besar dibanding seri sebelumnya, bahkan weapon carriage lebih banyak. (Berbagai sumber/dol) 

Pembelian Pesawat Tempur Sukhoi Diminta Bebas Broker

Super Flanker, Radar cross-section (RCS) yang diklaim lebih kecil oleh Sukhoi dalam generasi Su-35. (KnAAPO)

Rencana pemerintah membeli pesawat Sukhoi jenis terbaru SU-35 pada tahun 2016 ini mendapat respons beragam dari publik. Direktur Center for Budget Analysis (CBA) Uchok Sky Khadafi mengungkapkan, rencananya Kementerian Pertahanan (Kemenhan) akan membeli sebanyak 12 pesawat Sukhoi dengan alokasi anggaran sebesar USD 840 juta. Pihaknya akan meminta Komisi I DPR yang membahas anggaran Sukhoi untuk menolak memberikan stempel persetujuan anggaran pembelian Sukhoi sebesar USD 840 juta.

"Di mana setiap tahun APBN, mulai dari tahun 2016 - 2019 mengalokasi anggaran untuk pembelian sukhoi sebesar USD 200 juta pertahun untuk pengadaan tiga pesawat Sukhoi," ujar Uchok melalui siaran pers yang diterima Sindonews, Kamis (22/10/2015). Dia juga mengingatkan, DPR harus mendorong Kemenhan agar tidak melalui pihak ketiga atau broker dalam pengadaan Suhkoi tersebut. 

"Kalau terus-menerus pengadaan Sukhoi dilakukan oleh PT. Trimegah Rekatama, maka alokasi untuk pembelian Sukhoi setiap tahun sebesar USD 200 juta, maka akan ada potensi kehilangan uang negara sebesar 15-20 persen sebagai imbalan dalam dugaan bentuk fee," tukasnya. Menurutnya, upaya ini bisa dicegah dengan pengadaan Sukhoi dalam skema perjanjian antar negara/pemerintah atau government to Government.

Alasannya, proyek pengadaan Sukhoi nilainya sangat besar, sehingga perlu dihemat dengan menghilangkan peran broker. "Malahan yang ada, adalah dugaan mark up anggaran. Di mana, harga satu Sukhoi dalam alokasi anggaran sebesar USD 70 juta. Maka bisa-bisa Kemenhan membeli dari broker sampai sebesar USD 98 juta," terangnya. 

Beli Sukhoi Lewat Broker, Pengianat Sapta Marga

Super Flanker. (KnAAPO)

Center for Budget Analysis (CBA) sangat menyayangkan bila Kementrian Pertahanan dalam pembelian Sukhoi sebanyak 12 pesawat dilakukan lewat broker. Menurut Direktur CBA Ucok Sky Khadafi, kalau terus menerus pengadaan sukhoi dilakukan oleh PT. Trimegah Rekatama sebagai broker, maka alokasi untuk pembelian sukhoi setiap tahun sebesar USD. 200 juta, ber potensi kehilangan uang negara sebesar 15 – 20 persen sebagai imbalan dalam dugaan bentuk fee. “Jadi, tidak usah lagi melalui perusahaan broker seperti Trimarga Rekatama.

Kalau masih ada prajurit TNI yang mendukung pembelian sukhoi melalui broker, artinya pengianat saptamarga,” ujar Ucok kepada liputanterkini.com di Jakarta, Kamis (22/10) Seperti diketahui, pada tahun 2016 ini, menteri Pertahanan akan tetap membeli Sukhoi Su-35. Meski kondisi keuangan pemerintah belum stabil akibat melemahnya rupiah atas Dolar Amerika Serikat. Menurut Ucok, bila melihat daftar usulan kegiatan pengadaan alusista kemhan/TNI melalui pinjaman dalam negeri untuk tahun 2015 – 2019, pembelian pesawat Sukhoi sebanyak 12 pesawat dengan alokasi anggaran sebesar USD 840 juta.

Maka setiap tahun APBN, dari tahun 2016 – 2019 mengalokasi anggaran untuk pembelian sukhoi sebesar USD. 200 juta pertahun untuk pengadaan 3 pesawat sukhoi. “Dari gambaran diatas, Kami dari CBA (Center for Budget Analysis) meminta kepada komisi satu, DPR, yang saat ini sedang membahas anggaran sukhoi, jangan hanya memberikan stempel menyetujui anggaran untuk pembelian sukhoi sebesar USD. 840 juta,” pintanya. Tetapi yang terpenting, kata Ucok, adalah DPR harus mendorong kementerian pertahanan untuk pengadaan sukhoi ini jangan melalui pihak ketiga atau melalui broker seperti yang pernah dilakukan oleh PT. Trimarga Rekatama.

“Untuk itu DPR harus mendorong kementerian pertahanan dalam pengadaan sukhoi ini dalam skema perjanjian antara negara atau G to G,” tandasnya. Pasalnya, kata Ucok, proyek pengadaan sukhoi nilainya besar sekali, dan kalau tetap melalui broker, maka tidak ada penghematan dalam pembelian sukhoi. Malahan yang ada, adalah dugaan mark up anggaran. “Dimana, harga satu sukhoi dalam alokasi anggaran sebesar USD.70 juta, maka bisa bisa kemhan membeli dari broker sampai sebesar USD. 98 juta,” ungkapnya. Untuk itu, Ucok meminta panglima TNI, dan TNI AU, dalam mendukung pembelian sukhoi harus melalui perjanjian antara negara, bukan melalui broker.

"Karena perwakilan sukhoi ada juga di Indonesia, yakni JSC Rosoboronexport Rusia,” jelasnya. Seperti di ketahui, Rencana pengadaan satu skuadron Sukhoi Su-35 merupakan program yang dicanangkan TNI pada masa kepemimpinan Jenderal Moeldoko. Pesawat-pesawat asal Rusia itu ditargetkan akan menggantikan satu skuadron F5 Tiger yang usianya semakin uzur. Maret lalu Pusat Penerangan Mabes TNI menyatakan, proyek pengadaan ini telah melalui pembahasan Dewan Penentu dan Pengadaan di level angkatan dan Dewan Kebijakan Penentuan Alut dan Alutsista di tingkat Mabes.

Mayor Jenderal Fuad Basya yang kala itu menjabat sebagai Kepala Puspen Mabes TNI menuturkan, pembelian satu skuadron Sukhoi Su-35 memang akan dilakukan secara bertahap hingga target minimum essenstial force tahun 2024 tercapai. Sementara itu, Direktur Jenderal Perencanaan Pertahanan Kemhan, Marsekal Muda Muhammad Syaugi, menuturkan pemerintah belum menentukan nominal anggaran belanja alutsista TNI untuk tahun 2016. “Belum diputuskan oleh pemerintah, anggarannya berapa. Kami sudah ingin membeli secepatnya tapi penetapan dari Bappenas belum keluar,” ucapnya.

Terkait jumlah, Kemhan lebih memilih untuk membeli Sukhoi secara bertahap dari pada langsung membelinya dalam jumlah banyak tapi tanpa dilengkapi sistem operasi dan sistem persenjataan yang lengkap. “Mending beli sedikit tapi lengkap dari pada banyak tapi kosongan. Sukhoi yang akan dibeli itu semuanya pesawat baru,” tuturnya. Syaugi juga mengklaim pembelian Sukhoi Su-35 itu tidak akan menyalahi Peraturan Pemerintah Nomor 76 Tahun 2014 Tentang Mekanisme Imbal Dagang Dalam Pengadaan Alat Peralatan Pertahanan Dan Keamanan Dari Luar Negeri yang mensyaratkan adanya imbal dagang, kandungan lokal dan ofset pada transaksi jual beli alutsista antara pemerintah dan negara atau pabrikan asing.

“Jelas ini ada ofset dan imbal dagang. Ini tidak seperti membeli sepeda motor,” tuturnya. Ofset merupakan keharusan pemasok alutsista asing untuk mengembalikan sebagian nilai kontrak kepada pemerintah Indonesia. Sementara itu, imbal dagang merupakan aturan yang mewajibkan adanya timbal balik antara pemerintah dan pemasok alutsista asing. Pasal 5 PP 76/2014 mengatur, persentase imbal dagang, kandungan lokal dan ofset secara keseluruhan minimal harus mencapai 85 persen dari nilai kontrak. Adapun, besaran kandungan lokal dan ofset masing-masing paling rendah 35 persen dari nilai kontrak, dengan peningkatan 10 persen setiap lima tahun. (Lt)

[Dunia] Puluhan Perwira AS Mendadak Sambangi Kapal Induk China Liaoning

Puluhan perwira AS dilaporkan mendadak kunjungi kapal induk China, Liaoning. (Reuters)

Puluhan perwira Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) mendadak mengunjungi kapal induk China, Liaoning. Kunjungan itu terjadi ketika AS dan China sedang terlibat ketegangan terkait polemik klaim teritorial Laut China Selatan oleh Beijing.

Ketegangan kedua negara itu sempat memuncak ketika Washingtonn menyatakan ingin mengirim kapal perangnya ke dekat pulau buatan China di wlayah sengketa itu. Selain itu, kapal amfibi AS bersama pasukan Filipina juga melakukan latihan perang gabungan di dekat Laut China Selatan. Laporan mendadak 27 perwira AS ke kapal induk China, Liaoning itu dilaporkan media China, Global Times, dalam editorialnya pada hari Rabu kemarin.

Media yang berafiliasi dengan para pemimpin China dari Partai Komunis itu menulis bahwa China menyambut kedatangan 27 perwira AS. “Tur adalah langkah yang baik yang menampilkan ketulusan China dengan AS di bidang militer,” tulis media China itu.

”Tetapi Beijing harus meningkatkan transparansi dalam hal kecepatan diri sendiri,” lanjut editorial media itu, seperti dikutip Sputnik, Kamis (22/10/2015). Media Beijing lainnya, China Military Online, melaporkan para perwira AS yang berkunjung ke kapal induk Liaoning itu membahas berbagai isu termasuk latihan personel untuk strategi pembangunan kapal induk.

Mereka juga melakukan perjamuan di kapal. Kunjungan puluhan perwira AS itu sejatinya bukan hal aneh. Sebab, para perwira Angkatan Laut China juga pernah mengunjungi AS pada bulan Februari lalu. Kunjungan 27 perwira AS itu diduga sebagai kunjungan balasan. (mas) 

TNI AD Akan Bangun Batalyon Kavaleri Tank di Kalimantan Barat

Yonkav 12, Mempawah akan diisi dengan 53 tank ringan dan medium (MD)

Untuk meningkatkan pengamanan wilayah perbatasan di Kalimantan Barat, TNI Angkatan Darat akan membangun Markas Komando Batalyon Kavaleri (Mako Yonkav) 12 di Desa Peniti, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat.

Komandan Pussen Kav Kodiklat TNI AD Brigjen TNI Anang Dwitono, menuturkan nantinya batalyon ini akan di perkuat dengan 431 prajurit TNI AD yang terdiri Prada hingga Komandan Batalyon berpangkat Letnan Kolonel.

"Untuk materiilnya akan ada 53 Unit kendaraan Tempur, yang diantaranya jenis medium tank," kata Anang, Jumat (23/10/2015). Saat ini, batalyon khusus kendaraan tempur kavaleri tersebut masih dalam proses tahap persiapan dan perencanaan. Kebutuhan air yang akan menjadi sumber kehidupan para prajurit nantinya juga masih menjadi pertimbangan dalam proses pembangunan.

"Anggaran untuk membangun ini sekitar 200 miliar yang bersumber dari APBN, yakni hingga tahun 2019, namun nantinya 2017 kendaraan tempur tersebut secara bertahap dan berbagai jenis sudah berada di sini," kata Anang. Status tanah yang akan menjadi lokasi pembangunan batalyon kavaleri tank tersebut merupakan hibah dari pemerintah.

"Masyarakat tidak ada yang komplain, justru keberadaan kita di sini berpengaruh ke masyarakat, terutama masalah perekonomian, selain daerah berkembang dan harga tanah naik, dan juga masalah keamanan, keberadaan kami diharapkan dan didukung oleh masyarakat sini. Kami sama-sama saling mendukunglah sesuai dengan slogan TNI 'Bersama Rakyat TNI Kuat'," tuturnya.

Indonesia Beli Pesawat Amfibi Buatan Jepang

Perundingan pembelian pesawat amfibi baru dimulai antara pihak Indonesia yang diwakili KBRI di Tokyo dengan pihak Jepang, Jumat (23/10/2015)

Infografis US2 Shin Maywa [defence.pk]

Indonesia akan membeli pesawat amphibi dari Jepang dalam waktu dekat. Perundingan baru dimulai antara pihak Indonesia yang diwakili KBRI di Tokyo dengan pihak Jepang.

"Presiden kita sudah menandatangani kesepakatan jual beli ini dengan pihak Jepang lewat MOU Pertahanan Indonesia-Jepang dan kini kita sedang bicarakan soal teknisnya," papar Ben Perkasa Wakil Duta Besar Indonesia di KBRI Tokyo khusus kepada Tribunnews.com pagi ini Jumat (23/10/2015).

Amphibi US-2 yang akan dibeli Indonesia itu masih dalam proses pembicaraan khususnya dengan pembuatnya, Shin Maywa perusahaan Jepang. "Itu multi function bisa untuk SAR, pemadam kebakaran, patroli pengawasan di pulau terpencil, penanganan cepat kecelakaan di laut, dropping logistik sampai terjunkan pasukan TNI di berbagai lokasi," papar Tawakal Syaifulhaq, mantan atase pertahanan KBRI Tokyo yang hari ini serah terima dengan pejabat yang baru Ian Fuady.

Mesin amphibi tersebut butuh take off dan landing hanya butuh jarak 350 meter di laut, "Bisa berjalan pada ketinggian ombak 3 meter. Sangat baik sekali khususnya bagi Indonesia yang memiliki banyak pulau bagi pertahanan dalam negeri Indonesia," tambahnya. Penawaran dari Shin Maywa telah dilakukan dan presentasi sudah dilakukan dengan harga sekitar 100 juta dolar AS per unit.



TNI AL Siapkan Kapal Perang Untuk Evakuasi Korban Asap

KRI dr. Soeharso-990. [DOK.Dispenal]

TNI Angkatan Laut telah menyiapkan kapal jenis Landing Platform Dock (LPD) yakni Kapal Rumah Sakit KRI dr. Soeharso-990 dan KRI Banda Aceh-593. Kedua KRI ini akan dijadikan tempat evakuasi bagi korban asap terutama anak-anak dan balita di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang selama ini masih terjadi bencana korban asap.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI M. Zainudin, S.H., M.M., Jumat (23/10), di Markasa Besar TNI AL, Cilangkap, Jakarta Timur seperti dilansir dalam siaran pers diterima JPNN.com.

“Kami akan menyediakan kapal ini sebagai tempat tinggal sementara, khususnya anak-anak dan balita. Setidaknya sampai kondisi udara membaik,” katanya. Evakuasi dengan kapal perang itu dilakukan apabila indeks standar pencemaran udara (ISPU) di daerah terdampak kabut asap sudah mengkhawatirkan sehingga upaya lain tak dapat ditempuh.

Ia menjelaskan keputusan pengerahan kapal perang jenis LPD ini merupakan kebijakan Pemerintah yang telah disampaikan oleh Menko Bidang Politik Hukum dan Keamanan Letnan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan dalam rangka penanganan bencana kabut asap. “Pemerintah akan fokus terhadap evakuasi warga, terutama para anak dan balita.

Kemungkinan, untuk sementara waktu, para anak dan balita akan ditempatkan di kapal perang selama beberapa hari agar terhindar dari kabut asap yang semakin pekat,” kata Kadispenal. Sebagai tempat evakuasi, KRI Banda Aceh-593 dari jajaran Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Jakarta akan ditempatkan di Palembang dan KRI dr. Suharso-990 dari jajaran Satuan Kapal Bantu Komando Armada RI Kawasan Timur (Satban Koarmatim) akan ditempatkan di Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

“Fokus utama penanganan kemanusian adalah evakuasi terhadap anak-anak kecil dan balita yang berada di daerah-daerah terdampak kabut asap. Teknis evakuasi akan dikoordinasikan dengan pihak Kementerian Sosial dan Kementerian Kesehatan,” tandas Laksma TNI M. Zainudin. Selain kapal perang, TNI AL juga telah mengerahkan pasukan Korps Marinir untuk melakukan pemadaman titik-titik api di hutan yang terbakar.

“Sampai saat ini pasukan Marinir masih berada di lokasi kebakaran hutan di wilayah Sumatera dan Kalimantan, bahu-membahu bersama TNI AD, TNI AU, Basarnas, BNPB, serta masyarakat lainnya,” katanya.